Senin, 14 Mei 2018

SAM RAINSY DARI CNRP (CAMBODIA NATIONAL RESCUE PARTY) AJAK PEMBOIKATAN PEMILU 2018 KAMBOJA.

NusanTaRa.Com
byBakkaranGNunukaN, 10/5/2018.
Sam Rainsy dan  Kem Sokha

SAM RAINSY, Pemimpin oposisi sekaligus politikus pro-demokrasi Kamboja pada minggu 29 April 2018 dari kantor partai CNRP, secara formal mengumumkan pemboikotan penyelenggaraan pemilihan umum di negaranya  yang akan dilaksanakan pada 29 Juli 2018 mendatang.   "  Keputusan kami untuk tidak memilih ..... merupakan bentuk perlawanan pasif kami.   Keputusan kami untuk memboikot pemilu merupakan salah satu cara damai untuk menghentikan kediktatoran yang berlangsung selama ini (pemerintahan PM Hun Sen)  ", Ujar SiDin Rainsy Selasa (1/5/2018).

Rainsy mengumumkan pemboikotan itu dengan mengatasnamakan dirinya sebagai anggota Cambodia National Rescue Party (CNRP), partai oposisi yang pada November 2017 dibubarkan oleh Mahkamah Agung Kamboja atas prakarsa Perdana Menteri Hun Sen.   Petinggi CNRP mengatakan bahwa pengumuman pemboikotan pemilu Kamboja belum secara resmi dilakukan,  namun langkah itu akan diambil dalam waktu dekat, kata pihak partai.   Kendati demikian, sejumlah anggota senior kelompok oposisi mendiskreditkan langkah Rainsy dan mempertanyakan kewenangan pria yang saat ini tengah mengucilkan diri   dari Kamboja atas alasan untuk menyelamatkan diri dari upaya persekusi di dalam negeri.

Meski sampai saat ini Rainsy sendiri sedang tak memegang jabatan strategis di CNRP, tetapi masih dipandang sebagai salah satu figur penting oleh para politikus Kamboja ------  mengingat statusnya sebagai co-founder partai itu yang berdiri dari hasil peleburan Sam Rainsy Party dan Human Rights Party pada 2012.    Sejak 2017, Rainsy telah mangkat dari kursi kepemimpinan CNRP, menyusul langkah pemerintah Kamboja memberlakuan undang-undang yang melarang figur pemilik rekam jejak pidana menampuk jabatan strategis di partai politik. Menurut laporan, undang-undang itu sengaja dibuat untuk merontokkan pengaruh Sam Rainsy sebagai pemimpin oposisi.

Rainsy yang kini mengucilkan diri di luar negeri memiliki rekam jejak cukup menarik dalam sejarah perpolitikan di Kamboja,  Rainsy  sebelmnya pernah dijerat sejumlah kasus pidana yang diwarnai unsur politis (criminal defamation)  Peradilan Kamboja  atas prakarsa rezim yang berkuasa, pernah mendakwa dan memvonis Rainsy atas berbagai tuduhan bernuansa politis yang dijawab politisi pro-demokrasi itu menghindari jerat hukum dengan mengucilkan diri ke luar negeri.

Diantaranya  tahun 2016, ketika Hun Sen mendakwa Rainsy atas tuduhan pencemaran nama baik yang sebelumnya, eks-pemimpin CNRP itu menuding bahwa sang PM terlibat dalam pembunuhan aktivis politik Kem Ley  pada April 2016.    Bak riak, gejolak itu memaksa Rainsy mundur dari CNRP pada Februari 2017. Kemudian, diikuti langkah rezim PM Hun Sen yang melarang Rainsy untuk terlibat dalam aktivitas politik di Kamboja.

Kem Sokha kemudian menggantikan Rainsy sebagai pemimpin CNRP, namun ia  ditangkap oleh rezim Hun Sen atas tuduhan 'pengkhianatan terhadap negara' -------   sebuah langkah yang semakin membuktikan upaya sang PM Kamboja untuk memberangus lawan politknya sebagaimana menurut pandangan berbagai   komunitas internasional.   Petinggi CNRP mengatakan bahwa pengumuman pemboikotan pemilu Kamboja belum secara resmi dilakukan. Namun, langkah itu akan diambil dalam waktu dekat, kata pihak partai.    Kem Monovithya, mantan pejabat partai dan anak perempuan Kem Sokha, mengatakan bahwa CNRP belum membicarakan boikot.   "  Para pemimpin CNRP akan bertemu dalam beberapa hari mendatang untuk memutuskan langkah selanjutnya  ", Ujar SiGalu Monovithya.

Kendala dalam usaha kalangan CNRP untuk pemboikatan tersebut selain mengalami  halangann dari pihak berkuasa juga mengalami tantangan dari kalangan CNRP yang menganggap bahwa Rainsy bukan lagi pemimpin sehingga ia tak berhak mewakili kami.   Dalam sebuah email, Rainsy meragukan bahwa "  para pemimpin CNRP .......   atau pendukung  akan menentang pengajuan saya (untuk melakukan pemboikotan sedari dini)  ".   "  Yang penting adalah substansi dari  pesan saya dan resonansi yang ditemukannya dengan orang-orang Kamboja. Sisanya tidak penting   ", Ujar SiDin Rainsy dalam menepis gejolak internal di dalam CNRP.

"Kami menyerukan boikot  ",  Ujar SiDin Rainsy  dalam sebuah pesan,   "  Boikot adalah pesan kuat bahwa pemerintahan berikutnya tanpa partisipasi 3 juta pemilih adalah tidak sah  ".

Hun Sen
Lempar Batu Sembunyi Tangan,
Sam Rainsy Ajak boikot pemilu dari pengasingan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...