Awal tahun 2001 Indonesia pernah
memiliki seorang srikandi tenis yang membanggakan di event Internasional
dengan pukulannya yang menyengat dan back hand
dua tangannya yang mematikan ia pernah mengalahkan petenis dunia disaat
itu seperti Dinara Safina, Anna Kournikova, Patty Schnyder, Tamarin Tamasugarm dan sejak usia 14 tahun
sudah menjadi pelanggan pembela tim Tenis Indonesia, Angelique
Widjaja.
Angelique Widjaja petenis kelahiran
Bandung 12 desember 1984, bungsu dari empat bersaudara dari orang tua Rico
Widjaja-Hanita Erwin berhasil meraih prestasi tahun 2001 Juara tunggal putri
Wimbledon Junior, Juara Wismilak International di Bali Sep. 2001. Dinomor ganda berpasangan dengan Gisela Dulko
berhasil meraih Juara Pertama Ganda junior di Australia Open dan Perancis Open
tahun 2002. Prestasi lain mencapai
Ranking ertinggi untuk ganda Nomor 15 pada 2 Februari 2004, untuk Perseorangan Nomor 55 pada 31 Maret 2003
dan mengakhiri kariernya di dunia profesional sejak 2008 karena cedera yang
cukup berat.
Tahun 2014 Indonesia patut berbangga
lagi dengan lahirnya Petenis muda berbakat Tami Grende petenis keturunan Italia
ini berhasil meraih juara pertama di Ganda Junior Wimbledon pada 06 Juli 2014
berpasangan dengan petenis China Qiu Yu Ye setelah mengalahkan pasangan Marie
Bouzkova/Dalma Galfi di final dengan skore 7-6 dan 7-5.
Tami Grende, petenis kelahiran
Denpasar Bali pada 22 Juni 1997 merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Sejak kecil telah menampakkan bakatnya dilapangan
tenis demikian kata pelatihnya Olivier Grande dan untuk memapankan permainannya
Tami sering Latihan Try out ke Bangkok Thailand dengan pelatih Paul (Belt)
terutama saat akan melakoni pertandingan besar untuk memperoleh bimbingan
tehnis dan Tami juga mendapat pelatihanan
dari Nunung.
"Ini merupakan kabar gembira.
Karena kita punya putri bangsa yang bisa berprestasi di luar negeri sekelas
Wembledon," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Tenis
Seluruh Indonesia (Pelti), Donald Wailan Walalangi, di Jakarta Pusat, Senin
(7/7/2014). Ia pun menyarankan agar
prestasi Tami tidak berhenti hanya di Wimbledon saja. Sebabnya ia perlu
mengumpulkan poin untuk meningkatkan rangkingnya.
"Saran saya setelah ini Tami
bisa ikut turnamen lagi. Seperti mengikuti Future 10000, 15000, dan 25000.
Karena ia perlu mengumpulkan poin untuk meningkatkan posisinya. Nanti setelah
itu dia bisa ikut turnamen yang lebih bagus lagi. Misalnya di Hong Kong,
Tiongkok, lalu ke Asia dan Eropa," tambahnya.
Setelah menjuarai Ganda Junior
Wimbledon Tami Grende saat ini berada diperingkat 72 kategorie pemain putri
Junior Federasi Tenis International
(ITF) dan Mei 2014, Tami Grende meraih
kemenangan di Malaysia dalam kejuaraan Chief Ministers Cup ITF Malaysian
International setelah mengalahkan petenis asal Cina, Shilin Xu. Semua itu
membuat Tami Grande terpilih menjadi satu dari beberapa banyak petenis
yang diundang oleh ITF untuk mengikuti rangkaian tur ITF selama enam minggu ke
Eropa. Diantaranya, Prancis Terbuka dan Wimbledon.
Tami Grende merupakan satu aset
bangsa dalam ajang olah raga yang perlu dikembangkan dengan memberikan berbagai
dukungan untuk meningkatkan kemampuan bermain tenisnya sehingga ia mampu
mengukir nama Indonesia sebagai mana prestasi yang pernah ditorehkan oleh
Angelique Widjaja yang lebih dulu di dunia olah raga tersebut.
by RyanSyahputra
Tami Grende memukul bola dengan reket,
Untuk meraih prestasi dibutuhkan kedisiplinan Atlit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar