Kamis, 01 Oktober 2015

UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI SUNGAI SEBUKU DAN SEMBAKUNG




 NusanTaRa.Com


    Sudah menjadi budaya bagi mereka yang bepergian atau traveler entah untuk santai atau tugas keluar daerah, maka jika pulang maka akan terasa tidak lengkap jika tak membawa buah tangan (oleh-oleh) untuk orang dirumah sebagai tanda bukti kita dari suatu daerah atau lebih mengakrabkan suasana rumah tangga.   Demikian juga dengan perjalanan saya kepedalaman Kalimantan Utara Sebuku, Sembakung dan Lumbis (kami sebut tiga Banua) biasanya jika dari sini  saya membawa oleh-oleh  Madu, Durian, Langsat dan Buah Lapiu.


    Pada perjalanan 24-29 Agustus 2015 musim semua itu baru saja berlalu sehingga tak mungkin mendapatkannya, sesampai di Pembeliangan Sebuku tempat dermaga Aki Betawol menuju kekotaku sahabat seperjalananku menawarkan kami untuk membli Udang Galah sebagai buah tangan dan kami setujui.   Ternyata sesampai di tempat penjual kami hanya dapat  tiga Kilugram yang kami bagi tiga masing-masing 1 kilugram.  Udang berwarna cantik dengan capit kiri-kanan berwarna biru dan kepala berhias warna biru, pink dan abu-abu 26 ekor tapi harganya lumayan Rp 90 ribu.


    Penjual yang berada ditepian sungai mengatakan, bahwa yang menjual disini tak banyak ada 4 orang saja itupun jumlahnya terbatas karena para pembeli sudah banyak langsung memesan terlebih dahulu kepada nelayan.   Ia pun mengatakan bahwa udang galah ini dari tahun ketahun terasa kurang produksinya,  karena harganya yang mahal membuat nelayan memburunya sekuat mungkin disetiap sudut bahkan kedaerah sekitar muara tempatnya memijah untuk memperoleh hasil uang yang banyak.   

     Udang Galah Macrobrachium  rosenbergii termasuk pamily Palaemonidae yang hidup di daerah air tawar mulai dari Hulu sungai, Danau hingga sekitar muara sungai termasuk Eurihalim dapat hidup pada rentang perbedaan salinitas yang tinggi 5 – 20 %.  Hidup di air tawar yang jernih, dangkal dan jernih dan dapat beruaya hingga kemuara sungai untuk melakukan pemijahan (Katadron), Larva udang galah hidup diperairan payau hingga juvenil kemudian kembali beruaya ke air tawar hulu sungai atau danau hingga dewasa.    Morfologi Udang galah terdiri dari tiga bagian  Kepala (Cephalothorax), tubuh (Abdomen) dan ekor (Uropod).     Cephalothorax berbentuk kerucut merupakan gabungan kepala dan dada yang terbungkus Karapax berwarna biru dan Pink, bagian kepala lebih besar dan panjang dari tubuh terutama Jantan Dewasa (ukuran kepala 4-8 Cm : Badan 3-6 Cm).

Pada bagian kepala terdapat sepasang mata yang menyembul keluar berwarna hitam, Sungut serupa rambut panjang 10 Cm dua pasang berfungsi sebagai alat indera dan peraba, capit satu pasang setiap capit terdiri empat ruas sepanjang 20 Cm berwarna biru, mulut dengan gigi halus,  Rostrum semacam tanduk ditengah atas kepala dengan 11-12 gerigi atas bawah serta kaki jalan 3-5 pasang berwarna putih terdiri dari 3 ruas.  Kelamin jantan terdapat pada pangkal kaki jalan ke lima.   

      Badan bulat panjang lebih kecil dari kepala dan semakin mengecil kearah uropod dan jantan lebih ramping, terbungkus kulit keras yang bening berwarna biru, pink dan abu-abu terdiri dari lima ruas dibagian bawah tedapat kaki renang 5 pasang pendek dan lebar dan anus.  Uropod terdiri atas dua pasang sirip agak keras dan tulang dirip ditengah tajam dan keras.

      Penyebaran Udang Galah di Indo-Pasifik mulai dari timur Benua Afrika hingga Semenanjung Malaya dan Indonesia.  Udang Galah termasuk hewan omnivora yang memaakan segala seperti hewan cacing air, larva insecta (serangga air), mollusca (kerang-kerangaan) dan Crustaceae (Udang-dangan) renik, sedang bahan nabati yang dimakan alga benang, jaringan-jaringan tanaman dan detritus               





   Tingginya tingkat penagkapan yang dilakukan nelayan karena hrga yang menggiurkan membuat potensi beberapa aliran sungai penghasil Udah Galah semakin berkurang, ditambah dengan laju pertumbuhan kawasan penduduk dibantaran sungai yang meningkat dan pencemaran perairan membuat produksi semakin menurun.   Meski secara tehnologi Udang Galah telah dapat dibudidayakan dengan mudah dengan tebaran sekitar 70.000 ekor benih/ha dengan masa panen 4-6 bulan dikolam air payau dan tawar (+15 %).  Sayangnya di daerah ini belum ada nelayan kolam membudidayakan sehingga eksploitasi dari sungai tetap menjadi suber utama nelayan, yang tentnya akan mengancam populasi di dua sungai besar di Kalimantan Utara sungai Sebuku dan Sungai Sombakung.
byBakriSupian.



Ada Udang berenang di air sungai bening,
Udang punah maka warga nelayan jadi bingung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PELAJAR PAPUA DI KOMPETISI INTERNASIONAL SAINS BALI MERAIH MEDALI EMAS

NusaNTaRa.Com          byDannYAsmorO,      M   i   n   g   g   u,    2   4     N  o  v  e  m  b  e  r     2   0   2   4       Tim Papua yang...