NusanTaRa.Com
byMuhammaDBakkaranG, 4/1/2018.
Berlomba-lombalah
meramaikan Rumah Allah dengan Amal ibadah yang di Ridhoi Allah sehingga kita tidak
saja dirahmati dengan amal yang akan
menjadikan hidup bahagia dan dekat dengan Allah dialam kubur dan di akhir zaman
yang kekal, tapi juga akan mendapat berkah buat kehidpan kita selama hidup
didunia. Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh mungkin satu Gambaran akan hal
tersebut karena setiap hari selalu
diramaikan ummat Islam yang datang dari
Kota Banda Aceh untuk melaksanakan ibadah baik menegaakan Sholat wajib lima
waktu dan sholat lainnya, masjid ini juga di hari biasa entah siang dan malam
selalu dipenuhi dengan masjelis Zikir, Sholawat, Mengaji yang memenuhi masjid dengan kegiatan
masing-masing.
Ketika saya
mengunjungi mesjit Baiturrahman diakhir tahun 2017 tepatnya Minggu 31 Desember
2017, sebagai ungkapan gembiraanku aku
melaksanakan sholat Tahyatul Mesjid dua Rakaat,
setelah itu saya merasakan betapa indah dan damainya masjid ini karena di dalam masjid terdapat
mejelis taklim pengajian tiga kelompok, Sholawat 2 kelompok yang dengan
tenang melaksanakan kegiatannya sehingga
terasa damai dan tenang. Disamping itu
terdapat orang yang melaksanakan sholat
baik sholat wajib maupun sholat sunnat,
mereka yang datang bukan saja dari sekitar mesjit tapi ada juga dari sekitar
Kota Banda Aceh bahkan banyak yang datang dari luar Aceh di penjuru Nusantara
dan dunia. Bagian depan mesjit dekat mimbar terdapat
sekumpulan ummat Islam yang ternyata sedang mengitari sepasang
muda mudi yang melaksanakan Walimatul Urus (pernikahan) yang dihadiri para
keluarga, kerabat dan pihak urusan agama yang terkait.
Saat pertama saya tiba di Mesjid Raya Baiturrahman yang awalnya merupakan masjid Kesultanan Aceh yang dibangun Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam pada tahun
1022 H/1612 M, masjid ini memiliki keindahan dan kemegahan
setidaknya sebagimana dengan Taj Mahal di India dan terletak
tepat di jantung Kota yang menjadi titik pusat dari segala kegiatan
di Aceh Darussalam kota yang beriman.
Mesjid Baiturrahman termasuk mesjid yang terindah memiliki tujuh
Kubah berwarna Hitam dan lima menara, Depan dekat Gerbang terdapat satu menara
dan 12 unit payung elektrik ala Masjid Nabawi di Arab Saudi dan sejak tahun
2017 mesjid ini memiliki basemant yang sangat luas sama dengan luas areal masjid, tempat parkir kendaraan (254 mobil dan 247 motor), ruang wudhu 288
titik dan 4 unit eskalator untuk naik dan turun .
Keindahan bangunan utama Mesjid sebagai bangunan lama dengan kubah
warna hitam yang terbuat dari kayu, disengaja untuk mempertahankan
orsinalitas arsitek awalnya, sedang bagian luar dan bawah tanah terkesan sebagai bangunan modern yang Islamik seperti
Basemant dari marmer dan Payung Elektriknya sebagai hasil rehab terakhir masjid Baiturrahman yang di mulai tahun 2015 oleh
kontraktor Waskita dan diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla Sabtu 13 mei 2017 di
dampingi Gubernur Aceh Zaini Abdullah.
Mesjid Baiturrahman pada malam hari terlihat indah dengan pengaturan lampu
yang teratur serta suara pengajian yang selalu terdengar setelah sholat Magrib
membuat setiap pengunjung menjadi tenang dan khusyu untuk menjalankan
ibadah. Pembangunan Mesjid tahun 2017
diharapkan tidak saja menjadikannya pusat ibadah bagi masyarakat Banda Aceh tapi sebagai satu pusat wisata religi
Islam Nusantara, Pusat peradaban Islam Nusantara dan Pusat pengembangan dunia Ilmu Islam dan Budaya Islam.
Walimatul Urus di Mesjid Baiturrahman Aceh |
Mesjid
Baiturrahman di Bumi Serambi mekah Aceh sebagai daerah awal
masuknya penyebaran agama Islam di Nusantara tentunya memiliki sejarah
pembangunan yang cukup panjang, selain itu keberadaan masjid ini telah melaluui
beberapa era sejarah Nusantara, Era Islam, Era kolonial Belanda, Era
Perjuangan, Era Kemerdekaan, Era Pasca Tsunami dan Era sekarang, semua itu
memberi kesan dan peran keberadaannya dalam masa tersebut. Mesjid Raya Baiturrahman awalnya masjid Kesultanan Aceh yang dibangun Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam pada tahun
1022 H/1612 M sebagai tempat ibadah ummat Islam Aceh dan persinggahan bagi Jemaah
haji yang akan ke Mekkah.
Pada Agresi Belanda ke dua tanggal 10 April 1873 Masjid
Raya Baiturrahman terbakar habis, yang membuat Pahlawan Wanitan Aceh “ Cut
Nyak Dhien “ berikrar di depan masjid Baiturrahman, “ Wahai
sekalian mukmin yang bernama orang Aceh ! Lihatlah ! Saksikan sendiri dengan
matamu ! Masjid kita dibakarnya ! Mereka menentang Allah Subhanahuwataala !
Tempatmu beribadah dibinasakannya ! Nama Allah dicemarkannya ! Camkanlah itu !
Janganlah kita melupakan budi si kafir yang serupa itu ! Masih adakah orang Aceh
yang suka mengampuni dosa si kafir yang serupa itu ? Masih adakah orang Aceh
yang suka menjadi budak kafir Belanda ? ”.
Maret 1877 M Jenderal Van Sweiten meminta
maaf untuk meredam kemarahan rakyat Aceh dan Gubernur Jenderal Van Lansberge akan
membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Pembangunan mesjid selesai Tahun 1299 H/1882 M,
memiliki satu buah Kubah.
Tempat wudhu di Basemant |
Selanjutnya Masjid
Raya Baiturrahman diperluas ke bagian kanan dan kirinya dengan tambahan dua
kubah hingga memiliki tiga buah kubah, selesai dibangun pada 1936 M. Perluasan berikutnya dilanjutkan Panitia Perluasan, dengan penambahan dua kubah lagi hingga menjadi lima kubah dan dua buah menara
sebelah utara dan selatan yang selesai
tahun 1967 M. Pembangunan Mesjid
selanjutnya sangat banyak hingga yang
terlihat sekarang, namun yang terakhir tahun 2015 dengan tambahan 12 Unit
Payung Elektrik, Bangunan Basemant dan Lantai marmer bangunan luar yang selesai
dan diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla
Sabtu 13 mei 2017, yang berbeda dari bangunan dulu yaitu kolam yang ada di depan mesjid yang tidak lagi berpungsi sebagai tempat berwudhu.
Lantai halaman masjid terbuat dari Marmer selalu dipenuhi pengnjung baik Lokal, Domistik maupun
luar negeri untuk menikmati keindahan wisata Religi di Bumi serambi mekkah, serta menikmati keindahan salah satu masjid yang
pernah menjadi pusat pengembangan Islaman Nusantara berdiri dengan megah dengan
pesona zaman Oldnya klasik dan Pessona zaman NOWnya
modernya, melaksanakan sholat khusus dan
ibadah Islamnya serta berpoto sebagai bukti pengabadian.
Halaman Mesjid dihiasi dengan 30 pohon Kurma ini selain sebagai Pusat Ibadah
ummat Islam ternyata juga menjadi
pusat Ekonomi rakyat Islam karena disampinnya berdiri pusat perbelanjaan seperti
Pasar Aceh, pusat pertokoan jln Diponegoro,
Pusat Perbelanjaan jalan KH H Ahmad
Dahlan dan Pasar Kampung Baru dibagian Utara masjid yang ramai dikunjungi. Di samping masjid berdiri pusat jajanan
rakyat yang memakai Mobil, Gerobak
dan Bentor sekedar tempat rehat dan
menghilangkan dahaga dengan harga jajanan
yang sangat murah.
Mesjid Baiturrahman pusat ibadah Islam Nusantara,
Meramaikan mesjid akan menjadi berkah manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar