NusanTaRa.Com
Nara Masista Rakhmatia, diplomat muda dan cantik ini kelahiran Jakarta dan akan genap berusia 34 tahun bulan Desember 2016. Tammatan SMA 70 Jakarta, Lulusan FISIP UI Jurusan HI Lulus tahun 2002. Sempat menjadi peneliti di CERIC (Center for Research on Inter-group Relations and Conflict Resolution) dan juga Center for East Asia Cooperation Studies. Dua lembaga itu berada di bawah naungan FISIP UI. Ketika menjadi PNS di Kementerian Luar Negeri, Nara Masista ditempatkan di Direktorat Kerjasama Antar Kawasan pada Direktorat Jenderal Urusan Asia Pasifik dan Afrika. Di Kemlu, spesialisasi Nara nampaknya adalah Organisasi Kerjasama Ekonomi Asia Pasific APEC dan kemudian dikirim ke New York sebagai jurubicara Indonesia di PBB.
Mungkin Nara Masista Rakhmatia bisa
dikatakan satu diplomat ulung dan termuda yang dimiliki Indonesia saat ini,
kecemerlangannya terlihat bagaimana ia dengan cerdik dan tegas menanggapi dan membungkam pidato enam kepala Negara di kawasan pasipik selatan dan barat yang
menghendaki agar memasukkan Kasus
Pelanggaran HAM, Penentuan nasib sendiri bagi Papua dan Papua Barat dalam satu
agenda kerja PBB, Pernyataan ini
disampaikan keenam kepala Negara tersebut yaitu Presiden Nauru dan Kepulauan
Marshall serta empat perdana menteri PM Vanuatu, Kep. Solomon, Tuvalu dan Tonga
dalam acara KTT PBB 13 – 26 September 2016.
Sejak berita itu ditayangkan Nama Nara Masista menjadi viral diberbagai medsos dengan berbagai tanggapan positip dan dukungan atas semua pernyataan yang beliau keluarkan dalam menanggapi persoalan di Papua oleh negara-negara di Kawasan Pasipik. Semua pernyataannya menanggapi secara tepat setiap persoalan yang dikemukakan pihak lawan serta dengan sopan dan jitu ia memberikan keyakinan bagaimana situasi Indonesia yang sebenarnya tidak seperti yang mereka ungkapkan yang terkesan dibuat-buat untuk konsumsi politik semata. Bagaimana ia yang duduk dimeja utusan sendiri mampu meyakinkan dengan penuh percaya diri memberikan jawaban yang sewajarnya bak srikandi tanpa ada kesan keraguan.
Sejak berita itu ditayangkan Nama Nara Masista menjadi viral diberbagai medsos dengan berbagai tanggapan positip dan dukungan atas semua pernyataan yang beliau keluarkan dalam menanggapi persoalan di Papua oleh negara-negara di Kawasan Pasipik. Semua pernyataannya menanggapi secara tepat setiap persoalan yang dikemukakan pihak lawan serta dengan sopan dan jitu ia memberikan keyakinan bagaimana situasi Indonesia yang sebenarnya tidak seperti yang mereka ungkapkan yang terkesan dibuat-buat untuk konsumsi politik semata. Bagaimana ia yang duduk dimeja utusan sendiri mampu meyakinkan dengan penuh percaya diri memberikan jawaban yang sewajarnya bak srikandi tanpa ada kesan keraguan.
Nara Masista yang cantik dan cerdik
tersebut diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan atas pidato keenam kepala
Negara di Pasipik tersebut sebagai berikut
: Indonesia terkejut mendengar
di sidang yang penting ini, di mana para pemimpin bertemu di sini untuk
membahas implementasi awal SDGs (The Sustainable Development Goals). Transformasi
dari tindakan kolektif kita, dan tantangan global lainnya seperti perubahan
iklim, di mana negara Pasifik yang akan paling terdampak. Dimana poin diatas menjadi Agenda kerja yang
akan dibahas saat itu, namun pemimpin tersebut malah membahas diluar persoalan
tersebut dengan mengintervensi kedaulatan Negara lain dan melanggar integritas territorial.
Selanjutnya ia mengatakan, Kami
menolak mentah-mentah sindiran terus menerus dalam pernyataan mereka, karena
itu jelas mencerminkan ketidak pahaman mereka terhadap sejarah situasi
saat ini dan perkembangan progresif di indonesia, termasuk di Provinsi Papua
dan Papua Barat, serta manuver politik yang tidak bersahabat dan retoris. Pernyataan bernuansa politik mereka
itu dirancang untuk mendukung kelompok-kelompok separatis di provinsi-provinsi
tersebut, yang begitu bersemangat mengganggu ketertiban umum dan melakukan
serangan teroris bersenjata terhadap masyarakat sipil dan aparat keamanan. Pernyataan negara-negara itu benar-benar
melanggar tujuan dari piagam HAM PBB dan melanggar prinsip hukum internasional
tentang relasi persahabatan antar negara serta kedaulatan dan integritas
teritori suatu negara.
Pada kesempatan tersebut Nara
Masista juga menganggap bahwa Negara-negara
ini sudah menggunakan Majelis Umum PBB untuk mengajukan agenda domestik mereka, menggunakan informasi yang salah dan
mengada-ada, dan membahayakan kredibilitas forum ini. Komitmen Indonesia terhadap HAM tak perlu
dipertanyakan lagi sebagai pendiri Dewan HAM PBB.
Indonesia adalah penggagas komisi HAM
antar pemerintah ASEAN dan Indonesia sudah meratifikasi delapan dari sembilan
instrumen utama HAM, semuanya terintegrasi dalam sistem hukum nasional kami
dibanding hanya empat oleh negara Kepulauan Solomon, dan lima oleh negara
Vanuatu.
Kemudian ia memberikan penjelasan
terkait aksi HAM di Indonesia sebagai jawaban bahwa adanya pelanggaran HAM, Indonesia
ada di antaranya segelintir negara yang memiliki Rencana Aksi Nasional HAM dan Indonesia memiliki Komnas HAM yang aktif dan
kuat sejak tahun 1993, masyarakat sipil yang aktif dan bebas. Dengan cerdik Nara memberikan
pembelaan terhadap mekanisme dan pelaksaan HAM di Indonesia bahwa sebagai Negara
demokrasi yang dewasa dalam pelaksaaan, fungsinya, komitmen sangat tinggi disemua level sehingga mustahil ada pelanggaran HAM tanpa diketahui dan
diperiksa. Bapak Presiden, kami
tegaskan kembali ada mekanisme domestik di tingkat nasional di Indonesia, pada
pembangunan di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Kepiawaian Nara
Masista Rakhmatia dalam melakukan pembelaan terhadap pidata Negara Pasifik
tersebut, menjadi viral diberbagai medsos
bagaimana tidak seorang Wanita muda dan Cantik dengan pantas memberikan jawaban
yang menggunakan logika mematikan serta ucapan dan ungkapan yang pantas. Dalam medsos Alina memuji strategi diplomasi
pemerintah Indonesia, dengan mengirim seorang diplomat junior untuk menjawab
kritik dari enam kepala pemerintahan. Alin
pun menyebut penampilan Nara bak angin segar, yang menunjukkan kaderisasi
diplomat di Kemlu berjalan baik, status inipun menjadi Viral dengan mendapat
1.500 Like. Meski demikian ada beberapa
yang menanggapi jawaban sebagai sombong dan tidak menghargai kepala Negara tersebut,
namun ini tidak banyak.
Nara Masista Rakhmatia, diplomat muda dan cantik ini kelahiran Jakarta dan akan genap berusia 34 tahun bulan Desember 2016. Tammatan SMA 70 Jakarta, Lulusan FISIP UI Jurusan HI Lulus tahun 2002. Sempat menjadi peneliti di CERIC (Center for Research on Inter-group Relations and Conflict Resolution) dan juga Center for East Asia Cooperation Studies. Dua lembaga itu berada di bawah naungan FISIP UI. Ketika menjadi PNS di Kementerian Luar Negeri, Nara Masista ditempatkan di Direktorat Kerjasama Antar Kawasan pada Direktorat Jenderal Urusan Asia Pasifik dan Afrika. Di Kemlu, spesialisasi Nara nampaknya adalah Organisasi Kerjasama Ekonomi Asia Pasific APEC dan kemudian dikirim ke New York sebagai jurubicara Indonesia di PBB.
Pidato balasan Nara Masista Rakhmatia
di PBB tersebut di tutup dengan manis dengan mengatakan, Ada pepatah di kawasan Negara kami yang mengatakan, “ Ketika seseorang
menunjukkan jari terlunjuknya pada orang lain, jari jempolnya otomatis menunjuk
pada wajahnya sendiri. Terima Kasih ”.
byBakuiNunukan
Darah mendidih ketika negeri terhina,
Nara Masista membela negeri dengan diplomasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar