NusanTaRa.Com
byDannYAsmorO, 9/11/2017
Tulisan ini dipersembahkan untuk memperingati " Hari Pahlawan " 10 Nopember 2017.
byDannYAsmorO, 9/11/2017
Kalau
biasanya Taman Makam Pahlawan Indonesia dihuni para pahlawan pejuang bangsa
Indonesia asli yang gugur dalam membela tanah air, tapi di taman makam Pahlawan
Garut di Kampung Tenjolaya Kelurahan
Jayawaras Kecamatan Tarogong Kidul agak lain dari biasanya karena selain
bersemayam pahlawan tanah air disini bersemayam juga tiga jasat eks serdadu Jepang yang satunya
berdarah Korea yang pernah bersama pejuang Garut berjuang mengusir Belanda pada agresi Militer Belanda kedua tahun 1948.
Ketiga eks
serdadu Jepang yang disemayamkan di
makam pahlawan Garut Tenjolaya tersebut
Aoki, Hasegawa dan Yang Chil Seong yang masih berdarah Korea
dengan nama Jepangnya Tanagawa. Mereka
dikebumikan disini karena gugur dalam perjuangan melawan Belanda bersama
pejuang Garut dan mereka yang gugur terbilang dalam usia mudah yang tidak
mau tunduk pada Belanda. Mereka selain bergabung berjuang bersama rakyat
Indonesia, juga menyatakan masuk Agama Islam dan mengganti nama mereka
menjadi Tanagawa menjadi Komarudin, Aoki menjadi Abu Bakar, dan Hasegawa menjadi
Usman yang diambil dari nama sahabat Nabi Muhammad SAW.
Menurut penjaga Makam Pahlawan Garut Tenjolaya Bapak Iman
Sukirman yang banyak mengetahui riwayat mereka yang di semayamkan disini, menjelaskan bahwa Yang Chil Seong merupakan seorang prajurit yang ahli dalam
membuat bom sehingga ia banyak mendukung perjuangan dlam membendung serangan
Belanda dan melatih pemuda merakit Bom. Sementara prajurit Aoki dan prajurit Hasegawa merupakan ahli
strategi perang yang banyak mendukung
perjuangan dalam penyerangan dan melumpuhkan kekuatan Belanda kala itu.
Ketika
Jepang kalah dalam perang Dunia kedua secara otomatis seterunya Sekutu akan
menguasai Indonesia, sehngga masuklah pasukan NICA yang terdiri dari Belanda memboncengi pasukan Inggris dan Australia
untuk melucuti Pasukan Jepang serta menawannya. Karena ketiga serdadu tersebut tidak mau
tunduk pada pasukan NICA maka mereka masuk hutan bergabung dengan pejuang tanah air yang kebetulan berjuangan untuk menegakkan
kemerdekaan yang telah di Proklamir pada 17 Agustus 1945 yang akan dinodai
Belanda. Perjuangan mereka bersama pahlawan Garut bergabung dalam satu pasukan yang disebut “ Pasukan
Pangeran Papak “ yang bermarkas di Kecamatan Wanaraja Bahkan bersama Pasukan Pangeran Papak mereka
bertiga berhaasil menghalau tentara Belanda memaasuki Garut saat agresi militer
Belanda ke Dua, dalam perjuangan tersebut Tanagawa sempat
menikahi gadis Wanaraja.
Informasi
yang dihimpun NusanTaRa.Com dari Bapak Imam bahwa ketiga tentara Jepang
memegang peranan kunci dalam menghalau Belandaa memasuki Garut, mereka berhasil menghancurkan Jembatan PTG sekarang disebut
Jembatan Kerkhof di jalan Perintis kemerdekaan sehingga pasukan Belanda
terhambat memasuki Garut. Gagasan ini
hasil kesepakatan Aoki dan Hasegawa dan
mendapat persetujuan rekan seperjuangan kemudian dilaksanakan Tanagawa. " Sebelumnya
dimakamkan di Pasir Pogor, sejak tahun 1982, ketiganya dipindahkan ke TMP Tenjolaya ",
Ujar SiDin Iman di Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Kamis (9/11/2017).
Ketiga
tentara pejuang Jepang meninggal di
tangan prajurit Belanda setelah mereka tertangkap bersama dua prajurit
Indonesia di kawasan Gunung Dora Kecamatan Sucinaraja yang berbatasan dengan
Kabupaten Tasikmalaya, " Mereka bersembunyi di Gunung Dora, bisa
tertangkap setelah ada orang yang membocorkan keberadaan mereka ",
Ujar SiDin Imam. Setelah
tertangkap ketiganya dieksekusi mati oleh tentara Belandaa di lapangan Kerkhof
sekarang Sarana Olahraga (SOR) Merdeka Kerkhof sementara dua tentara Indonesia
dibawa ke Bandung oleh Belanda, " Komarudin, saat dieksekusi mati, usianya
sekitar 30 tahun. Saat dieksekusi, mereka menggunakan baju kemeja putih dengan
sarung merah, eksekusinya di hadapan masyarakat
", tegasnya lagi.
Kisah
kepahlawanan Komaruddin alias Tanagawa alias Yang Chil Seong telah dibukukan oleh seorang Professor Jepang tahun 2012 dan Batu
nisan makam Komaruddin pun telah berganti Marmer yang diperbaiki Pemerintah
Korea Selatan. " Jika sosok Yang Chil Seong saja bisa sangat
mencintai Indonesia hingga berani berjuang, kenapa kita sebagai orang Indonesia
tidak mencintai tanah kelahiran sendiri ",
Ujar SiDin Mayor Infanteri Aat Supriatna Kep Kodim 0611 Garut, Kamis (9/11/2017) .
Maung Harimau di Hutan Rimba,
Tiga Pejuang Jepang gugur mengusir Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar