Pangeran Charles dari England membuka OOC 2017 Malta. |
byAsnISamandaK, 21/11/2017
Laut juga
harus Punya Hak asasi demikian salah satu usulan Indonsia di acara laut “ Our Ocean
Conference (OOC) 2017 ", yang berlangsung dari Kamis 05 Oktober hingga Jumat 06
Oktober 2017 di St. Julian’s Malta, Uni Eropah. Pertemuan yang dihadiri berbagai Negara bahari
dunia dibuka Dua pangeran, pertama Pangeran Albert II dari Monaco dan
Pangeran Charles dari Inggris, sekaligus menjai pembicara kunci dalam sesi
acara tersebut 05 oktober 2017, " Tidak efektif kalau saya lakukan ini dengan
memakai hologram, jadi lebih baik saya datang langsung ",
Ujar SiDin Pangeran Charles membuka pidatonya yang disambut tawa hadirin di Hilton Malta,
Uni Eropa, Kamis (5/10/2017) waktu setempat dan
sore harinya Ibu Susi Pujiastuti akan menjadi pembicara kunci juga.
Laut
mempunyai keluasan 70 % wilayah bumi sehingga perlu penanganan yang baik dan
tidak sembarangan demi kebaikan bumi, "
Laut lepas itu kan seperti duty free zone, no mans land. Tidak boleh
laut dilakukan semena-mena seperti itu. Laut harus diberikan hak ",
Ujar SiGaluh Susi Pujiastuti.
Selain itu si CowGirl Susi juga mengusulkan memasukkan Illegal,
Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing sebagai bagian dari kejahatan maritim
antar negara yang terorganisir (transnational fisheries crime), sehingga "
Nanti akan ada organisasi dunia yang akan lakukan penegakan hukum untuk
kejahatan kelautan dan perikanan. Kalau sudah ada badan ini nanti keadilan
untuk laut bisa ditegakkan. Ketika laut dieksploitasi nanti ada hukumannya ",
Ujar SiGaluh lagi.
Pidato
Pangeran Charles dalam sambutannya
menyampaikan banyak pesan yang disampaikannya mengenai keberlangsungan laut
yang intinya dia meminta masalah laut ini diperhatikan dengan lebih serius
lagi. " Laut ini sangat erat hubungannya dengan kita.
Masalahnya yang sekarang ini tidak hanya besar tapi juga sudah sistemik. Harus
dibuat ikatan yang kuat antar sesama pemangku kepentingan, kolaborasi antara
negara, perusahaan, yayasan, peneliti, dan lain-lain ",
Ujar SiDin Pangeran Charles.
Sementara
Pangeran Albert dalam Pidatonya
menyampaikan kekhawatiran yang sama dengan Charles atas laut, sehingga
perlu ada aksi nyata yang dilakukan oleh banyak pihak. "
Masalah laut ini jadi tragedi. Keseimbangan hilang, dan ini perlu kita
kembalikan. Kita harus ada gerakan yang nyata
", Ujar SiDin Albert.
Charles mengatakan, beberapa hal yang sangat merusak laut seperti
sampah yang sudah membuat polusi laut meningkat, pencurian ikan yang
semakin marak sehingga mengganggu populasi, lalu ada juga masalah global
warming.
Pertumbuhaan
Sampah dunia yang mengglobal seiring dengan
dampaknya bagi kelautan baik dampak social maupn ekonoomi yang
merugikan, bahkan sampah plastik dan
sampah perkotaan pertumbhannya sangat
mengkhawatirkan karena pada peraira tertentu palstik mikro di laut lebih banyak
dari Plankton dengan perbandingan 6 : 1.
Sebagai Negara Maritim Indonesia telah menerbitkan rencana aksi Nasional
penanganan sampah plastik laut. Rencana Aksi Nasional tersebut disampaikan
Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Arif Havas
Oegroseno dalam panel tingkat tinggi di Konferensi Our Ocean, Malta, Jumat
(6/10/2017). “ Kami telah menyusun sebuah rencana aksi
nasional yang kokoh sebagai peta jalan untuk mengatasi sampah plastik laut
supaya kami dapat mengurangi hingga 70% sampah plastik pada tahun 2025 ”,
Ujar SiDin Havas.
Dalam panel
yang dimoderatori Mantan Menlu Amerika Serikat John Kerry, Indonesia Tidak hanya mengatasi sampah di
hilir tambah Havas tapi di Rencana Aksi Nasional tersebut pemerintah RI
juga mendorong pembersihan sungai dan pantai.
“ Indonesia juga mengembangkan plastik
ramah lingkungan, mengenakan pajak pada plastik sekali pakai, mengembangkan
pilot project aspal dengan campuran plastik untuk proyek jalan nasional,
pengembangan sampah untuk energi, memperkuat inisiatif bank sampah, serta
pemberdayaan masyarakat dan pemuda
”, Ujar SiDin Havas.
Pemerintah
Indonesia terus menunjukkan keseriusan dalam menangani beragam permasalahan di
sektor kelautan diantaranya keterlibatan
dalam Our Ocean Conference yang diselenggarakan Uni Eropa di Malta pada 5-6
Oktober 2017 serta sejak diselenggarakan tahun 2014 dengan tujuan mengundang
para pemimpin dunia, untuk merespons
dan mendorong komitmen para pejabat tinggi negara agar bekerja sama membuat
inovasi di sektor kelautan. Dalam kesempatan tersebut Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastusi mengundang semua peserta konferensi untuk datang ke Our Ocean
Conference tahun depan di Indonesia.
" Dengan bangga kami
menyambut Anda semua untuk hadir dalam konferensi berikutnya di Pulau Dewata
Bali ”,
Ujar SiGaluh Susi Pudjiastuti.
Problem sampah juga ada di Laut,
Susi said laut juga perlu Hak asasi Laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar