NusanTaRa.Com
Melangkah jauh dimuka bumi agar mengenal Allah,
Shamsi Ali mengabdikan diri dalam Islam dengan Dakwah.
Negeri Amerika dengan tingkat gaya hidup liberal yang tinggi bukanlah satu rana yang mudah bagi kehidupan ummat Islam terlebih saat ini semakin meningkatnya Islam Pobia seiring dengan banyaknya kegiatan terorisme atau kekerasan yang melibatkan orang Islam. Ustad Shamsi Ali imam mesjid besar New York atau Islamic Cultur Center (ICC) asal Bulukumba Indonesia hingga 2011, justru mengembangkan siar Islam dalam kondisi liberal dan plural demikian dan berhasil melakukan pembelaan tentang konsep Islam yang dapat diterima dengan baik semua kalangan di NY bahkan menjalin kerjasama dengan pemuka agama lain.
Imam Shamsi Ali menjadikan Islamic Cultur Center (ICC) mesjid terbesar di New York AS sebagai tempat berdakwah dengan menyiarkan paham Demokrasi dan menentang Ekstremisme serta aktip mempromosikan keragaman pada anggota dewan hingga ke FBI (Federal Bureau of Investigation). Bahkan diantara ummat islam Indonesia yang tinggal di Negeri Paman Sam ia diangkat sebagai anggota dewan penasehat organisasi seperti Indonesia Muslim Society in Amerika dan Indonesia Muslim Intellectual Society in America.
Untuk lebih memberikan sentuhan terhadap aktipitas dakwahnya di Negeri Paman Sam yang mayoritas masyarakatnya bergaya hidup liberal serta majemuk tersebut Imam Shamsi Ali tahun 2013 mendirikan Nusantara Foundation. Yayasan ini bergerak dibidang Dakwah Islam agar bisa memberikan warna sebenarnya dan keragaman yang ada ditengah kemajuan zaman yang berdampak pada terjadinya perubahan budaya dan peradapan termasuk dalam Islam. Salah satu Focus Nusantara Foundation Pengkajian Budaya Amerika dan Luar Negeri, mencari bantuan untuk mengintegrasikan komunitas muslim Amerika melalui hubungan kemitraan dan persahabatan Antar-Agama serta pengenalan Islam sebenarnya dikalangan Muallaf dan penganut lain di Amerika melalui diskusi-diskusi.
Ridwan Kamil, Chairul Tanjung, Shamsi Ali dan MUI Bandung |
Ketokohan beliau sebagai sosok muslim bisa dibilang menjadi harapan komunitas liberal Amerika Serikat ini terlihat ketika beliau menjadi perwakilan komunitas Islam dalam gelaran antar agama memperingati peristiwa penyerangan Gedung World Trade Center yang dipimpin Presiden George W Bush. " Islam adalah soal kedamaian, Islam adalah soal kemoderatan , Islam soal pertemanan, Islam menentang segala macam kebencian ", Ujar sidin Shamsi dalam salah satu ceramahnya di ICC 2009.
Tidak semua kisah dakwah beliau di New York tersebut berjalan mulus sebagaimana yang dilakukan Demostrans kelompok " Revolution Muslim ketika ia berdakwah, mereka menyatakan bahwa " Pertumpahan darah yang menewaskan tentara Amerika di Timur Tengah bisa diterima dan Serangan 11 September sebagai hal yang bisa diterima ".
Shamsi Ali ketika dalam perjalanan pulang kampung ke Bulukumba Sulawesi Selatan sempat memberikan dua buku karyanya kepada Nur Thamzil Thahir Wakil pimpinan Tribun Timur Makassar berjudul " Anak - anak Ibrahim dan Imam Shamsi Ali Menebar Damai di Bumi Barat ". " Ini buku, Anak-anak Ibrahim bahwa agama itu harus menjadi sumber
perdamaian, bukan sumber konflik. Islam jangan jadi sumber konflik, di
mana Islam seolah-olah sumber konflik, ada Moro, ada ISIS, dan
sebagainya," ujar sidin.
Imam Shamsi dengan panggilannya Utteng adalah termasuk dalam tujuh pemimpin agama yang paling
berpengaruh di New York, Iapun berujar bahwa menebar kedamaian di negeri Paman Sam bukan hal mudah butuh proses adu argumentasi yang apik, hakiki dan politis serta didukung tingkah laku muslim yang menjadi tauladan. Di negeri adidaya itu sosok tokoh penggagas dialog antaragama ini, membantu warga
mempelajari Islam, mengubah bahasa khutbah dari Arab ke bahasa Inggris,
keliling ceramah perdamaian, melaksanakan diskusi terbuka dengan kaum muallaf dan penganut paham lain di ICC dan sebagainya.
Bahkan, Imam Shamsi bersama para imam serta pemuka Yahudi, Rabi, di
New York aktif menggelar dialog terbuka mengenai isu-isu yang memisahkan
dan menyatukan Muslim-Yahudi pagi hingga sore. " Kita kan punya konsep bahwa segala kekacauan itu dirancang Yahudi " inikan merupakan satu dasar yang sulit dalam suatu dialoh, serta paham agama masing-masing yang berlainan seperti Yahudi mengaku ummat terpilih dan Islam mengaku ummat terbaik, setelah pertemuan 25 imam muslim dan 25 Rabi Yahudi se-Amerika akhirnya sepakat melahirkan buku soal kesalah pahaman itu (Anak Anak Ibrahim).
byBambangBiung.Melangkah jauh dimuka bumi agar mengenal Allah,
Shamsi Ali mengabdikan diri dalam Islam dengan Dakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar