NusanTaRa.Com
Alutista Produk PT Pindad yang mengejutkan dunia
internasional kwalitas yang membanggakan diantaranya PANSER ANOA. Kehebatannya tersebut membuat kendaraan
taktis (rantis) ini telah diproduksi atas berbagai pesanan dan tersebar
diseantero Nusantara dan diberbagai belahan dunia sebanyak ratusan unit. Kepuasaan pelanggan dengan kemampuan dan
keunggulannya membuat rantis yang terdiri 5 varian yakni Armored Personnel
Carrier, Ambulance, Logistic, Recovery dan Remote Control Weapon System selalu
dipenuhi oleh permintaan pelanggan untuk kepentingan keamanan negaranya dengan
kisaran harga Rp 25 – 30 milliar.
Panser khusus pengangkut personal Pasukan atau Armoured
Personnel Carrier atau lebih dikenal dengan Anoa 6 x 6 APC, dilengkapi
sejumlah peralatan seperti alat deret Winch dengan daya deret 6 ton, Pioneer
Set atau tombol pengendali, alat pemadam kebakaran, alat penyejuk Udara, toolkit
pengemudi, lampu dan peta, jaring kamuflase, hydraulic rear rampdoor system
atau sistem pintu hidrolik, smoke grenade dischargers atau alat peluncur granat
berkaliber 66 mm yang jumlahnya 3 di kanan dan 3 di kiri kendaraan.
Panser ini juga bisa dilengkapi beberapa fitur opsional
seperti sistem komunikasi dan pergerakan AM, FM Radio dan Intercom Set, GPS,
NVG, Add -on. Kemudian ada keramik lapis baja Armament; sistem remote control
RCWS-Cal 7,62/12,7 mm (remote control weapon system), dan senjata di
bagian belakang senapan mesin ringan 7,62 mm. Anot 6 x 6 APC ini berjalan naik
hingga 45 derajat dan turun 10 derajat, serta memutar 360 derajat.
Spesipik Panser Anoa lain yang sangat canggih dan tak kalah
hebatnya dalam operasional tempur adalah Recovery dan Remote Control Weapon
System (RCWS) memiliki Spesifikasinya serupa dengan Anoa APC, hanya
fungsinya berbeda. RCWS memiliki keunggulan dengan sistem remote control,
sehingga tentara tidak perlu naik ke atap untuk menembakkan senjata.
Panser Anoa type Ambulance memiliki fungsi khusus mengangkut pasukan yang mengelami kecelakaan atau korban dalam tugas, dengan kapasitas angkut yang lebih banyak dan dilengkapi anti-peluru serta memiliki mobilitas pergerakan dalam situasi tempur yang lebih unggul. Sedangkan Panser Anoa Logistic untuk mengangkut berbagai macam barang seperti peluru, makanan dan tenda. Panser Anoa Recovery untuk memperbaiki persenjataan yang rusak, termasuk sebagai mobil derek. Semua kendaraan produksi PT. Pindad tersebut saat ini masih dalam tahap sertipikasi, kata Silmy Karim Direktur Utama PT. Pindad.
Panser Anoa type Ambulance memiliki fungsi khusus mengangkut pasukan yang mengelami kecelakaan atau korban dalam tugas, dengan kapasitas angkut yang lebih banyak dan dilengkapi anti-peluru serta memiliki mobilitas pergerakan dalam situasi tempur yang lebih unggul. Sedangkan Panser Anoa Logistic untuk mengangkut berbagai macam barang seperti peluru, makanan dan tenda. Panser Anoa Recovery untuk memperbaiki persenjataan yang rusak, termasuk sebagai mobil derek. Semua kendaraan produksi PT. Pindad tersebut saat ini masih dalam tahap sertipikasi, kata Silmy Karim Direktur Utama PT. Pindad.
Lahirnya produk Panser Anoa tidak terlepas dari satu
operasi militer TNI yang dilakukan di daerah Aceh pada tahun 2003, dan untuk
keperluan operasi tersebut TNI Angkatn Darat (AD) meminta dibuatkan kendaraan
lapis baja untuk transportasi pasukannya yang sesuai di medan. Pindad pun
merespons dan mengembangkan kendaraan angkut personal ringan atau APRV-1V yang
berbasis chasis truk komersial pada tahun 2004. Sayangnya proyek 40 unit yang
dipesan TNI AD ini terpaksa dibatalkan karena bencana tsunami pada akhir
Desember 2004.
Dibantu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, PT
Pindad terus menyempurnakan keberadaan APR-1V varian 4X4. Akhirnya mereka
berhasil mengembangkan panser sesuai tantangan Jenderal (Purn) Endriartono
Sutarto Panglima TNI saat itu, bernama APS1-V1 atau yang dijuluki “Si
Jablay” dikalangan PT Pindad.
Pengembangan berbagai varian Panser
Anoa pun terus dilakukan, hingga di penghujung tahun 2007 terjadi momen
kebangkitan PT Pindad manakala Jusuf Kalla menjabat sebagai Wakil
Presiden. Pemerintah Indonesia memesan 150 panser ke PT Pindad dengan
nilai kontrak Rp 1,1 triliun ratusan panser itu kemudian masuk dalam
jajaran alutista operasional militer TNI AD, momen ini semangat dan
moment bersejarah karena menjadi order terbesar bagi PT. Pindad tanggal
29 April 1983, sebagaimana disampaikan Direktur Teknologi dan
Pengembangan Ade Bagdja seperti tertulis di buku "Pijakan untuk
Kemandirian Alutsista" 30 Tahun PT Pindad.
PT. Pindad dalam pengembangan persenjataan Panser Anoa, telah menyiapkan pengembangan varian baru perlengkapan militer tersebut, sebagaimana dikatakan Tri Haardjono Direktur Operasi Produk Hankam PT Pindad. Seperti panser Anoa menggunakan senjata kanon 20 mm, versi amphibious hingga menggunakan meriam canon 90 mm. Dalam pengembangan kaali ini, PT Pindad bekerja sama dengan industri mitra luar negeri serta sejumlah perusahaan Tanah Air baik negeri maupun swasta turut membantu mengembangkannya. " Ini sudah menggunakan system automatic, yang mahal di sistem senjata adalah sistem penembakannya. Nah ini yang harus kita kuasai dan Pindad untuk sementara belum masuk di elektronik dan optiknya. Ini akan didukung oleh instansi lain seperti BPPT, PT Inti, PT Len, dan lain-lain, " ujar Tri.
TNI menerima 24 unit Panser Anoa 6x6 buatan PT Pindad yang
dipesan sejak tahun 2013 lalu
Kini Panser Anoa buatan PT Pindad telah mendapat pengakuan dunia internasional. Sewaktu di Lebanon pada Oktober 2014 lalu, Panser Anoa yang dibawa TNI dinyatakan layak bertugas oleh (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) dalam misi perdamaian. Lapisan baja dan rangka Anoa dinyatakan memiliki tingkat Stanag 3, yang bisa menahan peluru kinetis hingga 7,62x51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s. Anoa juga bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan.
Kini Panser Anoa buatan PT Pindad telah mendapat pengakuan dunia internasional. Sewaktu di Lebanon pada Oktober 2014 lalu, Panser Anoa yang dibawa TNI dinyatakan layak bertugas oleh (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) dalam misi perdamaian. Lapisan baja dan rangka Anoa dinyatakan memiliki tingkat Stanag 3, yang bisa menahan peluru kinetis hingga 7,62x51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s. Anoa juga bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan.
byMcDonaldBiunG
Kereta Besi melewati Jalan Berlumpur,
Persenjataan yang canggih mendukung kemenangan bertempur.
Salut untuk produk dalam negeri Indonesia terus maju alutista Pasukan Garuda MeraHPutiH
BalasHapus