NusaNTaRa.Com
byMapiroHBorrA, K a m i s, 2 8 N o v e m b e r 2 0 2 4
Titiek Puspa dan Presiden Joko Widodo di Hari Musik Indonesia 2017 |
Dalam satu kesempatan, Sumarti terpaksa mengikuti lomba tanpa sepengetahuan orang tuanya. Agar tidak ketahuan, seorang teman menyarankan padanya untu menggunkan nama samaran "Titiek Puspo" diambil dari Titiek yang merupakan nama panggilannya sehari - hari dan Puspo dari nama bapaknya. Sumarti setuju dan menerjemahkan Puspo menjadi Puspa. Sejak itulah ia dikenal dengan Titiek Puspa dan nama ini juga yang dipakai untuk nama orkes pengiringnya "PUSPA SARI" yang dipimpinya sendiri dan mengiringnya nyanyi di awal kariernya.
Tampilan kariernya bernyanyi di mulai di Semarang, saat itu ia mengikuti kontes menyanyi Bintang Radio. Tidak hanya sampai dibidang menyanyi saja. Titiek juga menunjukkan totalitasnya dalam menggarap beberapa operet yang sempat sangat disukai para pemirsa TVRI, seperti operet 'Bawang Merah Bawang Putih', 'Ketupat Lebaran', 'Kartini Manusiawi', dan 'Ronce - ronce'. Rekaman piring hitam pertaamanya dengan Lebel GEMBIRA, berisi lagu 'Disudut Bibirmu', 'Esok Malam Kau Kujelang', dan duet bersama Tuty Daulay dalam lagu Indada Siririton, iringan musik Empat Sekawan Sariman.
Titik Puspa di pertengahan tahu 1960 sempat menjadi penyanyi tetap di Orkestra Studio Jakarta dan saat itu iabanyak mendapat bimbingan dari Iskandar (pencipta lagu dan Pemimpin Orkes) dan Zainal Ardi (Suaminya sendiri seorang penyiar Radio Republik Indonesia Jakarta). Sebagai penyanyi yang mulai menanjak popularitasnya, Tiek belum banyak menciptakan lagu dalam albumnya, lagu - lagunya banyak diciptakan oleh Iskandar, Mus Mualim, ada juga by Wadasmara,
Ketika ia mengeluarkan album " Si Hitam " dan " Pita " (1963) yang berisi 12 lagu tiap albumnya, semua lagu - lagunya adalah ciptaanya sendiri dan menjadi populer, selain itu juga album "Doa Ibu" berisi 12 lagu, 11 lagu adalah ciptaannya sendiri dengan 1 ciptaan Musmualim . Dari album "SiHitam" album yang semakin mempopulerkan namanya adalah Si Hitam, Tinggalkan, Aku dan Asmara. Bersam album "Si Hitam" dan album "Doa Ibu" melahirkan lagu yang melegenda karena berisi lagu - lagu seperti "Minah Gadis Dusun, Pantang Mundur" yang semakin menancapkannya sebagai penyanyi dan pencipta lagu Indonesia yang hebat. Titiek Puspa meninggalkan Orkes Studio Jakarta pada 1962 dan nama panggungnya ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1950-an.
Titiek Puspa menikah dengan Zainal Ardi 1957, seorang karyawan Radio Republik Indonesia pada tahun 1963 dan mereka memiliki dua anak perempuan. Selama periode ini Titiek mulai belajar menulis Lagu, belajar dari Suaminya, selain menyanyi dan menulis lagu, Titiek juga berakting dalam beberapa film seperti Kaminem dan Tarmidi, Inem Pelayan Seksi, dan Apanya Dong. Titiek kemudian pada tahun 2009 didiagnosa mengidap Kanker Serviks dan menjalani pengobatan.
Di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura menjalani pengobatan termasuk dua bulan Kemotrapi dan kala itu ia merlahirkan 61 lagu. Iapun dinyatakan dinyatakan bebas dari Kanker. Dia bercakap bahwa " Doa yang ia panjatkan serta trapi di rumah sakit menjadi faktor keberhasilnnya melawan Kanker. Titiek Puspa mempunyai kepedulian besar pada dunia anak - anak, dan ini menjadi gagasannya untuk membentuk Group Operet Papiko pada akhir tahun 1990-an ia kembali dikenal saat membawakan lagu Menabung dan Aku Suka Musik barengan Saskia dan Geofany.
"Dunia Cinta" sebuah group Vokal yang beranggotakan 10 orang anak - anak dibentuk oleh Titiek Puspa sebagai group terakhir bentukannya yang beranggotan dari bebagai Latar Belakang etnis.
Titiek Puspa |
Titiek Puspa artis Indonesia tahun 1970.an.
Telah tampil dan menyanyi sejak awal TVRI disiarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar