Nusantara.Com
Menikmati
panorama perairan dengan berbagai kondisi alamnya yang eksotik ditengah daratan yang luas, tentunya dapat anda nikmati di Danau Jempang
sebuah danau yang berada disisi hulu Sungai Mahakam Kecamatan Jempang Kab. Kutai Barat Kalimantan Timur. Danau yang dikelilingi beberapa kampung
tradisionil etnis dayak yang masih menghiasi hidupnya dengan kebudayaan tradisi
akan menjadi satu pesona tambahan yang menyenangkan buat Traveler yang berkunjung, disamping menikmati berbagai keindahan yang masih Natural Danau Jempang dan hampir belum tersentuh pembangunan,
berada sekitar 370 km dari muara sungai Mahakam atau Samarinda.
Danau
Jempang yang oleh warga disana disebut " KENOHAN " masih bagian dari Sungai Mahakam
menyajikan banyak pesona alam
yang dapat dinikmati bagi mereka yang datang kesana, pemandangan alam
dengan luas perairan mencapai 15.000 ha dilatari nun di sana berdiri Gunung
Meratus, Kampung-kampung kecil yang
berdiri disisi Danau dengan keragaman
budayanya khususnya suku Dayak Benuaq,
Dayak Tunjung, Melayu Kutai, Dayak Bahau dll,
Kegiatan Para Nelayan Danau yang menetap di atas rumah terapung serta
Keramba Apungnya yang khas cukup menarik untuk melepas kejenuhan hidup, Hilir mudik berbagai perahu nelayan antara
Desa dengan perahunya yang khas terlebih disore hari mungkin bisa dibilang
cukup romantic, atau menyaksikan si
Ujang anak Dayak benuak sedang sibuk menarik kailnya atau jalanya ditengah
danau yang tenang.
Sarana
transportasi antara Kampung Kecil di pesisir danau Jempang menggunakan perahu
Ketinting (seingatku model ketinting ini mirip dengan perahu yang digunakan
para nelayan di Sungai-sungai Thailand),
Perahu bermesin dan kapal motor yang biasanya digunakan antara Desa atau
pemukiman diluar danau. Antara beberapa
Kampung juga masih dapat diubungkan dengan jalan darat, sehingga jika anda berada di Kampung Issuy
jangan lupa menikmati pesona “ Jembatan
Cinta “ terbuat dari Kayu Ulin dan
berpagar sepanjang 1 km, katanya bagi
pasangan yang sempat kesini akan Langgeng.
Untuk menuju ke Samarinda harus menggunakan Mobil rental sejauh 320 km
Rp 2.000.000 atau menggunakan kapal selama sehari melalui Sungai Mahakam Rp
200.000/org, tapi untuk ini harus ke Melak dahulu.
Ketika saya
berada di Kampung Issuy Sabtu, 25
Februari 2017 disatu sudut Danau Jempang (Kenohan). Pagi
itu, melalui Jembatannya saya mencarter
perahu seharian dengan maksud mengitari Danau semampu yang bisa mengingat
wilayahnya yang cukup luas, perahu
sepanjang 3,5 meter dengan mesinnya menurut saya cukup unik mirip perahu di sungai-sungai
Thailand. Setelah berjalan keluar selama 15 menit
kamipun telah keluar dari tanjung dan berhadapan denga Kampung Pulau Lanting
Dengan beberapa rumah nelayan di sisi pulau, berjalan keluar lagi karena yang kami lalui
masih seperti selat yang sempit,
terpampang perairan Danau Jempang yang lebih luas dan mengagumkan meski
perairannya rada tenang dengan beberapa perahu yang mengapung di atasnya baik
transportasi maupun para nelayan. Dari
sini terlihat beberapa Kampung Dayak yang kecil seperti Kampung Jones, Kampung
Issuy, Kampung Ohong, Kampung Jempang, Kampung Atuhai dan Kampung Pulau Lanting yang kehidupannya banyak
tergantung pada Nelayan, Pertanian dan transportasi.
Penduduk kampung
dipesisir Kenohan sekitar 2.500 jiwa
sebagian besar tergantung pada hasil
pertanian dan perairan Danau baik nelayan tangkap ataupun budidaya ikan. Secara alami Danau Jempang sangat kaya akan
Sumberdaya ikannya seperti Ikan Nila, Patin, Haruan, Lele, Salap, Belut, Lais, Mujair, Mas
dsbgnya, menurut Yabeth penduduk Kampung Jones bahwa sesekali ikan Pesut
atau lumba-lumba Mahakam ditemukan berenang dipermukaan danau ini. Jika kita berada di Kampung Issuy, Jones
dan Lanting kita akan menemukan “ RUMAH APUNG “ yaitu rumah yang dibuat diatas
batang terapung atau Rakit diatas air danau serta disamping pondok tersebut terdapat 2 – 4
keramba ikan yang terbuat dari kayu Ulin seukuran 3 x 2 meter tempat budidaya
ikan. Sangat menyenangkan berjalan sambil
melompat-lompat diantara Rumah Apung
yang bisa berbanjar sampai 6 buah serta memperhatikan keramba mereka atau ikan
yang ada dibawah rumah atau melihat
proses pengeringan ikan yang dibuat ikan Asin, sambil membeli untuk dijadikan
oleh-oleh (Rp 20.000/kb).
Kegiatan
yang cukup menarik di Danau Jempang/Kenohan tentulah menikmati kesegaran air
danau dengan bercebur, tapi sebaiknya anda mencarter perahu bermesin tadi
sebesar Rp 300.000 agar dapat lebih ditengah, disamping itu buat para Pemancing Maniaker dapat meluahkan hobynya dengan lebih eksaitik karena kondisi ikan dan perairannya yang khusus, sembari menikmati geliat kampung
dayak disisi danau. Perahu tadipun dapat anda gunankan
mengunjungi kampung-kampung Dayak tersebut untuk mengenal lebih dekat
kebudayaan dan keramahan warga Benuaq dan Tunjang yang cukup melegenda akan keramahannya sehingga kata si Anton warga Issuy jika ada warga yang menawarkan sesuatu itu jangan ditolak. Kalau ada perayaan adat tentunya upacara akan lebih meriah lagi. Atau anda dapat mengunjungi Rumah
adat menyaksikan Karya Seni ukir, Ulop doyo, manik-manik yang biasanya antara etnis
mempunyai perbedaan tersendiri dan
membelinya sebagai oleh-oleh. Ketika
itu saya sempat membeli sebuah hasil kerajinaan Tas panggul dari ayaman Rotan
bahasa dayaknya " ANJAT " seharga Rp 500.000 sebuah.
Di beberapa sisi Danau Kenohan ditumbuhi
Gulma Air yang cukup lebat hingga sejauh 100 meter dari tepi danau membuat
airnya warna Coklat dan proses
sedimentasi cukup tinggi terutama di daerah yang aliran airnya lemah, pada musim hujan danau berkedalaman hingga
8-10 meter tapi musim kemarau ada yang hanya berkedalaman 2 meter atau menampakkan pasir di pinggir
Danau. Menurut Direktorat Danau dan Sungai bahwa
Danau Jempang termasuk salah satu Danau yang terancam kalau saja tidak ada
tindakan Conservasi Danau yang lebih baik untuk mencegah pendangkalan dan
pembersihan beberapa kawasan Gulma Air.
Di Kampung Jones dan Kampung Pulau Lantin pada musim kemarau
akan terjadi penurunan air hingga di temukan lahan sedimen sejauh 100
m. Ketika disana saya melihat lahan ini
digunakan penduduk untuk bertanam padi bahkan ada yang menanamnya hingga
seluas 1.5 ha, jenis padi yang di tanam
padi Hibrida dengan hasil sekali panen untuk 1 ha mencapai 450 kg gabah. Di beberapa titik tempat ini dijadikan tempat
perkemahan oleh para pengunjung sehingga begitu pagi mereka dapat langsung
nyebur ke Danau.
Danau Jepang
Menurut Legenda Masyarakat Dayak Benuaq dan Tunjung, bahwa danau ini terbentuk
sebagai penggabungan beberapa gunung
yang dulu bertaburan disitu seperti Gunung
Jempang, Gunung Nungan, Gunung Konyut, Gunung Pamungkas dan Gunung Meratus. Suatu ketika Ayus Datang atas perintah Lintang
Olo untuk menggabungkan semua gunung tersebut agar
banyak warga yang datang karena kalau bergunung sulit orang datang, setelah disepakati Ayus pun berkata bahawa
dalam 8 hari semua gunung tersebut akan melebur menjadi air yang
besar. Namun saat mereka melebur jadi
air Gunung Meratus dan Gunung Konyut
tidak melebur membuat Danau Jempang Marah dan bersumpah bahwa nanti bila ada penduduk bumi melintasi Danau
Jempang menyebut Gunung Meratus akan datang angin badai besar di atas Danau
tersebut.
byKariTaLa LA
Putri Dayak merajut tenunan,
Danau Jempang satu pesona yang belum Bangun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar