NusanTaRa.Com
Lada Hitam dari Kuala Batee Aceh,
Nilai budaya leluhur menjadikan semangat tempur nan Gagah.
Di pesisir Pantai Barat Aceh sekitar tahun 1785 M banyak berdiri kerajaan kecil yang sangat terkait dengan kekayaan sumberdaya alam Nusantara utamanya rempah-rempah dan kesibukan lalu lintas di Selat Malaka yang memberikan keuntungan bagi daerah-daerah dipesisir selat tersebut untuk berkembang. " Kerajaan Kuala Batee " yang berada di Kecamatann Kuala Batee Aceh Selatan merupakan salah satu dari kerajaan yangg berdiri disepanjang pesisir tersebut berbatasan dengan Kecamatan
Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya sekarang.
Kerajaan Kuala Batee sebenarnya pecahan dari Kerajaan Lama Muda adalah
lanjutan dari Kerajaan Lama Tuha, karena Kerajaan Lama Tuha Hancur
diterjang banjir pada pertengahan abad 18 (1740 M).
Sebagai satu kerajaan di pesisir kuala Batee yang menikmati keuntungan dari posisi geografisnya, maka Kerajaan Kuala Batee tidak terlepas dari napas pelayaran baik domistik maupun dengan negara jauh ini dikuatkan dengan cukup besarnya Kapal-kapal peniaga yang berlabuh disana setiap tahunnya. Alkisah ini berkembang ketika sebuah kapal Amerika Serikat bernama " FRIENDSHIP " berlabuh disana pada 7 Februari 1831, kapal Amerika Serikat yang berlabuh di Kuala Batee, Aceh Barat Daya (sebelum pemekaran masuk
wilayah Aceh Selatan) itu dinahkodai Charles
Moore Endicott. Kapal datang
untuk membeli lada hitam yang ketika itu menjadi salah satu
pusat perdagangan lada di Aceh.
Kedatangan kapal Friendship di Kuala Batee menjadi satu tragedi besar yang melahirkan peperangan dan sebagai Intervensi militer Amerika pertama di Asia. Kapal yang tiba untuk berdagang dibajak
sekelompok penduduk Kuala Batee tiga awak kapal terbunuh. Kerugian
diperkirakan sebesar US$ 50 ribu. Ketika Kapal Friendship sedang berlabuh, Kapten Charles M Endicott beserta beberapa anak buahnya turun untuk
menegosiasikan harga, keadaan menjadi terasa panas manakala tiga perahu kayu
penuh dengan penduduk yang bersenjata mengerubungi Kapal Friendship dan kemudian menyerangnya. Endicott dan anak buahnya yang berada di daratan melihat keadaan tersebut melarikan diri dengan sampan ke Muki dan menemui tiga kapal lainnya yang sedang berlabuh untuk merebut kembali kapal mereka.
Meski kapal tersebut dapat direbut kembali namun kargonya yang terdiri dari lada, opium, dan lainnya yang dinilai sekitar US$50.000 lenyap. Ini merupakan kali pertama kapal Amerika di bajak, meski protes keras dan tuntutan ganti rugi telah dilayangkan kepada uleebalang (kaum bangsawan) di Kuala Batu namun tak digubris. Karena masyarakat menduga bahwa Amerika melakukan perdagangan yang curang dengan merekayasa alat timbang sehingga
dalam satu pikul lada orang Aceh dikecoh sebanyak
30 kati.
Friendship berlayar kembali ke Salem Massachussetts Amerika tempat asalnya dan kejadian pembajakan tersebut menjadi sensasi bagi masyarakat di Amerika serikat hingga senator Nathanian Silsbee menyurati presiden untuk menuntut gant rugi dan mengirim kapal perang ke perairan Aceh, hal ini direspon Presiden Andrew Jackson dengan mengirim
ekspedisi militer untuk menghukum penduduk Kuala Batu. Maka, dikirimlah
Komandan John Downes, dengan menahkodai " Potomac " beserta lebih
dari 300 prajuritnya ke Aceh pada 28 Agustus 1831. Ini menjadi
intervensi militer Amerika Serikat pertama di Asia.
Pada 05 Februari 1832 Kapal " Potomac " sebagai kapal perang terbaik Amerika yang telah tiba di pesisir Aceh dengan menyamar menggunakan bendera Denmark, 06 Februari saat matahari terbit John Downes dan 282 prajurit memulai perang dengan masyarakat Aceh yang telah bersedia disepanjang pantai serta membombardir daerah pesisir yang menimbulkan banyak kebakaran dan kerusakan kota. Meski rakyat Aceh telah melakoni pertempuran dengan begitu hebatnya akhirnya dengan perbedaan tehnologi persenjataan Amerika yang lebih banyak dan modern berbanding senjata Kunci Korek rakyat Aceh membuat mereka harus mengakui keunggulan lawan dengan menewaskan 450 jiwa rakyat aceh sementara Amerika hanya 6 orang.
Penguasa Kuala Batee akhirnya menyerah yang diikuti penguasa lainnya yang ada di sekitar Kuala Batee agar mereka tidak diperlakukan sebagaimana negeri Kuala Batee yang dibumi hanguskan rata dengan tanah yang tinggal puing-puing. Komandan John Downes pun berpesan agar jangan mengulangi lagi kejadian tersebut dan bila terjadi akan diperlakukan demkiaan lagi dengann lebih dahsyat.
Meski peperangan ini dipicu oleh rasa tidak percaya masyarakat atas perlakuan perdagangan dari pihak Amerika yang curang, turunnya harga beli lada hitam sangat tajam dan beberapa pedagang yang berlayar tanpa membayar harga beliannya pada penduduk, beberapa pakar berpendapat bahwa Belanda yang berkuasa disekitar kawasan tersebut merasa tersaingi dan menghendaki penguasaan dikawasan tersebut juga turut andil dalam terjadinya pertempuran pertama antara Laskar Nusantara dengan Amerika.
Untuk meraih ambisinya maka Belanda menimbulkan berbagai tipu hela agar daerahnya menjadi tujuan utama perdagangan Lada Hitam tersebut dan menimbulkan rasa tidak percaya bagi pedagang yang datang untuk berniaga kedaerah sekitar kuasa mereka. Dalam kejadian ini Belanda berhasil memprovokasi orang Aceh untuk menyerang Kapal Amerika dengan tujuan merusak nama baik Kerajaan Aceh, seolah-olah terkesan tidak mampu melindungi kapal Asing yang tiba di sana. Diketahui bahwa Belanda yang membayar daan mempersenjatai kapal Aceh yang dinahkodai " LAHUDA LANGKAP " untuk menyerang kapal Amerika tersebut.
Tahun 1839 setelah kejadian tersebut Pemerintah Kota Salem Massechussetts memutuskan membuat Loga kota bergambarkan seseorang dengan pakaian khas Aceh dengan kalimat latin yang bermakna " Ke Pelabuhan terjauh yang kaya di Timur " yang bermakna bahwa Kota Salem memaknai aktipitasnya di Hindia sebagai Simbol kejayaan dan keterliibatannya dalam dunia komersil Internasional.
byMcDonalDBiunG
Lada Hitam dari Kuala Batee Aceh,
Nilai budaya leluhur menjadikan semangat tempur nan Gagah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar