NusaNTaRa.Com
byMapiroHBorrA, S a b t u, 1 5 A p r i l 2 0 2 3
Kebun Bunga Edelweis di kawasan G Bromo |
Bunga Edelweis banyak ditemukan di puncak gunung yang cukup tinggi sering jadi oleh-0leh pendakian, tanaman ini merupakan salah satu tumbuhan yang keberadaanya dinilai langka dan dilindungi Undang-Undang dan bagi pelanggar yang nekat memetiknya akan dikenai sanksi pidana dan denda maksimal Rp 50 juta. Tumbuhan Edelweiss (Anaphalis javanica) merupakan sejenis perdu yang menjadi salah satu famili Compositae atau disebut juga Asteraceae (sembung-sembungan), umumnya, tumbuhan ini dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 4 meter.
Bagi mereka yang sering mendaki Gunung
Gede, Gunung Pangrango, Gunung Papandayan, Gunung Kerinci, Gunung Welirang, Gunung
Bawakaraeng, Gunung Rinjani atau
gunung-gunung lain tentu dapat menjumpai jenis tumbuhan yang hidup berkelompok
ini. Jika Anda ke Gunung Rinjani, pendaki dapat
menemukan keindahan hamparan edelwis di Plawangan Sembalun, di Gunung Lawu Edelweis bisa ditemukan di sepanjang jalur menjelang
puncak Hargo Dumilah, sementara pendaki jalur Candhi Cetho, bunga edelwis
dapat langsung dilihat di sabana pertama sebelum Pos Bulak Peperangan sampai
Pasar Dieng.
Begitu populernya, Edelweis membuat daya tarik sehingga banyak
pendaki yang menjadikannya sebagai maskot dan merupakan "oleh-oleh"
tersendiri jika menjumpainya langsung di tempat hidup aslinya, tidak jarang para pendaki berusaha untuk
mengambil dan mencoba untuk ditanam di pekarangan rumahnya. Tak hanya itu, Edelweis juga disebut capo gunung, sembung
lango, sendoro atau widodaren ini pada masa silam berarti tumbuhan ini merupakan salah satu jenis yang
diagungkan oleh sebagian masyarakat di Indonesia.
Bagi pendaki Gunung
Gede menganggap tumbuhan ini berasal dari surga dan membawa rumpun sebagai
suatu karunia atau keberkahan. Bunga Edelweis
dijuluki sebagai bunga Cinta Abadi lantaran tumbuhan ini memilki
waktu mekar dan pesona bertahan lama hingga 10 tahun lamanya karena
Hormon etilen yang ada pada bunga edelweis bisa mencegah kerontokan
kelopak bunga dalam waktu yang lama. Bunga Edelweis umumnya memiliki waktu mekar pada
April-Agustus tiap tahunnya, yang mana waktu mekar
merupakan saat musim hujan telah
berakhir dan saat
tersebut pancaran matahari yang
masih intensif untuk proses perkembangan Edelweis.
Populasi bunga Edelweis saat kini
kian berkurang lantaran keberadaannya sering diusik oleh pendaki yang
jahil memetik dengan seenaknya hampir disetiap waktu. Mengutip Harian Kompas, 22 Juni 1994, ratusan
pendaki Gunung Ciremai sebagian ada yang langsung ke puncak dan sebagian ada yang mendirikan
perkemahan, dan hampir
semua pendaki memetik bunga edelwis
tersebut melewati batas Lestari dan merusak
lingkungan alam di Gunung Ciremai. Pada Agustus 2004, bunga Edelweis justru
diperjualbelikan di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo dam penduduk
tempatan meyakini, bunga edelweis sudah hancur akibat dijamah terus oleh
penjarah.
Sokitar 18 September 2004, di kawasan
wisata Kawah Sikidang, Dieng, bunga Edelweis
yang langka itu diperdagangkan sebagai
souvenir per paket seharga Rp 5.000 pada
turis yang mengunjungi obyek wisata tersebut. Adapun edelweis yang diperdagangkan, kebanyakan
sudah dimodifikasi, ada yang dijual
polos dan tidak sedikit bunga yang telah
diberi pewarna seperti disemprot warna
merah, biru, hijau, dan kuning. Penjarah bunga Edelweis melakukan aksinya dengan asal potik saja, pada saat
mencari kayu atau sewaktu ke Gunung Prau untuk menanam pohon cemara.
Meski dikenal sebagai bunga yang tumbuh di
daerah gunung, edelwis juga memiliki cara bertahan hidup yang kuat, bahkan di
tanah tandus sekalipun. Perlu
diketahui, bagi pendaki yang kedapatan memetik bunga edelweis dapat dikenai
sanksi, be couse this Flower
dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Pasal 33 ayat 1 dan 2
tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistem dam polakunya dianggap melanggar UU Nomor 41 Thaun 1999 dengan
ancaman penjara paling lama satu tahun dan denda maksimal Rp 50 juta.
Keberadaan yang semakin terusik dan semakin terancam kelestariannya, namun ada juga para petani yang terusik untuk membudidayakannya disekitar kawasan aslinya atau di area pertanian yang sesuai selain itu harganya sangat menjanjikan seperti yang ditemukan di tempat budi daya bunga Edelweis yakni di Gunung Bromo dan Dieng. Budi daya ini sudah dijalankan sejak 10 November 2018 dengan peresmian Desa Wisata Edelwies di Desa Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, diharapkan kegiatan ini dapat lebih menghidupkan dunia wisata dikawasan tersebut.
Bunga Edelweis di kawasan pegunungan |
Mendaki
jadi berkesan saat bulik membawa kenangan.
Bunga
Edelweis simbol keabadian di puncak
pegunungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar