NusaNTaRa.Com byLaDollaHBantA, Jum'at 01 J a n u a r i 2021
Burung KUAU RAJA telah ditetapkan sebagai fauna identitas Provinsi Sumatera Barat bersama pohon Andalas (Morus macroura) sebagai flora identitas dan kebanggaan masyarakat Sumatera Barat. Kuau Raja salah satu burung berukuran ‘raksasa’ yang sangat cuantik dan jarang kita dengar namanya, sang jantan berukuran sekitar 120 cm sementara si betina lebih kecil yaitu 60 cm.
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 48 tahun 1989 tentang Pedoman Penetapan Identitas Flora dan Fauna Daerah, disebutkan bahwa kuau raja dan pohon andalas (Morus macroura) ditetapkan masing-masing sebagai maskot fauna dan flora identitas Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Dijadikan sebagai maskot Hari Pers Nasional 2018 yang dipusatkan di Padang, Sumbar, 8 Februari 2018.
Pada 15 Juli 2009, burung ini diabadikan dalam perangko seri “ Burung Indonesia: Pusaka Hutan Sumatera ” hasil kerja sama Ditjen Pos dan Telekomunikasi, Departemen Kehutanan dan Burung Indonesia. Meski masyarakat Minang sangat memujanya di masa lalu terbetik melalui ungkapan-ungkapam, namun disayangkan masih banyak masyarakat Sumatera Barat yang tidak mengetahui dan tak pernah melihat sama sekali burung ini.
Kuau raja memiliki bobot hingga 10 kilogram. Selain dari ukurannya yang besar, ada satu identitasnya yang mudah dikenali yaitu bulunya bercorak bulatan-bulatan, mirip mata serangga yang berwarna cerah dan berbintik keabu-abuan. Mata-mata ini akan lebih kelihatan bila bulu ekornya megar, terutama saat si jantan memamerkan bulu sayap dan ekornya di depan burung betina. Seperti burung merak, bulu-bulu sayapnya membentuk kipas, memamerkan “ratusan mata” di depan pasangannya.
Carolus Linnaeus (1707-1778), ilmuwan Swedia peletak dasar tatanama biologi, memberikan nama ilmiah khusus untuk Kuau raja, yakni Argusianus argus, dalam mitologi Yunani maknanya adalah raksasa bermata seratus dan dalam Bahasa Inggris disebut Great Argus. Selain ukuran raksasanya serta bulatan-bulan menyerupai mata pada bulunya, ciri khas lainnya adalah terdapatnya dua helai bulu ekor yang panjangnya hingga satu meter.
Ketika Burung Kuau memekarkan ekor akan terlihat keindahan motif mata-mata kecil dibulunya, Kuau jantan melakukan aksi tersebut pada saat ingin memikat para betina di musim kawin tiba. Aksi memegarkan ekor ini sepintas mirip seperti burung merak, bedanya kipas kuau raja berada di bagian tengah tubuh dan jika dipertontonkan, maka akan nyaris menutupi bagian kepala si jantan. Burung Kuau tidak bisa terbang jauh namun ia adalah pelari yang cepat dan ia dapat berpindah tempat dengan melompat ke dahan-dahan pohon.
Fauna seratus mata ini adalah hewan yang dilindungi. Ia pun pandai menghindar dari bahaya karena penciuman dan pendengarannya yang tajam. Satu lagi, dia memiliki kebiasaan membuat sarang di permukaan tanah dan suka memakan buah-buahan yang jatuh dari pohon, biji-bijian, semut, dan berbagai serangga. Burung yang menjadi maskot Sumatera Barat ini mengeluarkan suara khas berbunyi ‘ku-wau’ berulang-ulang setiap 15 hingga 30 detik. Suaranya sangat keras dan bisa terdengar sampai jarak ratusan meter.
Kuau jantan biasanya soliter, sangat territorial dan penganut poligini (satu jantan banyak betina) akan menguasai dan menunjukkan teritorinya dengan membersihkan daerahnya dari daun, ranting, semak atau batu dan bersuara di areanya pada pagi hari. Namun begitu, suaranya meledak-ledak, mereka mengeluarkan nada ganda dengan bunyi : “ ku-wau ”. Mungkin, itulah salah satu sebabnya mengapa spesies ini diberi nama kuau raja dan suara ini akan terdengar kembali setiap jeda 15-30 detik atau bahkan lebih panjang.
Di Indonesia, Kuau raja hanya ditemukan di Sumatera dan Kalimantan. Secara global, persebarannya ada di Thailand, Myanmar, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Habitat yang disukainya adalah hutan primer di dataran rendah hingga ketinggian 1.500 meter diatas permukaan laut.
Dalam status konservasi yang dikeluarkan oleh IUCN Redlist, status KUAU RAJA adalah Near Threatened (mendekati terancam punah). Burung kuau raja juga tercantum dalam Apendiks II CITES dan masuk sebagai yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999. Hidup kuau raja saat ini menghadapi ancaman ganda yaitu diburu untuk diambil bulu dan dagingnya ataupun diperdagangkan serta habitat hidupnya rusak akibat terdegradasinya hutan dan alih fungsi lahan.
Bunga Citra Lestari indah memikat, (artis 2010an asal Sumbar)
Burung Kuau Raja Maskot Sumatera Barat.
NusaNTaRa.Com
Adverstesment
Melayani pemasangan
Iklan
Sila Dail Talian 0812 5856 599
Tidak ada komentar:
Posting Komentar