NusanTaRa.Com
byBakkaranGNunukaN, 10/5/2018.
Lempar Batu Sembunyi Tangan,
Sam Rainsy Ajak boikot pemilu dari pengasingan.
byBakkaranGNunukaN, 10/5/2018.
Sam Rainsy dan Kem Sokha |
SAM RAINSY, Pemimpin
oposisi sekaligus politikus pro-demokrasi Kamboja pada minggu 29 April 2018
dari kantor partai CNRP, secara formal mengumumkan pemboikotan penyelenggaraan
pemilihan umum di negaranya yang akan dilaksanakan
pada 29 Juli 2018 mendatang. " Keputusan kami untuk tidak memilih .....
merupakan bentuk perlawanan pasif kami. Keputusan kami untuk memboikot pemilu
merupakan salah satu cara damai untuk menghentikan kediktatoran yang
berlangsung selama ini (pemerintahan PM Hun Sen) ", Ujar SiDin Rainsy Selasa (1/5/2018).
Rainsy
mengumumkan pemboikotan itu dengan mengatasnamakan dirinya sebagai anggota
Cambodia National Rescue Party (CNRP), partai oposisi yang pada November 2017
dibubarkan oleh Mahkamah Agung Kamboja atas prakarsa Perdana Menteri Hun Sen. Petinggi CNRP mengatakan bahwa pengumuman
pemboikotan pemilu Kamboja belum secara resmi dilakukan, namun langkah itu akan diambil dalam waktu
dekat, kata pihak partai. Kendati
demikian, sejumlah anggota senior kelompok oposisi mendiskreditkan langkah
Rainsy dan mempertanyakan kewenangan pria yang saat ini tengah mengucilkan diri
dari Kamboja atas alasan untuk menyelamatkan
diri dari upaya persekusi di dalam negeri.
Meski sampai
saat ini Rainsy sendiri sedang tak memegang jabatan strategis di CNRP, tetapi
masih dipandang sebagai salah satu figur penting oleh para politikus Kamboja ------
mengingat statusnya sebagai co-founder
partai itu yang berdiri dari hasil peleburan Sam Rainsy Party dan Human Rights
Party pada 2012. Sejak 2017, Rainsy
telah mangkat dari kursi kepemimpinan CNRP, menyusul langkah pemerintah Kamboja
memberlakuan undang-undang yang melarang figur pemilik rekam jejak pidana menampuk
jabatan strategis di partai politik. Menurut laporan, undang-undang itu sengaja
dibuat untuk merontokkan pengaruh Sam Rainsy sebagai pemimpin oposisi.
Rainsy yang
kini mengucilkan diri di luar negeri memiliki rekam jejak cukup menarik dalam
sejarah perpolitikan di Kamboja,
Rainsy sebelmnya pernah dijerat
sejumlah kasus pidana yang diwarnai unsur politis (criminal defamation) Peradilan Kamboja atas prakarsa rezim yang berkuasa, pernah
mendakwa dan memvonis Rainsy atas berbagai tuduhan bernuansa politis yang dijawab
politisi pro-demokrasi itu menghindari jerat hukum dengan mengucilkan diri ke
luar negeri.
Diantaranya tahun 2016, ketika Hun Sen mendakwa Rainsy atas
tuduhan pencemaran nama baik yang sebelumnya, eks-pemimpin CNRP itu menuding
bahwa sang PM terlibat dalam pembunuhan aktivis politik Kem Ley pada April 2016. Bak riak, gejolak itu memaksa Rainsy mundur
dari CNRP pada Februari 2017. Kemudian, diikuti langkah rezim PM Hun Sen yang
melarang Rainsy untuk terlibat dalam aktivitas politik di Kamboja.
Kem Sokha
kemudian menggantikan Rainsy sebagai pemimpin CNRP, namun ia ditangkap oleh rezim Hun Sen atas tuduhan
'pengkhianatan terhadap negara' ------- sebuah langkah yang semakin membuktikan upaya
sang PM Kamboja untuk memberangus lawan politknya sebagaimana menurut pandangan
berbagai komunitas internasional. Petinggi CNRP mengatakan bahwa pengumuman pemboikotan
pemilu Kamboja belum secara resmi dilakukan. Namun, langkah itu akan diambil
dalam waktu dekat, kata pihak partai. Kem
Monovithya, mantan pejabat partai dan anak perempuan Kem Sokha, mengatakan
bahwa CNRP belum membicarakan boikot. " Para pemimpin CNRP akan bertemu dalam
beberapa hari mendatang untuk memutuskan langkah selanjutnya ", Ujar SiGalu Monovithya.
Kendala dalam
usaha kalangan CNRP untuk pemboikatan tersebut selain mengalami halangann dari pihak berkuasa juga mengalami
tantangan dari kalangan CNRP yang menganggap bahwa Rainsy bukan lagi pemimpin
sehingga ia tak berhak mewakili kami. Dalam sebuah email, Rainsy meragukan bahwa
" para pemimpin CNRP ....... atau
pendukung akan menentang pengajuan saya
(untuk melakukan pemboikotan sedari dini)
". " Yang penting adalah substansi dari pesan saya dan resonansi yang ditemukannya
dengan orang-orang Kamboja. Sisanya tidak penting ",
Ujar SiDin Rainsy dalam menepis gejolak internal di dalam CNRP.
"Kami
menyerukan boikot ", Ujar SiDin Rainsy dalam sebuah pesan, "
Boikot adalah pesan kuat bahwa pemerintahan berikutnya tanpa partisipasi
3 juta pemilih adalah tidak sah ".
Hun Sen |
Sam Rainsy Ajak boikot pemilu dari pengasingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar