NusanTaRa.Com
byMuhammaDBakkaranG, 3/3/2018
byMuhammaDBakkaranG, 3/3/2018
Usaha pemerintah dan segenap
pengusaha untuk meningkatkan nilai pemasukan Negara dari sektor perdagangan
khususnya untuk pasar luar negeri di tahun 2017 setidaknya memberikan harapan
yang membanggakan dan peluang untuk pengusaha dipasar Internasional akan
semakain menjanjikan. Harapan tersebut
setidanya dapat terlihat pada perkembangan pemasaran produk perdagangan asal
Indonesia di Luar negeri seperti di Malaysia, Singapura, Taiwan, Nigeria,
Jerman, Belanda, Amerika dan Negara lainnya.
Sebagai mana laporan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi Kepada Presiden Jokowi atas kunjungannya ke Negara Nigeria, Sejumlah produk asal Indonesia berhasil menguasai pangsa di sana salah satunya produk mie instan asal Indonesia yang sudah beroperasi di Nigeria dan menguasai pasar disana. “ Saya juga melakukan pertemuan dengan 14 perusahaan Indonesia yang sudah beroperasi di Nigeria, dan sebagian besar dari mereka itu pasarnya menguasai pasar dari produk-produk itu ”, Ujar SiGaluh Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (8/6/2017).
Pada kesempatan kunjungan Retno Marsudi di Nigeria telah dijajaki kerja sama antardua Negara di antaranya yakni penjualan gerbong kereta api serta upaya untuk meningkatkan kerjasama perdagangan. Selama ini perdagangan antara Indonesia-Nigeria tidak dilakukan secara langsung melainkan menggunakan pihak ketiga, sehingga perlu usaha perdagangan secara langsung anatara Indonesia-Nigeria yang kemudian akan membentuk Preferential Trade Agreement (PTA), mengingat Nigeria merupakan pasar yang cukup besar bagi Indonesia. “ Acting presidennya, beliau setuju bahwa untuk perdagangan ini sebaiknya kita jajaki perdagangan yang sifatnya langsung. Sehingga akan memotong chains. Dari segi harga, jadi dengan perdagangan yang langsung itu tentunya akan lebih menguntungkan kedua Negara ”, Ujar SiGaluh Retno.
Dalam rangka meningkatkan produk perdagangan Indonesia diluar negeri beberapa tahun terakhir ini dikembangkan diversifikasi atau perluasan perdagangan produk jadi berkualitas tinggi, sebagaimana ungkapan " Indonesia sebagai produsen komoditas pertanian, terutama minyak sawit dan turunannya yang telah lama dikenal di Belanda dan Eropa mulai melakukan diversifikasi produk jadi berkualitas tinggi ", Ujar SiDin I Gusti A Wesaka Puja Dubes RI for Belanda.
Sebagai mana laporan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi Kepada Presiden Jokowi atas kunjungannya ke Negara Nigeria, Sejumlah produk asal Indonesia berhasil menguasai pangsa di sana salah satunya produk mie instan asal Indonesia yang sudah beroperasi di Nigeria dan menguasai pasar disana. “ Saya juga melakukan pertemuan dengan 14 perusahaan Indonesia yang sudah beroperasi di Nigeria, dan sebagian besar dari mereka itu pasarnya menguasai pasar dari produk-produk itu ”, Ujar SiGaluh Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (8/6/2017).
Pada kesempatan kunjungan Retno Marsudi di Nigeria telah dijajaki kerja sama antardua Negara di antaranya yakni penjualan gerbong kereta api serta upaya untuk meningkatkan kerjasama perdagangan. Selama ini perdagangan antara Indonesia-Nigeria tidak dilakukan secara langsung melainkan menggunakan pihak ketiga, sehingga perlu usaha perdagangan secara langsung anatara Indonesia-Nigeria yang kemudian akan membentuk Preferential Trade Agreement (PTA), mengingat Nigeria merupakan pasar yang cukup besar bagi Indonesia. “ Acting presidennya, beliau setuju bahwa untuk perdagangan ini sebaiknya kita jajaki perdagangan yang sifatnya langsung. Sehingga akan memotong chains. Dari segi harga, jadi dengan perdagangan yang langsung itu tentunya akan lebih menguntungkan kedua Negara ”, Ujar SiGaluh Retno.
Dalam rangka meningkatkan produk perdagangan Indonesia diluar negeri beberapa tahun terakhir ini dikembangkan diversifikasi atau perluasan perdagangan produk jadi berkualitas tinggi, sebagaimana ungkapan " Indonesia sebagai produsen komoditas pertanian, terutama minyak sawit dan turunannya yang telah lama dikenal di Belanda dan Eropa mulai melakukan diversifikasi produk jadi berkualitas tinggi ", Ujar SiDin I Gusti A Wesaka Puja Dubes RI for Belanda.
Berdasarkan data Centraal Bureau voor
Statistiek (CBS) Belanda, kecenderungan penurunan nilai perdagangan bilateral
yang telah berlangsung sejak 2012 telah bounced back tahun 2015 (bertumbuh 1,2
persen) dan 2016 (bertumbuh 4,8 persen).
Ekspor Indonesia ke Belanda saat ini didominasi oleh produk minyak sawit
dan produk kimia yang perlu terus dipertahankan. Di lain sisi, Dubes Puja juga
menggarisbawahi perlunya diversifikasi ekspor produk unggulan lain Indonesia ke
Belanda seperti antara lain kopi, teh, kakao dan kayu.
Ukuran semakin membaiknya nilai Produk dalam negeri diukur dari pembeli dari luar negeri yang berasal dari luar negara nontradisional tujuan ekspor tercermin dalam pameran perdagangan berskala internasional Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 dengan angka transaksi mencapai 974,76 juta dolar AS atau setara dengan Rp 12,7 triliun (nilai tukar Rp 13 ribu per dolar AS), angka ini naik 7,2 persen dari perolehan 2015 lalu sebesar 909 juta dolar AS dengan Rincian transaksi produk sebesar 826,52 juta dolar AS dan transaksi jasa 48,23 juta dolar AS dan investasi Indonesia ke negara lain sebesar 100 juta dolar AS atau setara Rp 1,3 triliun dengan negara dengan nilai transaksi prospektif terbesar India, Malaysia, Swiss, Mesir, dan Prancis.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai, meningkatnya raihan transaksi dalam pameran tahun ini tak lepas dari promosi besar-besaran yang dilakukan pemerintah baik di dalam dan luar negeri. Tak hanya itu, pemerintah juga mengajak calon pembeli dan investor luar negeri untuk berkunjung langsung ke sentra-sentra industri di daerah. Terbaru, sejumlah calon pembeli dari Yordania, Armenia, dan Nigeria menyempatkan datang langsung ke pabrik persenjataan milik PT Pindad untuk melakukan pemilihan produk. " Selanjutnya kita pantau perkembangan dari transaksi itu sendiri. Kemarin kita undang mereka yang dapat award, saya ajak makan malam, ada beberapa masukan, dimintakan perhatian, bukan hanya dari Kemendag tapi instansi lain tapi saya rasa dapat kita atasi, antara lain kenari kita bagaimana supaya bisa diekspor ", Ujar SiDin Enggar, Ahad (16/10/2016).
Untuk mendukung pemasaran produk Indonesia di Luar Negeri khususnya di Jerman maka didirikanlah Pusat promosi komoditas ekspor produk Indonesia, 'House of Indonesia', difasilitasi Kementerian Perdagangan RI diwakili Atase Perdagangan KBRI Berlin dan Kepala ITPC Hamburg serta Kepala Badan Perencanaan Daerah Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang digagas diaspora Indonesia Tati Junari Buesing-Kock, pemilik perusahaan Indo-Tati's yang berdomisili di Kota Bremen, Jerman Utara.
Tati’s sebagai pengusaha yang aktif dalam memasarkan berbagai produk komoditas unggulan asal Indonesia ke Jerman, tidak hanya komoditis bahan mentah yang diterima pasar Jerman tetapi juga berbagai produk unggulan keperluan konsumsi, seperti bahan makanan siap saji, produk furnitur, dan produk pakaian jadi. House of Indonesia memiliki area showroom berlokasi di jantung Kota Bremen terbagi dalam dua bagian yang saling berhadapan, salah satu bagian showroom didesain dengan konsep open cafe showroom sehingga pengunjung selain melihat produk yang dipamerkan, juga dapat menikmati berbagai sajian kopi Nusantara jelas beliau atas dan berharap House of Indonesia menjadi pusat promosi terpadu untuk meningkatkan jangkauan pemasaran produk ekspor unggulan Indonesia ke seluruh wilayah Jerman dan Uni Eropa.
Ukuran semakin membaiknya nilai Produk dalam negeri diukur dari pembeli dari luar negeri yang berasal dari luar negara nontradisional tujuan ekspor tercermin dalam pameran perdagangan berskala internasional Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 dengan angka transaksi mencapai 974,76 juta dolar AS atau setara dengan Rp 12,7 triliun (nilai tukar Rp 13 ribu per dolar AS), angka ini naik 7,2 persen dari perolehan 2015 lalu sebesar 909 juta dolar AS dengan Rincian transaksi produk sebesar 826,52 juta dolar AS dan transaksi jasa 48,23 juta dolar AS dan investasi Indonesia ke negara lain sebesar 100 juta dolar AS atau setara Rp 1,3 triliun dengan negara dengan nilai transaksi prospektif terbesar India, Malaysia, Swiss, Mesir, dan Prancis.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai, meningkatnya raihan transaksi dalam pameran tahun ini tak lepas dari promosi besar-besaran yang dilakukan pemerintah baik di dalam dan luar negeri. Tak hanya itu, pemerintah juga mengajak calon pembeli dan investor luar negeri untuk berkunjung langsung ke sentra-sentra industri di daerah. Terbaru, sejumlah calon pembeli dari Yordania, Armenia, dan Nigeria menyempatkan datang langsung ke pabrik persenjataan milik PT Pindad untuk melakukan pemilihan produk. " Selanjutnya kita pantau perkembangan dari transaksi itu sendiri. Kemarin kita undang mereka yang dapat award, saya ajak makan malam, ada beberapa masukan, dimintakan perhatian, bukan hanya dari Kemendag tapi instansi lain tapi saya rasa dapat kita atasi, antara lain kenari kita bagaimana supaya bisa diekspor ", Ujar SiDin Enggar, Ahad (16/10/2016).
Untuk mendukung pemasaran produk Indonesia di Luar Negeri khususnya di Jerman maka didirikanlah Pusat promosi komoditas ekspor produk Indonesia, 'House of Indonesia', difasilitasi Kementerian Perdagangan RI diwakili Atase Perdagangan KBRI Berlin dan Kepala ITPC Hamburg serta Kepala Badan Perencanaan Daerah Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang digagas diaspora Indonesia Tati Junari Buesing-Kock, pemilik perusahaan Indo-Tati's yang berdomisili di Kota Bremen, Jerman Utara.
Tati’s sebagai pengusaha yang aktif dalam memasarkan berbagai produk komoditas unggulan asal Indonesia ke Jerman, tidak hanya komoditis bahan mentah yang diterima pasar Jerman tetapi juga berbagai produk unggulan keperluan konsumsi, seperti bahan makanan siap saji, produk furnitur, dan produk pakaian jadi. House of Indonesia memiliki area showroom berlokasi di jantung Kota Bremen terbagi dalam dua bagian yang saling berhadapan, salah satu bagian showroom didesain dengan konsep open cafe showroom sehingga pengunjung selain melihat produk yang dipamerkan, juga dapat menikmati berbagai sajian kopi Nusantara jelas beliau atas dan berharap House of Indonesia menjadi pusat promosi terpadu untuk meningkatkan jangkauan pemasaran produk ekspor unggulan Indonesia ke seluruh wilayah Jerman dan Uni Eropa.
Orang Negro pergi berniaga,
Perdagangan baik tingkatkan pendapatan Negara.