NusanTaRa.Com
byMcDonalDBiunG, 23/11/2017
Pasukan pembebasan warga sipil yang
disendera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) akhirnya berhasil menjalankan misinya
setelah seminggu menjalankan tugasnya di desa Kimberly dan desa Banti Tembagapura lokasi
penyanderaan dan penyekapan warga sipil tersebut. Pembebasan 1.300 sandera yang diisolasi oleh
kelompok kriminal bersenjata di Tembagapura sejak 19 oktober 2017 meliputi
hampir 1.000 orang warga sempat dan sekitar 344 orang warga pendatang yang
banyak bekerja sebagai pendulang emas, mereka disekap pasukan KKB selama empat
minggu sebelum berhasil dibebaskan.
Pihak pemerintah bersama Polri sejak
warga sipil mengalami penyanderaan KKB selama tiga minggu aktip melakukan
pendekatan pembebasan melalui berbagai negosiasi dengan Kelompok Kriminal
Bersenjata dengan menggunakan Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan
Tokoh HAM tapi mengalami kebuntuan. Pembentukan pasukan operasi pembebasan warga
sipil dari penyanderaan KKB di Tembagapura dengan sebutan “ OPERASI SENYAP “ terdiri dari pasukan Gabungan dari
Kopasus Batalion 751 Rider dan Taipur Kostrad berjumlah 67 orang serta dari
satuan Polri Sabara.
Mantan Komandan Kelompok Khusus Badan
Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Kolonel (Purn) Fauka Noor Farid menyatakan
Kelompok penyandera warga yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua
bukanlah kriminal biasa, mereka serupa dengan kelompok sparatis yang harus
ditindak tegas Karena apa yang mereka lakukan tidak jauh berbeda dengan
Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik yang juga
melakukann penyanderaan dan menuntut pembebasan Papua. "
Mereka ini kelompok separatis bersenjata, yang melakukan penyanderaan terhadap
warga sipil, jadi bukan kriminal biasa. Ini masalah kedaulatan, harusnya ada
tindakan tegas, TNI yang harusnya menangani
", Ujar SiDin Fauka Noor
Farid.
KKB yang menyekap warga di Desa Kimbarly
dan Desa Banti Tembagapura melarang segenap sanderanya untuk keluar masuk dari wilayah operasi bersenjata mereka, upaya pendekatan pemerintah juga
mengalami kebuntuan atas tuntutan mereka berupa tuntutan pembagian keuangan
dari FreePort. Upaya pengamanan
didatangkan satu pleton anggota TNI dari Jakarta yang terdiri dari Kopasus Batalion 751 Rider dan Taipur Kostrad
menggunakan pesawat Angkata Udara
Indonesia Air Force dan setibanya di Jayapura langsung menuju Tembagapura Timika menggunakan Truck..
Setelah pasukan Tim Pembebasan siap,
mereka bergerak kelokasi menelusuri hutan, jalan terjal, kehujanan dan berjalan
selama lima hari lima malam dengan bekal yang terbatas tapi dengan pengalaman
mereka yang sudah terbiasa mengatasi rintangan alam demikian, pertempuran mulai terjadi ketika mereka
menempuh 4,5 km selama 3-5 hari hingga KKB lari. Ketika menemukan kampung penyanderaan yang
sunyi mereka diinstruksikan untuk menembak kalangan penyandera saja dan yang
terlihat memegang senjata serta menghindari jatuhnya korban dikalangan
sandera/sipil.
Pertempuran terjadi di wilayah
penyanderaan dengan pasukan KKB setelah seminggu menjalani operasi, tidak sampai sehari para penyandera melarikan diri
sehingga para sandera dapat diamankan secara khusus oleh Satgas dari Polri sedang
satuan TNI melakukan pemburuan hingga keluar kampung pada jarak tertentu
yang dianggap aman. Para sandera warga asli
tetap tinggal di wilayah tersebut dengan mendapat pengawalan dari satuan tempur
Polri dan warga pendatang yang banyak menjadi pendulang Emas akan dipulangkan
kekampungnya dengan pengawalan satuan tempur TNI ke daerah terdekat yang aman.
Dalam operasi penyelamatan sandera
KKB ini dua orang dari satuan Polri terkena tembakan yang dilepaskan pasukan
KKB ketika akan memasuki kampung penyanderaan Kelompok Kriminal Bersenjata
(KKB) di area Mile 69 Freeport Tembagapura.
Satu dari dua anggota satuan Brimob Polri yang tertembak mati atas nama
Bripta Firman BKO Tim Khusus Polres Mimika dan satu rekannya Bripka Rumtge
Yongky Ateng tertembak berada di rumah sakit masih dalam perawatan. Mengenai pasukan KKB yang lari akan dilakukan
pengejaran oleh satuan tugas Operasi
Senyap dari pasukan TNI.
Hutan tumbuh di puncak Bukit Jaya Wijaya,
Pembebasan Sandera KKB kejayaan operasi Senyap di Tembagapura.