Selasa, 29 Juli 2014

PESTA IRAU RAYEH LUNDAYEH 2014 LUNG BAWAN




Mengingat Dayak LunDayeh akan terbayang Gadis manis berbaju adat warna hitam dengan corak ukir Tumbuhan Pakis dan Hiasan bulu Burung Enggang, Sumpit Senjata Kayu Berlubang yang dapat melepaskan Jarum beracun, Pepelet senjata Parang panjang semacam Samurai, Sampe alat musik petik semacam Gitar, Menari diantara gadis penari yang gemulai kemudian mengoleskan minyak wangi dikepalanya  dan Padi Adan endemik Dataran tinggi Krayan, ya semua itu akan dapat kita saksikan pada acara tahunan Irau LunDayeh.

Irau Rayeh Lundayeh 2014, Merupakan pesta yang menggelar Budaya masyarakat Suku Dayak Lundayeh dari berbagai daerah atau Kampung pemukiman mereka, yang akan dilaksanakan pada 05 Agustus - 10 Agustus 2014 di Lung Bawan Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.   



Acara Irau ini akan menggelar pesta budaya, kesenian dan Olah raga serta aktipitas masyarakat Lundayeh lainnya.  Panggung kesenian yang akan menggelar berbagai bentuk tarian dan lagu daerah tersebut dalam berbagai bentuk paket acara seperti Pagelaran tarian  Seribu Saung, Pagelaran Tari, Lomba Cipta kreasi Tari, Lomba musik Tradisional dan Cipta lagu Daerah yang akan diikuti dan diisi putra putri dan seniman LunDayeh dari berbagai daerah.



Pagelaran Upacara  adat yang menjadi tradisi kehidupan  sejak dahulu hingga kini yang dikemas dalam bentuk acara yang menarik seperti  Prosesi Adat Pernikahan Aweh LunDayeh, Lomba Masakan Tradisional, Pagelaran Busana Tradisional, Eksebisi Mengukir dan Perlobaan Olah Raga baik tradisonil seperti Sumpit, Bakiak, Madil Ulung dan olah Raga modern Sepak bola, VollyBall, Bola Keranjang.  Pameran merupakan bagian yang sangat menarik dalam even ini yang menggambarkan  berbagai pembangunan  daerah mereka  serta eksebisi Pothografer. 



Suku Lundayeh merupakan salah satu sub Suku Dayak dari puluhan Sub yang ada di Bumi Kalimantan atau Burneo, yang mendiami wilayah pedalaman Kalimantan Utara meliputi Krayan, Krayan Selatan, Malinau, Pujungan, Mentarang dan Lumbis serta beberapa daerah di Malaysia Timur seperti Bakalalan, Lawas, Miri, Tenom dan Pensiangan.



Kehidupan Masyarakat Lundayeh utamanya dipedesaan seperti Longbawan, Pa'Raye, Long Midang dan lainnya umumnya sebagai petani sawah dan ladang,  pencari hasil hutan seperti Gaharu dan Rotan.  Hasil Pertanian yang khas daerah Krayan  Padi Adan memiliki rasa dan aroma yang enak,  Padi Adan termasuk padi Lokal endemik dataran tinggi dan mejadi produk Unggulan bagi Kabupaten Nunukan, Peternak Kerbau krayan dan produksi Garam Gunung yang dihasilkan dari sumur gunung pada dataran tinggi .1.200 m dpl.



Kegiatan ini akan dihadiri seluruh warga Dayak Lundayeh dari berbagai daerah  termasuk yang dari Serawak, Sabah Malaysia dan Brunei, yang akan menampilkan kesenian dan budaya mereka serta turut dalam berbagai perlobaan yang dilgelar panitia.   Beberapa tahun lalu kegiatan ini digelar bersamaan dengan Hari Kemerdekaan RI yang diikuti warga dari berbagai daerah termasuk dari Sabah, Serawak Malaysia dan Brunei untuk mengakrabkan kekeluargaan dan lebih menghidupkan budaya mereka agar lestari.



Irau Rayeh Lundayeh merupakan wujut kecintaan terhadap budaya bangsa sebagai salah satu perekat kesatuan Indonesia dan untuk lebih memahami, mencintai,  melestarikan Budaya bangsa sebagai satu jati dirih suku Lungdayeh dan lebih memacu pembangunan daerah.



Asal muasal dari leluhur suku Lundayeh diperkirakan dari cina sesuai peninggal Semacam Pedang Panjang (Pepelet), Guci (tabu), tempayan (rubi)  dan manik (bau) yang datang ribuan tahun lalu untuk mendapatkan tempat hidup baru dan keamanan sebagai bangsa Nomadem.  Kemasukan mereka kedaerah Pedalaman Kalimantan diperkirakan melalui sungai Sesayap, Sejalan dengan salah satu Legenda  Lungdayeh  tentang “ Sumpah Tulang Babi “ yang menceritakan bahwa, dahulu kala ada dua adeberade hidup di Malinau.  Demi keamanan dari kejaran musuh si adik perempuan di suruh mudik kehulu sungai Sesayap untuk menetap d sana sedang si kakak tetap di Malinau untuk menghadang kalau-kalau  ada musuh yang masuk ke wilayah adiknya di Hulu.  Sehingga lahir satu Sumpah “ Tulung Babi “ dia  berujar  “ Tidak ada musuh yang boleh masuk sungai ini kehulu untuk mengganggu hidup adikku disana dan Sungai Sibuak inilah Batasnya “.   Alkisah beratus tahun kemudian si adik dengan keturunannya di hulu berkembang menjadi suku Putuk dan Lundayeh sementara  keturunan si Kakak di Malinau menjadi suku Tidung.



Suku Dayak Lundayeh sendiri terdiri  atas  4 sub suku lagi  yaitu Lun Baa’, Tana’ Lun, Sa’aben dan Le’ngilue’, setiap sub suku ini mempunyai bahasa dan dialek tersendiri namun sebagai bahasa pemersatu mereka menggunakan bahasa LunBawan atau LunDaye.



Pusat Kegiatan di Lung Bawan ibukota kecamatan Krayan yang berada di tengah pulau Kalimantan atau pedalaman yang berjarak seribuan kilometer dari pantan pada dataran tinggi 1.300 m dpl, tidak ada jalur darat yang dapat menghu bungkan dengan kota lain disekitarnya.  Sehingga untuk mencapai Lung Bawan kita harus mengunakan Transportasi sebagi berikut  :

1.      Nunukan -  Lung Bawan Pesawat Udara (Susy Air) 3 x sehari tarip Rp 400.000.

2.      Tarakan  -  Lung Bawan Pesawat Udara (Susy Air dan MAF) setaip hari Rp 1 jutaan

3.      Lawas (Malaysia)  -  Lung Bawan Jalan Darat selama 8 Jam.



JADWAL ACARA IRAU RAYEH LUNDAYEH 05/09 AGUSTUS 2014

05 Agustus  2014  :
06  Agustus  2014   :
07  Agustus   2014   :
a. Parade Budaya
b. Pembukaan Irau Rayeh Lundayeh 2014
c. Prosesi Adat Aweh Lundayeh
d. Pagelaran Tarian Seribu Saung
e. Sepak Bola Devisi Utama
f. Krayan Ekspo
g. Lomba Masakan dan Cipta Menu tradisionil
h. Pagelaran Tari dan Masak Tradisional


a. Sepak Bola Devisi Utama
b. Eksebisi Bola Keranjang
c. Lomba Tarian Gerak Sama
d. Sepak Bola Devisi Utama
e. Lomba Tarian Tunggal
f. Lomba Busana Daerah

a. Sepak Bola Devisi Utama
b. Eksebisi Bola Keranjang
c. Lomba Musik Tradisional
d. Sepak Bola Devisi Utama
e. Lomba Cipta Kreasi Tari LEKU-KILU
f. Pagelaran Tari
08  Agustus   2014     :
09  Agustus   2014     :

a. Sepak Bola Devisi Utama
b. Eksebisi Bola Keranjang
c. Lomba Foto Grapher
d. Sepak Bola Devisi Utama
e. Eksebisi Mengukir Dayak Lundayeh
f. Lomba Cipta Lagu Daerah

a. Sepak Bola Devisi Bola
b. Eksebisi Menyumpit
c. Lomba Memasak
d. Kejohanan Menembak (Madil Ulang)
e. Kejohanan Bakiak
f. Sepak Bola Devisi Utama
g, Pagelaran Budaya



Bagi pengunjung yang datang ke Lung Bawang untuk menyaksikan pesta adat LungDayeh ini, selain dapat menyaksikan paket acara yang telah disediakan panitia dengan rapih tentunya dapat juga menggunakan kesempatan lain dengan menyaksikan kekayaan daerah Krayan dengan mengunjungi beberapa objek wisata lokal daerah tersebut seperti Mendaki Gunung Yuvai Semaring yang berjarak 1 km, Menyaksikan Keindahan  Sawah  padi Adan yang berbaris di lereng kaki bukit, Menyaksikan pembuatan Garam Gunung di Long Midang, Rumah adat di Lembudut, Menikmati perjalanan menunju Pintu Gerbang PLB di Long Midang dan sebagainya.

Acara Irau Rayeh Lundayeh merupakan acara tahunan Masyarakat Lundayeh dan sejak tahun 2014, pagelaran ini di dukung oleh Dinas Pariwisata dan Olah Raga Kabupaten Nunukan sebagai satu Kalender Wisata. Pelaksana Kegiatan Dorma Kisu.

Untuk info lebih lanjut sila hubungi :

Kusworo Waluyo M.Pd 082157435583

Dorma Kisu 081254093077

Drs. Elfran Penias, M.Pd 081392312678
by BakriSupian




LunDayeh Gemulai si Gadis burung Enggang,

Indah Tarian bukan sekedar gerak tapi jiwa yang terkandung.

Minggu, 27 Juli 2014

SHOLAT IDHUL FITRIE 1435 H DI MESJID AGUNG AL-MUJAHIDDIN NUNUKAN





“ Selamat Hari Raya Idhul Fitrie 1435 H mohon maaf lahir bathin minal Adhin wal Faidhin “ inilah ucapan yang sering terucap dari seorang muslim pada hari raya Islam di awal syawal







Sholat Idhul Fitrie 1435 H bagi masyarakat Perbatasan Kabupaten Nunukan pagi tadi Senin 28 Juli 2014 jam 07 45 Wite yang penyelenggaraannya di pusatkan  di Mesjid Agung Al-Mujahidin Nunukan, perayaan ini mengikuti ketetapan Menteri Agama yang berlaku bagi ummat Islam se Indonesia.  Sholat berjemaah  itu dimeriahkan ummat Islam tua muda sekitar 2.000 jemaah, bertindak sebagai Iman Bapak H Imam Basran dan Penceramah Ustad Drs. H Wisman dan sebelumnya Kata Sambutan di sampaikan Bupati Nunukan Drs. H Basri.



Idhul Fitrie hari besar bagi ummat Islam dengan berbagai keistimewaan yang dianugerahkan Allah pada hari tersebut seperti Hari Kemenangan bagi ummat Islam yang telah berhasil menaklukkan hawa napsu dari godaan setan dengan tetap melaksanakan ibadah Puasa dan ibadah lain sebanyaknya yang disisi Allah akan mendapatkan pahala besar.   Ummat Islam sebulan pull di Ramadhan di perintahkan berbuat ibadah sebanyak-banyak karena  akan menerima Ganjaran yang jauh lebih besar dibanding hari biasa.



Sebagai hari Fitrie yaitu sebagai hari yang suci dari dosa tentunya bagi ummat Islam yang menjalankan ibadah puasa serta ibadah lainnya dengan baik dibulan tersebut, sehingga amal  ibadah yang diperoleh berlimpah dan mensucikan diri dari dosa-dosanya kecuali untu dosa tertentu seperti Dosa besar menyakiti orang tua yang kemaafannya hanya diperoleh dari keihlasan orang tua tersebut memaafkannya anaknya yang meminta maaf.



Sebagai hari saling bermaaf-maafan  dengan sesama muslim mulai dari orang tua,  keluarga, sahabat disekitar, teman sejawat di kantor atas dosa dan khilap yang diperbuat selama setahun bergaul atau sebelumnya baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja, ini biasanya di lakukan dengan saling mengunjungi sambil bersalaman dan ucapan mohon maaf dengan ihlas dan biasanya diselingi dengan makan penganan bersama dengan akrab.



Nunukan hari selain diramaikan dengan Sholat Idhul fitrie yang dipusatkan di Mesjid Agung Al-mujahidin  dan di beberapaa mesjid besar di P Nunukan tersebut, juga diramaikan dengan kesibukan lain seperti bersilaturami dengan kerabat dengan saling bermaafan.  Keramaian lain adalah beberapa lokasi Pemakaman seperti Pemakaman  Makam pahlawan, Makam Pasir Putih dan Pemakaman Sei Selisun juga jadi pusat keramaian ummat Islam untuk memberikan doa pada keluargaa atau kerabat yang telah meninggal, sehingga di sekitar pemakaman terdapat Jasa Baca Doa, penjual Bunga yang ditaburkan dikuburan dan Air.



Open house Bupati Nunukan dan Wakil Bupati dirumah jabatan juga menjadi lokasi yang cukup ramai dikunjungi masyarakat untuk  memberikan kesempatan pada masyarakat dan pejabat bersilaturahmi.   Selain itu ada beberapa instansi juga  membuka kesempatan pada umum unuk bersilaturahmi. 



Bupati Nunukan Drs. H Basri sebelum sholat id berlangsung memberikan sambutan kabar gembira dan Ucapan selamat dari Pemerintah Daerah Nunukan kepada Ummat Islam Nunukan untuk merayakan hari besar tersebut, pada kesempatan tersebut mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momen mulia tersebut sebaik mungkin dengan memlaksanakan silaturahmi dan mempertahankan dan mengamalkan ibadah dan tingkah laku yang telah di bangun selama bulan puasa, sehingga daerah perbatasan Nunukan dapat membangun dengan baik dan aman serta masyarakat lebih sejahtera.



Setelah muadzin melaksanakan adzan dan kamat serta memberikan  penjelasan tentang tata tertib menjalankan Sholat id, maka sekitar  Jam 0820 sholatpun dilaksanakan dengan di iamani oleh Bapak H Imam Basran sebanyak dua rakaat dengan bacaan surah al-qur’an yang khusu.



  Diam dengarkan dan Perhatikan agar sholat id anda diterima barangsiapa yang menggangu sekalipun mengatakan pada  temannya Diam, maka rusaklah sholat idnya   setelah kalimat ini diucapkan dengan tegas oleh muadzim tiga kali dan shalawat maka dimulailah Ceramah Sholat idhul adha sebagai hal yang wajib bagi sempurnanya sholat id yang di bawakan  Ustad Drs. H Wisman.    Ustad dalam ceramahnya  mengajak ummat islam untuk menghargai  amal ibadah yang telah dicapai selama bulan tersebut dengan tetap melaksanakan ibadah tersebut dibulan selanjutnya yang tentunya akan memberikan barokah dengan berbagai kesuksesan dan menjadi sikap kita lebih mendekatkan diri pada Allah, bagi orang yang mengerti dan mencintai Ramadhan tentunya tentunya akan bersedih hati setelah ditinggalkan oleh bulan yang penuh dengan kelimpahan rahmat Allah tapi jangan bersedih  mari kita konsisten dengan sikap dan ibadah yang telah kita bangun dan tetap kita laksanakan  dan ini akan memberikan rahmat bagi kita.

By BakriSupian





Idhul Fitrie hari raya kemenangan penuh rahmat,

konsisten dan ihlas melaksanakan  ibadah petunjuk hidup selamat.







Sabtu, 26 Juli 2014

WONOKITRI PENANJAKAN TITIK LANGIT UNTUK MENIKMATI PAGI.



Subuh hari di Wonokitri Penanjakan menanti saat - saat  Matahari muncul dari upuk Timur 

Gugusan rumah warga Petani suku Tengger yang berbaris dilereng gunung semakin  lama semakin terlihat dalam kesamaran seiring waktu semakin menuju ke pagi, tentunya dari     mobil yang kami tumpangi  sepanjang malam melewati lereng gunung,  setelah melewati tanjakan panjang yang diapit rumah penduduk mobil kamipun memasuki  Terminal Mobil di Pasar Tosari Wonokitri  Pasuruan dan terlihat beberapa  mobil pribadipun telah  parkir meski telah kosong.

Terminal Pasar Tosari disebuah puncak yang datar dengan keluasan sekitar 1,2 ha beraspal berbentuk segi empat disekitarnya berdiri Homestay kecil,  Mungkin sebuah kuil peribadatan suku Tengger maklum malam, Toilet umum dan sederetan warung kecil beberapa diantaranya masih buka. Jika kesini tidak membawa pakaian dingin jangan risau karena dikawasan ini banyak penjaja yang menawarkan keperluan tersebut.   Pasar Tosari merupakan salah satu pintu masuk ke kawasan wisata Wonokitri Penanjakan, jalur lainnya melewati Cemoro Lawang dan Winangun.


Setelah Parkir  Sopir  dan rombongan dari warga Aceh Muh. Faisal, Tajuddin, P Agus, Mahdi, Adzmil dan Pak Din serta saya sendiri (Kaltara)  keluar dari mobil melepaskan lelah dan kantuk selama di perjalanan.  Tak lama kemudian ramai  para penjaja menawarkan pakaian dingin berupa Kaus tangan Rp 10.000, Topi dan Sal Rp 15.000 dan Baju dingin Rp 25.000 dan lainnya.   Karena sebelum berangkat telah melengkapi kebutuhan tersebut maka saya hanya membeli Kaus tangan sementara beberapa teman membeli Topi dan Sal yang langsung kami pakai maklum dingin telah merasuk ke tubuh. 



Untuk mencapai Wonokitri Penanjakan Point  para pengunjung harus menggunakan mobil khusus yang beroperasi di kawasan Wisata ini berupa  Jeep  HardTop harga sewa Rp 400.000 dan supir kami  telah menghubunginya lewat HP.     Sambil menunggu mobil jemputan kami bertujuh mampir di warung kopi kecil dipinggir jalan untuk menghangatkan diri sambil mengisi perut dengan secangkir Caffe Mix dan Mie Goreng yang berasap-asap di kesejukan subuh.

Dengan Jeep Hardtop ungu kamipun meluncur menembus kegelapan gunung nan dingin, meski berdesakan semobil tetap melaju meninggalkan deretan warung, semakin jauh melewati rumah penduduk di kiri-kanan  jalan yang lebarnya pas-pasan menuju pendakian, semakin lama semakin gelap menjauhi perkampungan seiring suhu semakin dingin,  sesekali saya melihat di kejauhan perkampungan di lembah yang hitam tertutup pohon pinus yang seolah berlari disepanjang pinggir jalan.


Setengah jam kemudian, kami tiba di arena  parkir mobil yang berbaris panjang disepanjang kiri kanan jalan.  Sopir mengatakan bahwa kami harus berjalan sejauh 300 meter untuk mencapai  Wonokitri Penanjakan Point.  Dengan tubuh kedinginan kamipun melanjutkan perjalanan pendakian dijalan beraspal,  disatu titik pantau terlihat kampung pertanian di  lembah yang gelap tertutup halimun,  setelah membelok kekanan terlihat warung yang berjejer terang dengan pengunjungnya yang menikmati berbagai kudapan seperti minuman hangat, jagung bakar dan lainnya.

Setelah melewati warung, perjalanan melalui  jalan  tangga dan berpagar selebar  3 meter sepanjang 350 meter dan sebuah Gapura diatasnya bertuliskan  Wonokitri Penanjakan Point, dari sini kita dapat melihat lembah yang jauh kebawah di kedua sisi jalan seolah sebuah Tanah Lot di angkasa malam.  Dibawah Gapura menyaksikan lembah yang jauh dikaki bukit disebelah kanan sambil berfoto tentunya lampu blis harus on kliiikk.

Menaiki tangga yang agak tegak sekitar 10 buah sampailah kami dipuncak Wonokitri Penanjakan sebuah puncak beralas semen berjenjang seluas seperempat ha, berpagar keliling, sebuah pondok beratap ditengah, bagian kanan terdapat dua pelataran lebih kecil berjenjang menyempurnakan lokasi pemantauan ini.

Berhubung masih belum jam 05.00 suasana sangat sejuk 10o C hingga terasa gemetar tubuh kisaran suhu disini antara 2o C – 20o C,  tangan dan Gigi menggelutuk tentunya buat saya yang dari daerah panas.  Pengunjung banyak yang berdiri disayap kiri karena lebih dekat kearah datangnya matahari terbit.    Terlihat cakrawala masih gelap seiring waktu sedikit demi sedikit rona cahaya tampak dan bukit-bukit semakin terbentuk berurut terbit berbaris di cakrawala timur tak lama kemudian mega merah menghiasi dengan sedikit sinar memancar keluar di upuk timur, Wow indahnya Kliiiikk.


Sekitar Jam 06.00 Mataharipun terlihat muncul diupuk timur kemudian para pengunjung bertepuk tangan dan ada yang berdoa.  Sambil menikmati keindahan matahari terbit pengunjung mengabadikannya dengan berfoto ria Kliiiiik, yang tadinya sulit mengenali wajah orang kinipun semakin jelas terlihat berbagai warna kulit Nusantara termasuk orang Barat, Cina dan Arab bersama kerabatnya kegirangan menikmati keindahan matahari pagi tentunya dengan berbagai canda masing-masing, kurang lebih sekitar 860 orang pengunjung saat itu memadati area yang sempit.

Momen ini tentunya sayang untuk dilewatkan ketika berkunjung ke Wonokitri Penanjakan Point dengan  menikmati keindahan bentangan alam dari sebelah kanan area sembari duduk-duduk dikursi yang nempel dilantai,  pengunjung melepaskan pandangan kedepan, sebuah keagungan alam terbentang indah seolah kita berada di suatu Puncak ketinggian bumi  yang di kelilingi laut yang tak lain adalah gugusan awan yang mengitari beberapa puncak gunung.   Di hadapan, kliiiikkkk.

Ketika terang semakin nyata para pengunjung bergantian mengabadikan momen tersebut seperti bersandar dipagar yang menanpakkan matahari pagi, atau mengambil latar gugusan gunung Semeru (3675 m dpl) dan Bromo (2392 m dpl) yang dikelilingi awan sehingga tampak seolah gunung yang muncul di tengah lautan dengan berpoto kliiikkkk.  Seorang pengunjung mengatakan bahwa jika ingin mengetahui yang mana gunung Bromo, maka cari gunung yang puncaknya berkawah yang mengeluarkan asap maka itulah Bromo, ternyata memang ada, ia dibawah gunung semeru sebelah kiri dan dari kawahnya keluar asap putih kemudian Gunung Batok didepan diantara beberapa jajaran gunung yang kurang lebih tingginya.


Kemudian saya turun keplataran yang lebih kecil sebelah kanan untuk berpoto, disini gambar gunung semeru gunung tertinggi di P Jawa 3.675 m dpl, gugusan gunung Bromo 2.392 m dpl terlihat lebih jelas,  membuat suasana di pagi yang dingin  serasa berada di angkasa, Kliiikkk.   Matahari semakin bergerak keatas  keberadaan pengunjung berangsur-angsur kurang, pulang entah untuk mengunjungi wilayah wisata apa lagi yang memang banyak tersaji disekitar kawasan Wonokitri Penanjakan Point yang masuk dalam Kawasan Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru seperti ke Gunung Bromo, Ranu Kumbolo, Ranu Pane, Puncak Mahameru dan lainnya,  termasuk saya dan rombongan juga harus bergerak kedaerah lain.

Sebelum meninggalkan plataran tersebut saya menyempatkan jalan disetapak sebelah kiri tangga turun sejauh 150 meter yang dipenuhi semak perdu yang kaya akan bunga-bunga daerah pegunungan seperti yang mirip bunga matahari dan bunga berwarna ungu semakin kebawah lereng yang ditumbuhi pohon pinus semakin terjal hemmm ngeri, setelah cukup jauh saya balik untuk segera berkumpul di Mobil Hardtop yang akan kami tumpangi,  tentunya melewati Gapura yang bertuliskan Selamat jalan,  Wonokitri Penanjakan Poin, Kliiiikkkk.

By BakriSupian





Wonokitri Penanjakan titik puncak diatas awan,
Menatap Matahari Pagi menyambut era baru kehidupan.

PELAJAR PAPUA DI KOMPETISI INTERNASIONAL SAINS BALI MERAIH MEDALI EMAS

NusaNTaRa.Com          byDannYAsmorO,      M   i   n   g   g   u,    2   4     N  o  v  e  m  b  e  r     2   0   2   4       Tim Papua yang...