NusaNTaRa.Com byAsnISamandaK, Jum'at, 04 D e s e m b e r 2020
Penolakan tegas masuknya organisasi FPI dan Ormas yang berpaham radikal diwilayah Kalimantan Tengah, bagi mewujutkan satu kepastian situasi keamanan dan kedamaian di Bumi Tambun Bungai Provinsi Kalimantan Tengah, telah dinyatakan sejumlah Organisasi Masyarakat Dayak dari berbagai penjuru daerah di Kalimantan Tengah. Ketua Harian Wilayah Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah, Dr Mambang I Tubil, SH., MAP. mengatakan bahwa pihaknya juga menolak kehadiran setiap ormas yang menganut paham radikal dan intoleransi ini.
“ Saya atas nama perwakilan Pengurus DAD Kalimantan Tengah menyatakan secara tegas menolak organisasi yang memiliki paham radikalisme dan intoleransi di bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila, Provinsi Kalimantan Tengah yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa ”, Ujar SiDin Dr. Mambang I Tubil SG di Aula Betang Hapakat Palangka Raya, Rabu (25/11/2020) pagi.
Penolakan ini disampaikan secara terbuka oleh masing-masing pengurus organisasi masyarakat dayak yang ada di seluruh Kabupaten se Kalimantan Tengah guna mengantisipasi terjadinya gesekan di tengah masyarakat yang bisa menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa serta merusak rasa toleransi antar umat beragama di Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila apabila organisasi FPI dan Organisasi yang berpaham radikal masuk di Wilayah Kalimantan Tengah.
Adapun Organisasi Masyarakat Dayak yang telah menyampaikan sikapnya dengan tegas yaitu Forum Pemuda Dayak (FORDAYAK), Pasukan Borneo Bersatu (PBB) “ Banama ”, Perkumpulan Pemuda Dayak (PEPERDAYAK), Gerakan Pemuda Asli Kalimantan (GEPAK) Kalteng, Persatuan Dayak Metal Kalteng dan Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (BATAMAD) Kalteng.
Mereka beranggapan bahwa sikap ormas tersebut tidak akan pernah bisa sejalan dengan budaya masyarakat dayak di Kalimantan Tengah yang menjunjung tinggi falsafah Huma Betang. Aksi penolakan dari sejumlah organisasi masyarakat dayak terhadap ormas FPI dan Organisasi berpaham radikal ini tentunya dilatarbelakangi atas rentetan peristiwa yang telah terjadi dimana mereka menentang aturan pemerintah yang sah hingga mengakibatkan berbagai macam kegaduhan serta kerusakan di tengah masyarakat.
Sementara itu, tokoh muda adat Dayak Daerah Aliran Sungai Barito, Ingkit Djaper mengatakan, dalam pernyataan sikap yang disampaikan melalui orasi, pihaknya memberikan pesan agar ormas seperti FPI dan ormas berpaham radikal jangan berani-berani hadir di Kalteng, karena secara tegas sudah ditolak. " Kita tegaskan, jangan berani-berani memecah belah di Kalteng. Kami menolak FPI bahkan paham radikal lainnya. Kalteng aman dan damai jangan diusik oleh segelintir orang berpaham radikal ", Ujar SiDin Ingkit Djaper.
Sejumlah ormas dayak dari berbagai daerah di Kalimantan Tengah ini juga berkomitmen untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta mendukung tugas TNI-Polri dalam memerangi segala bentuk ancaman dalam menjaga keutuhan NKRI. Menjelang Pilkada serentak yang akan digelar pada 9 Desember 2020 mendatang, para tokoh dan pengurus organisasi masyarakat dayak yang ada di Kalimantan Tengah ini juga menyatakan siap mendukung jalannya gelaran pesta demokrasi yang aman dan damai serta menentang adanya isu SARA dan berita hoax.
Huma Betang di pinggir kali,
Ormas Dayak Kalteng menolak kehadiran FPI.
Kedamaian dan keamanan tanggung jawsb setiap warga Indonesia
BalasHapusBujur ai kawal
BalasHapus