NusaNTaRa.Com
byDannYAsmorO, M i n g g u, 2 4 N o v e m b e r 2 0 2 4
Tim Papua yang meraih medali emas di International Science And Invention Fair (ISIF) di Bali 5-9 November 2024. |
Tim Papua
Bisa mencetak prestasi membanggakan dalam kategori Environmental Science dan
Life Science hingga membawa pulang NWERA Special Award dan IYSA Grand
Award. Untuk kategori Environmental
Science, tim diisi Ekandre Kimber (SMAN Taruna Kasuari Nusantara); Ade Jayden,
Immanuela Kezia Yahui, Kayla Gadiza Walla (SMA Negeri 1 Manokwari); dan Nemezio
Pegan (SMA Katolik Vilanova). Fokus
pada isu lingkungan, mereka berhasil mengidentifikasi parasit berbahaya pada
kerang tahu (Meretrix meretrix) di perairan Wosi, Kabupaten Manokwari, Papua
Barat.
Penelitian mendalam
mereka terkait dampak parasit ini terhadap ekosistem laut dan
mata pencaharian nelayan mampu memukau juri hingga meraih medali emas dan NWERA
Special Award dari Romania. " Kami meneliti pengaruh kualitas air terhadap
perkembangan bio-parasit pada kerang tahu di perairan wosi selama tujuh
bulan ", Ujar SiDin Immanuela Kexia Yahui, dalam paparannya terkait
penelitian mereka, Rabu (13/11/2024).
Lanjut penjelasannya, bahwa keberadaan parasit ini, ucapnya, bisa
mengancam populasi kerang dan mata pencaharian nelayan setempat. Tim yang berkompetisi di kategori Life
Science terdiri dari Yisrael Rumadas, Evelin Payungallo, dan Salsabila Soraya dari SMA Negeri 1
Manokwari serta Agrielycia Pondan dan Bherlind Tangdiaga dari SMA Negeri 2
Manokwari. Mereka berhasil
mengembangkan produk olahan dari tanaman kayu akway khas Papua yang memiliki
potensi besar untuk mengobati hipertensi.
Penelitian ini sangat relevan mengingat tingginya angka penderita
hipertensi atau tekanan darah tinggi di Papua
Ketua tim,
Salsabila Soraya, mengatakan tanaman kayu akway memiliki khasiat untuk
menurunkan tekanan darah. " Kami mengembangkan produk berbahan kayu akway
dalam bentuk kopi yang dapat membantu meredakan hipertensi dan mencegah stroke.
Penelitian ini terinspirasi dari tingginya angka hipertensi dan stroke di Papua
pada 2021 ", Ujar SiGaluh Salsabila Soraya dengan Boneernya
(Semangatnya) .
Selain telah
meraih medali emas, para pelajar ini berharap agar karya mereka bisa juga menginspirasi
generasi muda lainnya untuk terus berkarya dan berprestasi untuk kemajuan saint
kedepan yang perlu kemampuan baru. " Kami berharap kemenangan ini bisa memotivasi
anak-anak muda lain di Papua. Dengan kerja keras dan usaha, kita bisa bersaing
di tingkat dunia ", Cakap SiGaluh Salsabila Soraya menambahkan
cakapnya.
Kepala SMA
Negeri 1 Manokwari, Lucinda Patricia Mandobar, mengapresiasi capaian para
pelajar ini, " Kami bangga atas prestasi ini, karena mereka
telah menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Saya yakin prestasi ini akan
menjadi inspirasi bagi pelajar lain ", Ujar SiGaluh
Lucinda P Mandobar menegaskan.
Capaian itu mereka raih
dalam Kompetisi ISIF yang berlangsung di
Bali serta diikuti oleh pelajar dari 24 negara dari
penjuru dunia.
Dalam kompetisi ini Indonesia mengutus sejumlah tim dari berbagai sekolah, termasuk dari Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong di Papua Barat Daya. " Keberhasilan Tim Papua Bisa ini membuktikan generasi muda Papua memiliki potensi yang luar biasa di bidang sains ", " Prestasi mereka diharapkan dapat menginspirasi pelajar lain untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa ", Ujar SiGaluh Lucinda Patricia Mandobar menjelaskan dengan Ahmadernya (Manisnya).
Tim Papua Bisa memperoleh medali emas di International Science and Invention Fair (ISIF)
di Bali disambut guru-guru saat tiba di Manokwari, Rabu (13/11/2024)
Pelajar
Papua raih medali emas di kompetisi International.
Pelajar Papua di International Science And Invention Fair Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar