NusanTaRa.Com. Pria yang memiliki sikap dan suara yang tegas ini
menorehkan kesuksesan karir, manakala Presiden RI ke-17 Joko
Widodo mempercayakan beliau untuk
mengisi Kabinet Kerja 2014-2019 sebagai Menteri Pertahanan RI terhitung mulai 27 oktober 2014, suatu tugas yang sangat sejalan dengan karier sebelumnya sebagai
seorang militer angkatan Darat dengan Pemahamannya tentang
berbagai permasalahan ketahanan dan keamanan nasioanal,
beliau adalah Ryamizard Ryacudu.
Dalam dinas kemiliteran
beliau terbilang sukses berbanding
rekannya yang lain, dengan telah menduduki berbagai
posisi penting dalam garis komando kemiliteran,
terakhir beliau dipercaya sebagai Kepala staf Angkatan Darat ke-32 RI pada 04 Juni 2002 hingga 18 Februari
2005. Dunia kemiliteran mulai beliau jalani sejak ia berhasil
menyelesaikan pendidikannya di AKABRI tahun 1973 mengikuti jejak ayahnya
yang juga seorang militer berpangkat Brigadir Jenderal.
Ryamizard Rycudu, dikenal sebagai prajurit yang berilmu dan taat beragama sehingga tak ayal ia memiliki bekal kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang membentuknya menjadi prajurit profesional dan bertaqwa. Prinsip beliau dalam menjalankan tugas yang selalu mengedepankan kecerdasan dan keterampilan kemiliteran (intelektual) dan pengendalian emosi (kecerdasan emosional) serta senantiasa meminta kekuatan lahir dan batin dari Allah sebagai khalik manusia agar mampu menjalankan amanah dengan baik dan terhindar dari ketakabburan.
Musanif Ryacudu seorang perwira Angkatan Darat berpangkat
Brigjen AD merupakan kerabat dekat sekaligus pengawal Presiden Soekarno dan merupakan seorang tokoh
Lampung yang juga anak dari seorang penyebar agama Islam di Lampung. Sebagai ayah Ryamizard Ryacudu tentunya
semua itu telah memberikan warna
kehidupan beliau yang penuh disiplin, bersikap fropesional, Amanah dan
beragama. Kepribadian militernya
menjadi sempurna ketika ia menyunting Nora Tristyana putri dari Try Sutrisno
seorang militer yang pernah menjabat sebagi wakil presiden.
Karier keprajuritan Alumni militer AKABRI AD tahun 1973 ini mulai
mendapat perhatian luas mana kala ia menjadi salah satu komandan Kontingen Garuda
XII di Kamboja pada 1990-an, tatkala berpangkat kolonel sehingga ia banyak
menjadi sumber berita. Di kalangan Elit
militer ia mulai diperhitungkan saat beliau berhasil dilantik memangku jabatan Pangdam V Brawijaya dilanjutkan menjadi Pangdam Jaya Jakarta. Di masa
kepresidenan GusDur terjadi pergolakan politik nasional yang dapat mengganggu
stabilitas keamanan tanah air khususnya Jakarta , sebagai Pangdam jaya beliau mengeluarkan
ancaman bagi siapa yang mengancam keamanan di wilayahnya.
Kemampuan beliau merangkul semua
unsur TNI saat apel siaga di Lapangan Monas yang melibatkan TNI AD, TNI AL dan TNI AU Juli 2001 mengantarnya menjadi Wakil KSAD dan kemudian menggantikan Endriartono
Sutarto sebagai KSAD. Sebelumnya ia telah
gagal, ketika berpangkat Mayjen dipromosikan sebagai Panglima Kostrad
menggantikan Letjen TNI Agus Wirahadikusumah.
Kegagalan lainnya, pada masa
akhir presiden Megawati ia dicalonkan sebagai Panglima TNI bahkan pengusulan
tersebut telah masuk ke DPR dan mendapat
persetujuan, namun akhirnya Marsekal
Djoko Suyanto menempati posisi strategis tersebut tahun 2006 karena namanya
dianulir oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono yang menjabat presiden saat itu.
Setelah itu akhirnya ia pension dari militer tahun 2005, dan mengaku tidak ingin masuk ke dunia
politik. Tahun 2008 saat ikut dalam
deklarasi Majelis Kebangsaan
Indonesia sempat menyatakan mempertimbangkan menjadi Presiden bila mendapat dukungan. Pada
27 Januari 2009 menghadiri Rakernas PDIP, menggantikan Hidayat Nur Wahid
yang tidak jadi diundang sehingga
memunculkan namanya sebagai salah satu cawapres Megawati dan sempat
diisukan calon wakil presiden Joko Widodo namun Jusuf Kalla lah yang terpilih.
Pandangan beliau tentang konflik di daerah menunjukkan beliau sebagai
prajurit professional seperti, “ setiap
konflik mempunyai akar persoalan dan cara penyelasaian yang berbeda terutama
dari sudut pandang TNI. Daerah konflik Aceh, misalnya, “
Sepanjang Gerakan Separatis Aceh (GSA) menginginkan merdeka dan tidak mau
mengakui NKRI maka perdamaian pasti tidak akan tercapai. Sebab
Aceh bagi TNI tetap bagian dari NKRI dan GSA menjadi NKRI baru persoalan akan selesai.
“ dan Tentang Papua, “ Penyelesaiannya
sudah lebih ke arah politis yang juga melibatkan negara-negara lain seperti
Amerika Serikat dan Australia, semua itu menjadi urusan
para politisi. Urusan TNI adalah dengan kekuatan senjata tinggal pencet saja sebab jaringan separatis
sudah diketahui di mana-mana “.
Kabinet Kerja 2014-2019 tentunya sangat membutuhkan kemampuan
beliau yang Disiplin, berwawasan ,
professional dan loyal sebagai Menteri Pertahan. Dalam mensukseskan program Kabinet Kerja
yang berorientasi penumbuhan ekonomi disemua sektor dan Menggalakkan
pengembangan Kemaritiman sebagai suatu sumber ekonomi nasional, tentunya dengan menciptakan iklim yang kondusip,
Meningktakan pengawasan Darat dan Laut
dari berbagai aktipitas illegal, dari infiltrasi yang merugikan dan Meningkatkan daya tahan Nasional
dari gangguan eksternal dan internal.
Biudata :
N a m a : Ryamizard Ryacudu.
Pangkat terakhir : Mayor
Jenderal TNI AD
Tempat/tanggal lahir : Palembang, 21 April 1950.
Agama : Islam
Orang tua : Musanif Ryacudu (Ayah)
Istri : Nora Trystiana
Anak : -Ryano Patria Amanzha.
-Dwinanda Patria
Noryanzha.
-Trynanda
Patria Nugraha
Karir : -Lulus AKABRI AD tahun 1974
-Pangdam
Brawijaya 1999
-Pangdam Jaya
1999-2000.
-Pangkostrad 2000-2002
-KASAD
2002-2005.
-Menteri Pertahanan RI ke-26 -- 27 oktober 2014.
Di era reformasi prajurit bersikap profesional.
Keamanan kondusip aktipitas masyarakat dan pemerintah berjalan stabil.
-Menteri Pertahanan RI ke-26 -- 27 oktober 2014.
byBakriSupian
Di era reformasi prajurit bersikap profesional.
Keamanan kondusip aktipitas masyarakat dan pemerintah berjalan stabil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar