Minggu, 17 Desember 2017

LAUT JUGA PERLU " HAK ASASI LAUT " UJAR SIGALUH SUSI PUJIASTUTI DI OUR OCEAN CONFERENCE 2017

Pangeran Charles dari England membuka OOC 2017 Malta.
NusanTaRa.Com
byAsnISamandaK, 21/11/2017


Laut juga harus Punya Hak asasi demikian salah satu usulan Indonsia di acara laut  “ Our Ocean Conference (OOC) 2017  ", yang berlangsung dari Kamis 05 Oktober hingga Jumat 06 Oktober 2017 di St. Julian’s Malta, Uni Eropah.   Pertemuan yang dihadiri berbagai Negara bahari dunia dibuka   Dua pangeran,   pertama Pangeran Albert II dari Monaco dan Pangeran Charles dari Inggris, sekaligus menjai pembicara kunci dalam sesi acara tersebut 05 oktober 2017,  "  Tidak efektif kalau saya lakukan ini dengan memakai hologram, jadi lebih baik saya datang langsung  ",  Ujar SiDin Pangeran Charles membuka pidatonya  yang disambut tawa hadirin di Hilton Malta, Uni Eropa, Kamis (5/10/2017) waktu setempat dan  sore harinya Ibu Susi Pujiastuti akan menjadi pembicara kunci  juga.

Laut mempunyai keluasan 70 % wilayah bumi sehingga perlu penanganan yang baik dan tidak sembarangan demi kebaikan bumi, "  Laut lepas itu kan seperti duty free zone, no mans land.  Tidak boleh laut dilakukan semena-mena seperti itu. Laut harus diberikan hak  ",  Ujar SiGaluh Susi Pujiastuti.   Selain itu si CowGirl Susi juga mengusulkan memasukkan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing sebagai bagian dari kejahatan maritim antar negara yang terorganisir (transnational fisheries crime), sehingga  "  Nanti akan ada organisasi dunia yang akan lakukan penegakan hukum untuk kejahatan kelautan dan perikanan. Kalau sudah ada badan ini nanti keadilan untuk laut bisa ditegakkan. Ketika laut dieksploitasi nanti ada hukumannya  ",  Ujar SiGaluh lagi.   

Pidato Pangeran Charles  dalam sambutannya menyampaikan banyak pesan yang disampaikannya mengenai keberlangsungan laut yang intinya dia meminta masalah laut ini diperhatikan dengan lebih serius lagi.   "  Laut ini sangat erat hubungannya dengan kita. Masalahnya yang sekarang ini tidak hanya besar tapi juga sudah sistemik. Harus dibuat ikatan yang kuat antar sesama pemangku kepentingan, kolaborasi antara negara, perusahaan, yayasan, peneliti, dan lain-lain  ",  Ujar SiDin Pangeran  Charles. 

Sementara Pangeran Albert  dalam Pidatonya menyampaikan kekhawatiran yang sama dengan Charles atas laut,  sehingga  perlu ada aksi nyata yang dilakukan oleh banyak pihak.  "  Masalah laut ini jadi tragedi. Keseimbangan hilang, dan ini perlu kita kembalikan. Kita harus ada gerakan yang nyata  ",  Ujar SiDin  Albert.     Charles mengatakan, beberapa hal yang sangat merusak laut  seperti  sampah yang sudah membuat polusi laut meningkat, pencurian ikan yang semakin marak sehingga mengganggu populasi, lalu ada juga masalah global warming.  

Pertumbuhaan Sampah dunia yang mengglobal seiring dengan  dampaknya bagi kelautan baik dampak social maupn ekonoomi yang merugikan,  bahkan sampah plastik dan sampah perkotaan pertumbhannya  sangat mengkhawatirkan karena pada peraira tertentu palstik mikro di laut lebih banyak dari Plankton dengan perbandingan 6 : 1.      Sebagai Negara Maritim Indonesia telah menerbitkan rencana aksi Nasional penanganan sampah plastik laut. Rencana Aksi Nasional tersebut disampaikan Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Arif Havas Oegroseno dalam panel tingkat tinggi di Konferensi Our Ocean, Malta, Jumat (6/10/2017).    Kami telah menyusun sebuah rencana aksi nasional yang kokoh sebagai peta jalan untuk mengatasi sampah plastik laut supaya kami dapat mengurangi hingga 70% sampah plastik pada tahun 2025  ”,  Ujar SiDin Havas. 

Dalam panel yang dimoderatori Mantan Menlu Amerika Serikat John Kerry,  Indonesia Tidak hanya mengatasi sampah di hilir   tambah Havas tapi di Rencana Aksi Nasional tersebut  pemerintah RI juga   mendorong pembersihan sungai dan pantai.  “  Indonesia juga mengembangkan plastik ramah lingkungan, mengenakan pajak pada plastik sekali pakai, mengembangkan pilot project aspal dengan campuran plastik untuk proyek jalan nasional, pengembangan sampah untuk energi, memperkuat inisiatif bank sampah, serta pemberdayaan masyarakat dan pemuda  ”,  Ujar SiDin Havas.

Pemerintah Indonesia terus menunjukkan keseriusan dalam menangani beragam permasalahan di sektor kelautan diantaranya  keterlibatan dalam Our Ocean Conference yang diselenggarakan Uni Eropa di Malta pada 5-6 Oktober 2017 serta sejak diselenggarakan tahun 2014 dengan tujuan mengundang para pemimpin dunia,   untuk merespons dan mendorong komitmen para pejabat tinggi negara agar bekerja sama membuat inovasi di sektor kelautan. Dalam kesempatan tersebut  Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastusi mengundang semua peserta konferensi untuk datang ke Our Ocean Conference tahun depan di Indonesia.   "  Dengan bangga kami menyambut Anda semua untuk hadir dalam konferensi berikutnya di Pulau Dewata Bali  ”,  Ujar SiGaluh Susi Pudjiastuti.
















Problem sampah juga ada di Laut,
Susi said laut juga perlu Hak asasi Laut.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...