NusaNTaRa.Com
byAsnISamandaK, M i n g g u, 2 0 A p r i l 2 0 1 4
Para pembantu rumah tangga asal Indonesia di Hong Kong menggelar unjuk rasa mendukung rekan mereka Erwiana Sulistyaningsih yang disiksa majikannya
Erwiana (tengah) TKW yang disiksa oleh majikan di Hongkong justru masuk daftar 100 tokoh paling berpengaruh di dunia versi majalah TIME. |
TKI asal Ngawi, Jawa Timur itu mengaku senang mendapat penghormatan dari TIME, berharap dengan pengakuan tersebut, agar semua pemerintah dan seluruh pemimpin negara lebih memperhatikan nasib para pekerja migran. " Banyak pekerja dan buruh migran yang masih tertindas. Semoga pemerintah dan Badan PBB dapat melindungi para pekerja tersebut, agar tidak ada lagi korban kekerasan ", Ujar SiGaluH Erwiana S, sebagaimana termuat dalam South China Morning Post, Sabtu (26/04/2014).
Meski demikian, Erwiana S tak bisa terbang ke New York, Amerika Serikat untuk menghadiri pemberian penghargaan. Sebab, kata Perwakilan Serikat Pekerja Migran Filipina, Eman Villanueva, TKI itu tak punya biaya untuk membeli tiket pesawat, " (Pihak) TIME tidak akan membiayai ", Ujar Eman Villanueva. Selama 8 bulan bekerja di Hong Kong, Erwiana S kerap dipukul dan disiksa majikannya, Law Wan-tung dengan hanger atau apapun yang ada di depannya. Perempuan berusia 23 tahun itu juga harus bekerja 21 jam sehari, hanya dapat jatah istirahat 3 jam.
Erwiana S kemudian memilih melawan majikan hingga akhirnya dikirim pulang ke Indonesia, TKI itu diantar kemudian ditinggalkan oleh majikannya di Bandara Chek Lap Kok, dengan kondisi tubuh penuh dengan luka. Direktur Mediasi dan Advokasi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI), Teguh Hendro Cahyono mengatakan pihaknya akan menuntut majikan Erwiana. Sidang perdana soal kasus penganiayaan terhadap TKI tersebut akan digelar pada 29 April 2014. (Elin Yunita Kristanti).
TIME memuji Erwiana S sebagai "The migrant worker who fought back" -- buruh migran yang berani melawan untuk memperjuangkan keadilan. Somaly Mam, pendukung Erwiana, dalam tulisannya menyebut, seperti halnya ratusan ribu buruh migran, Erwiana Sulistyaningsih mengadu nasib ke luar negeri (Hong Kong) dengan harapan besar bisa mengangkat derajat kehidupannya. " Tapi, 8 bulan lalu, ia kembali ke kampung halamannya dengan tubuh penuh luka bakar, memar, dan koreng menganga, sulit melihat dan berjalan ", Tulis Mam dalam artikel TIME. Erwiana S bercerita bahwa ia menjadi korban penyiksaan majikannya.
" Namun Erwiana tak lantas menyerah, ia tak bisa dibungkam. Perempuan itu berteriak melawan perempuan yang kini menghadapi tuduhan telah melukai dan menyiksanya ", Tambah Somaly Mam. Tak hanya itu, dengan bantuan keluarga dan orang-orang yang peduli, Erwiana memperjuangkan UU untuk melindungi orang-orang yang senasib dengannya. " Hanya perempuan pemberani seperti dia -- yang berani berbicara untuk mereka yang tak bersuara -- yang akan menciptakan perubahan yang abadi ", Tambah Somaly Mam Laji.
Buruh RT Indonesia menuntut keadilan buat Erwiana S
Perlawanan buruh migran RT di Hongkong mendapat Salute.
Erwiana masuk 100 tokoh berpengeruh di dunia
versi TIME.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar