NusanTaRa.Com
byMuhammaDBakkaranG
byMuhammaDBakkaranG
Warga muslim Palestina dipastikan
dapat kembali beribadah di Masjid Al-Aqsha yang berada disalah satu kawasan kota tua
Jerusalem Kamis (27/7/2017), untuk pertama kalinya setelah hampir dua minggu ditutup militer Israel bagi umat muslim Palestina untuk melaksanakan ibadah di sana. Pembebasan kawasan
tersebut tentulah tak lepas dari Jihat
waga Palestina selama konflik tersebut yang tak henti-hentinya dan tekanan
politik dari Negara-negara di dunia utamanya dari Negara Islam. Allahu Akbar.
Penutupan Masjid Al-Aqsha secara
resmi oleh militer Israel bermula Jumat
15 Juli 2017 setelah sehari sebelumnya
Kamis 14 Juli 2017 terjadi tragedi penembakan tiga pemuda arab yang mengakibatkan
meninggalnya 2 orang polisi Israel kemudian Mujahit tersebut ditembak mati juga dipekarangan masdjid Al-Aqsha seketika itu
juga. Kejadian tersebut memicu kemarahan ummat Islam di sana dan memuncak ketika dalam protes itu Mufti Agung Masjid setempat Muhammad Ahmad Hussein ditangkap pihak polisi
Israel karena dianggap menghasut dan
mempertanyakan alasan penutupan tempat ibadah umat Islam yang saat itu akan beribadah sholat Jum’at.
Pembukaan kembali kawasan masjid
Al-Aqsha untuk warga Palestina setelah Israel menyingkirkan semua detektot
metal, pagar besi dan Kamera pengawasan disemua pintu masuk ke dalam
Masjid. “ Otoritas agama Islam di Jerusalem mengimbau
warga Palestina untuk masuk ke Masjid Al-Aqsha untuk sholat setelah siang
hari ”,
Ujar SiDin Pejabat Waqf, otoritas Islam yang mengelola masjid Kamis
(27/7/2017), demikian juga kata Mufti Yerusalem
Muhammad Hussein, Dia mengumumkan
boikot warga muslim terhadap Kuil Bukit telah berakhir karena Israel sudah
mencabut semua alat pengaman di kompleks Masjid Al-Aqsha dan “ Semua
sudah kembali seperti sedia kala, jadi kami akan sholat di Al-Aqsha ”.
Pasca penutupan kawasan kota tua
Jerusalam, aksi pihak Israel tersebut
mendapat kecaman dan demonstrasi dari dunia internasional terutama dari dunia
Islam yang menuntut pembukaan kembali kawasan Bukit Kuil dan Haram al
Sharif bagi kegiatan umat Islami. Kecaman keras akan aksi penutupan pihak
Israel atas Al-Aqsha datang dari beberapa Negara seperti Turki, Malaysia, Indonesia, Mesir dan Negara islam lain yang
menuntut agar Israel segera membuka kawasan Islam tersebut untuk warga palestina agar mereka dapat beribadah kembali di sana. Menteri Luar negeri Indonesia bahkan telah
menuntut agar PBB segera mengagendakan persoalan tersebut untuk diusahakan agar dibuka segera.
Di Indonesia diketahui beberapa Ormas
Islam mengutuk tragedi tersebut dan menuntut pemerintah untuk mengambil
tindakan nyata dalam pembebasan Kiblat ke pertama Ummat Islam bahkan beberapa
relawan jihat islam telah disiapkan untuk terjun langsung ke Palestina seperti
dari FPI, MMI dan Komando KOKAM (Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah). “ Komando
Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) siap kapan saja diminta oleh
Negara/Pemerintah Republik Indonesia untuk terlibat dalam upaya kemanusiaan di
Palestina atau dimana saja yang membutuhkan bantuan kemanusian ”,
Ujar SiDin Dahnil Anzar Simanjuntak ketum PP Pemuda Muhammadiyah dikutip
NusanTaRa.Com.
Selama Rentan waktu penutupan Kawasan
Masjid Al-Aqsha Indonesia sempat menjadi perhatian dunia karena secara tak
terduga Pihak Israel membuat pernyataan yang akan menyerang Indonesia. Negara Israel akan menyerang Indonesia sama
dengan saat mereka menyerang Palestina pernyataan ini diungkapkan Presiden
Israel Reuven Rivlin di Yerusalem
7/25/2017, hal itu dipicu dari banyaknya situs-situs mereka dibombardir para peretas yang mayoritas dari Indonesia,
mereka menuntut agar orang-orang Indonesia
tidak mencampuri urusannya, dan para hacker Tanah Air tidak menyerang
website-wwbsite di negara mereka.
“
Polisi mengembalikan kondisi keamanan seperti sebelum terjadi serangan di
Haram al-Sharif pada 14 Juli 2017 ”, Ujar SiDin Luba Samiri jubir kepolisian
Israel. Kawasan Jerusalem Timur diduduki Israel
sejak Perang Timur Tengah 1967 dan Israel berulang kali menegaskan akan
menjaga status quo kawasan rumit ini yang telah diterapkan selama 50
tahun. Palestina menganggap kawasan itu milik mereka dan menetapkan Jerusalem Timur sebagai ibukota
Negara masa depan. Sejarah
mencatat kawasan rumit ini pernah dibebaskan dari kaum Israel – Tahun 638 M
Khalifah Umar bin Khattab membebaskan bumi ini dari kuasa kaum Salibis, -
Shalahuddin Al-Ayyubi dari negeri Kurdi
Iraq berhasil membebaskannya tahun 27 Rajjab 573 H/2 Oktober 1187 yang
terkenal dengan sumpahnya “
Tidak akan tersenyum untuk Selama hidupnya sebelum
membebaskan Masdjid Al-Aqsha dan kawasan sekitarnya dari penjajahan
Salibis “, dan - tahun 1876-1911 Sultan
Abdul Hamid II dari kekhalipahan Turki Utsmani mempertahankan masdjid Al-Aqsha
dengan gigih sebagai waqaf ummat Islam dan tidak memberikan sejengkal tanah
Al-Aqsha pada musuh.
Pemuda Palestina berjuang meski hanya Batu,
Masjid Al-Aqsha kembali ke Islam meski dengan Batu.