NusanTaRa.Com
byBambanGBiunG, 22/02/2019
Ketika berlayar dalam pelarian dari pengepungan TNI AL di selata Malaka, Andrey Dolgov sebuah kapal yang rada berkarat menerjang ombak sedang dibuntuti kapal bersenjata TNI Angkatan laut, baginya sulit untuk lepas karena iapun dalam intaian Drone yang selalu berada di atasnya. Pengejaran selama tiga pekan ini termasuk dalam satu operasi gabungan Interpol dan Fish-I Africa karena sering melakukan illegal fishing di berbagai Negara baik afrika, Asia atau seputar Samudera Indonesia. Selain itu ditemukan penggunaan sertifikat palsu yang menyatakan kapal itu berasal dari Republik Togo di Afrika dan ditemukan 600 jala sepanjang hampir 30 kilometer sebuah Peralatan perangkat yang dilarang Komisi Konservasi Sumber Daya Laut Antartika (CCAMLR).
Kapal sepanjang 54 meter ini dibangun pada 1985 di galangan kapal Kananashi Zosen di Jepang sebagai kapal penangkap tuna. Seusai dibangun, kapal ini berlayar dengan nama Shinsei Maru No 2. Kapal berbobot 570 ton itu selama bertahun-tahun beroperasi secara legal di bawah bendera Jepang di Samudra Hindia dan Pasifik untuk perusahaan makanan laut Jepang Maruha Nichiro Corporation. Kapal yang sering ditemukan diberbagai Negara, beberapa kali berpindah kepemilikan sejak tahun 1995 dan tahun 2008 bergabung dengan armada pencari ikan Korea Selatan, Antara 2008 dan 2015, kapal ini dibangun ulang menjadi penangkap ikan di Antartika yang mampu beroperasi di lautan wilayah selatan yang ganas dan mampu menyimpan ikan dalam waktu lama.
Akhir Februari 2018, Andrey Dolgov kembali terlihat di sebuah pelabuhan di
Madagaskar. Saat itu, kapten kapal
tersebut mengaku kapal itu bernama STS-50 dan memberikan nomor Organisasi
Maritim Internasional palsu, sebuah nomor yang harus dimiliki kapal dengan
ukuran tertentu, dan sejumlah dokumen aspal lainnya. Ketika pemerintah Madagaskar memperingatkan CCAMLR,
yang mengatur penangkapan ikan di lautan wilayah selatan sekitar Antartika
namun kapal tersebut lolos tanpa jejak.
byBambanGBiunG, 22/02/2019
Andrey
Dolgov hanyalah sebuah kapal ikan yang sudah
berkarat, memiliki beberapa nama lain sebagai bentuk penyamaran dalam
operasionalnya seperti Ayda dan Sea Breeze
1 serta memiliki nomor lambung FN STS-50, namun kapal ini telah menjadi buruan
beberapa Negara dunia akibat illegal fishingnya. Tak dinyana kapal ini justru bertukuk lutut
di pengejaran TNI AL Perairan Selat Malaka Indonesia sekitar perairan Aceh ketika
dalam usaha pelayaran pelariannya di sana, April 2018.
Ketika berlayar dalam pelarian dari pengepungan TNI AL di selata Malaka, Andrey Dolgov sebuah kapal yang rada berkarat menerjang ombak sedang dibuntuti kapal bersenjata TNI Angkatan laut, baginya sulit untuk lepas karena iapun dalam intaian Drone yang selalu berada di atasnya. Pengejaran selama tiga pekan ini termasuk dalam satu operasi gabungan Interpol dan Fish-I Africa karena sering melakukan illegal fishing di berbagai Negara baik afrika, Asia atau seputar Samudera Indonesia. Selain itu ditemukan penggunaan sertifikat palsu yang menyatakan kapal itu berasal dari Republik Togo di Afrika dan ditemukan 600 jala sepanjang hampir 30 kilometer sebuah Peralatan perangkat yang dilarang Komisi Konservasi Sumber Daya Laut Antartika (CCAMLR).
Kapal
ini sebelumnya pernah ditangkap di Mozambik,
pernah ditahan di China sebelum lolos dan hebatnya kapal ini dapat juga lolos dari jerat hukum
di Mozambik. Sehingga pemerintah
Mozambik meminta bantuan dari negara Afrika anggota Fish-i Afrika untuk mengejar
kapal ini, Fish-i Africa adalah kerja
sama delapan negara Afrika Timur, yaitu Kepulauan Komoro, Kenya, Madagaskar,
Mauritius, Mozambik, Seychelles, Tanzania, dan Somalia dalam hal berbagi informasi dan bekerja sama
memerangi illegal fishing. CCAMLR sudah
memasukkan kapal ini dalam daftar hitam pada 2016 dan masuk daftar Interpol
dalam kasus penangkapan ikan ilegal.
Kapal
Andrey Dolgov buronan Interpol
berbendera Togo, Afrika, yang berhasil ditangkap TNI AL Lanal Sabang di
perairan laut Aceh, Sabtu (7/4/2018). Dalam kapal STS-50 itu TNI AL Lanal Sabang
juga mengamankan 30 orang anak buah kapal (ABK) di antaranya 2 warga negara
Australia, 8 warga Rusia dan 20 warga Indonesia. Kapal ini sudah lama mengeruk sumberdaya
kelautan yang utama yaitu Ikan dan kapal ini masuk dalam jaringan organisasi kriminal
Internasional yang beroperasi dengan
mencari celah diantara undang-undang kelautan dan pejabat penegak hukum yang
korup sebagaimana kata pengamat Vietnam.
" Kapten dan kru kapal ini amat terkejut karena
tertangkap ", Ujar SiDin Andrea
Aditya Salim, anggota gugus tugas kepresidenan Indonesia untuk mengejar Andrey
Dolgov. Dan " Awak kapal berusaha mengatakan mereka tidak
mencuri ikan karena mesin pendingan dan peralatan lain kapal itu sudah
rusak ", Ujar SiDin Salim laji.
Operasional
pemasaran kapal ini, dengan membawa hasil tangkapannya kepesisir dan menjualnya
kepasar gelap atau dengan mencampurkannya dengan ikan tangkapan lain yang legal
kemudian masuk pasaran resmi. Dalam
satu kali operasi, jaring yang dimilikinya sekitar 30 km ini bisa menangkap
ikan bernilai hingga 6 juta dollar AS atau sekitar Rp 84 miliar. Selama sekitar 10 tahun, Andrey Dolgov
beroperasi secara ilegal dan diperkirakan sudah mencuri ikan bernilai
setidaknya 50 juta dollar AS atau sekitar Rp 702 miliar.
Dampak
dari penangkapan ilegal ini amat luas dan menghancurkan persediaan alami ikan,
pencaharaian nelayan dunia, industri perikanan, dan kepercayaan konsumen. "
Sekitar 20 persen dari seluruh tangkapan ikan global adalah illegal ", Ujar SiGaluh Kate St John Glew,
seorang pakar biologi kelautan di Pusat Oseanografi Nasional di Universitas
Southampton, Inggris. " Penangkapan ilegal ikan adalah salah satu
ancaman bagi perikanan berkelanjutan ",
Ujar SiDin Matthew Camilleri, kepala bagian perikanan di Organisasi Pangan dan
Pertanian (FAO).
Kapal sepanjang 54 meter ini dibangun pada 1985 di galangan kapal Kananashi Zosen di Jepang sebagai kapal penangkap tuna. Seusai dibangun, kapal ini berlayar dengan nama Shinsei Maru No 2. Kapal berbobot 570 ton itu selama bertahun-tahun beroperasi secara legal di bawah bendera Jepang di Samudra Hindia dan Pasifik untuk perusahaan makanan laut Jepang Maruha Nichiro Corporation. Kapal yang sering ditemukan diberbagai Negara, beberapa kali berpindah kepemilikan sejak tahun 1995 dan tahun 2008 bergabung dengan armada pencari ikan Korea Selatan, Antara 2008 dan 2015, kapal ini dibangun ulang menjadi penangkap ikan di Antartika yang mampu beroperasi di lautan wilayah selatan yang ganas dan mampu menyimpan ikan dalam waktu lama.
Pada
2017 bernama Sea Breeze 1 berbendera Togo
namun di coret dari daftar registrasinya. Namun, dengan cerdik kapal tersebut
berganti nama Ayda sehingga bisa merapat dari pelabuhan satu ke pelabuhan lain.
Saat tiba di pelabuhan tertentu, kru
kapal menyerahkan dokumen palsu yang menjelaskan identitasnya. Di dalam dokumen
itu dijelaskan kapal ini pernah menjadi "milik" setidaknya delapan
negara, termasuk Togo, Nigeria, dan Bolivia. "
Ini adalah taktik biasa ",
Ujar SiDin McDonnell dari Interpol.
Penggunaan
Sistem identifikasi otomatis atau AIS ini memunculkan sinyal lokasi kapal yang
bisa ditangkap peralatan radio atau satelit,
namun jejak AIS kapal Andrey Dolgov ini dapat muncul
secara berbarengan terlihat berada di lepas pantai Kepulauan Falkland,
Fiji, atau Norwegia dan bahkan bisa terlihat di 100 lokasi secara bersamaan. "
Mereka mengacaukan identitas dengan cara menipu sistem AIS ", Ujar SiDin Charles Kilgour, analis
OceanMind, organisasi nirlaba yang menganalisis data kapal di lautan.
“
Sea Shepherd “ kapal milik organisasi
konservasi laut yang ikut bergabung
dalam operasi gabungan di Tanzania dengan negara lain di Afrika untuk melakukan pengejaran kapal Andrey Dolgov
di bawah komando AL Tanzania, Sea Shepherd mengejar Andrey Dolgov selama beberapa
hari ke arah Seychelles. Kapal Asing
Buronan Interpol Ditangkap " Kapal itu meninggalkan perairan Mozambik untuk
bersembunyi di laut lepas ", Ujar SiDin Peter Hammarstedt, direktur
kampanye Sea Shepherd. " Hal yang luar biasa adalah pemerintah
Tanzania memutuskan untuk meninggalkan perairannya untuk mengejar kapal ini
meski tidak melakukan kejahatan di perairan Tanzania ", Ujar SiDin Peter. Sayangnya, tanpa otoritas tidak bisa menaiki
kapal itu di luar perairan Tanzania, pengejaran terpaksa dihentikan.
Mendegar
kabar bahwa ada kapal pencuri ikan (Andrey Dolgov) menuju
perairan Indonesia, Susi memberi lampu hijau kepada AL Indonesia untuk mengejar
dan menangkap kapal tersebut. Namun,
saat kapal itu memasuki Selat Malaka yang sibuk, sinyal AIS Andrey Dolgov
menghilang tercampur aduk dengan sinyal
lain di kawasan itu sehingga AL Indonesia hanya mengandalkan kalkulasi
berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kilgour dan timnya untuk
memperkirakan lokasi kapal itu.
AL
Indonesia kemudian mengirim KRI Simeulue 2, sebuah kapal patroli pantai, untuk
mengejar dan menghentikan Andrey Dolgov. "
Selama 72 jam terakhir semua orang terlibat dan nyaris tidak tidur ", Ujar SiDin McDonnell dari Interpol. Setelah berhasil memastikan identitasnya,
KRI Simeulue 2 langsung mengejar hingga jarak 60 mil dari Sabang, sebelah
tenggara Pulau We dan memerintahkan untuk berhenti serta menahannya berdasarkan
data yang ada.
Kapten
kapal, pria Rusia bernama Aleksandr Matveev, kemudian dijatuhi hukuman penjara
empat bulan dan denda Rp 200 juta setelah dinyatakan bersalah melakukan
pencurian ikan. " Setelah pemeriksaan, kami menemukan bahwa F/V
STS-50 melanggar undang-undang perikanan Indonesia " dan
" Pencurian ikan adalah
musuh bersama dan semua negara harus membantu untuk memerangi dan
menghapuskannya ", Ujar SiGaluh
Susi Pujiastuti menteri Kelautan dan Perikanan RI dan " Negara hukum Indonesia sangat tegas dan tidak
ada kompromi terhadap kejahatan ilegal apalagi illegal fishing ", Ujar SiGaluh Susi dalam video conference
di kantor KKP, Jakarta, Jumat (3/8/2018).
Saat
investigasi Andrey Dolgov terdaftar sebagai milik Red Star Company LTD di
Belize, Amerika Tengah, diduga pemiliknya seorang warga Rusia yang memiliki kantor di
Korea Selatan dan telah melakukan sejumlah transaksi bank di New York. "
Kami sedang mencari bagaimana mereka merancang bisnis ini, bagaimana
mereka menghasilkan uang dari ikan. Hingga saat ini mereka bisa beroperasi
nyaris tak tersentuh. Kini semua berubah
", Ujar McDonnell
betagas.
Ikan terbang melompati Jaring,
Ketemu bu Susi Andrey Dolgov harus di ledakkan bung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar