NusanTaRa.Com
G Menangis Sebatik Barat. |
Terobsesi untuk turut merayakan Hari Kemerdekaan RI ke – 70, Goweiser muda Roll Rayen asal Balikpapan yang
kebetulan lagi berlibur di Nunukan mengajakku Goweis Sepanjang jalan RingRoad Pulau Sebatik Barat. Jalan di RingRoad bagian barat P
Sebatik merupakan jalan yang sejajar
dengan Garis perbatasan (Kawasan PerBatasan) antara Indonesia dengan Malaysia
yang memiliki Patok Batas 18 (lima) buah.
Hal menarik bahwa dijalur Gunung
Menangis gunung tertinggi di
Sebatik memiliki ketinggian 700 m dpl, sehingga dari puncaknya pengunjung akan dapat
menyaksikan Kota Tawau Malaysia di Utara
dan Kota Nunukan Indonesia di Selatan.
Tandem Goweis perbatasan dengan Roll Rayen, kami mulai Hari minggu 16 Agustus
2015 dari Pelabuhan Perry SeiJepun Nunukan dengan perahu penyeberangan menuju Dermaga Bina Lawan Kec. Sebatik Barat
karena kapal very milik SDP pull dengan penumpang yang akan mengikuti Perayaan
Kemerdekaan RI ke-70 Kab. Nunukan besok yang dipusatkan di Kec. Sebatik Utara. Penyeberangan memakan waktu 25 menit dengan harga Rp 60.000 untuk dua orang dan
dua sepeda yang kebetulan kami peminat merek “ BOXTER “ warna putih,
harga tersebut termasuk bongkar di kedua pelabuhan. Dermaga
Bina Lawan panjang 150 m dari kayu ulin, Setelah memasang bendera MeraHPutiH pada sepeda
kamipun mulai mengayuh, perjalan sepanjang jembatan terasa bunyi kayu bagai bunyi
kulintang tak beraturan.
Di simpang empat depan dermaga perjalanan
belok kekiri menempuh jalur RinGRoaD jalur
Pantai yang melintasi Bina Lawan, Muara sungai, Liang Bunyu dan Tembaring. Sepanjang jalan di pinggir pantai belum ada
tanjakan yang berarti sehingga dapat berjalan dengan lancer kecuali di Liang
Bunyu desa nelayan yang berada di kaki gunung yang menjulang dari pinggir
pantai, jalannya gunung ini agak panjang dan melingkar kami harus menggunakan Gear 4 biar
lebih rilek dan dipuncak ahhh bergaya dulu dong
Kliiiiikk. Sepanjang perjalanan 12 km karena masih segar kami masih dapat menyaksikan rumah
perkampungan nelayan yang berdiri diatas laut dari suku asli Tidung dan Bugis, areal
bakau, tambak dan aktipitas pembudidaya
Rumput Laut dan keindahan pohon Rambutan, Durian, Langsat, Mangga yang lagi
ranun. Dijalur ini terdapat Kantor
Kecamatan Sebatik Barat, Jembatan Very, Kapolsek, Kantor Desa, bangunan PNPM
dan Sekolah.
Di Kampung Simpang tiga berbelok ke kanan kawasan ini dipenuhi perkebunan
Kelapa Sawit ditengahnya berdiri satu Crude Palm Oil (CPO=Pabrik minyak Kelapa
Sawit), alhamdulillah sepanjang perjalanan tadi 85 %
aspal sehingga basikal melalui dengan speed 25 lumayan menikmati alam bukan Cuma cape-capean, 4 km dari simpang tiga yang dipenuhi kelapa belok
kekiri mengikuti alur RinGRoaD Dalam,
kemudian menemukan penyedapnya Goweis yaitu tanjakan dan pertama terseru selain cukup
panjang juga terdiri dari tiga Trek (belokan) sehingga membuat muka agak meringis
terlebih si Roll Rayen sementara dengkulku mulai sakit, sesampai
diatas kami istirahat dirumah penduduk yang dipenuhi buah Rambutan.
Roll Rayen yang berada di depan membelok kekanan tak lama kemudian berada di kaki Gunung
Menangis. Setelah berfoto kami
memperhatikan tanjakan yang eksaitik tersebut yang terdiri dari beberapa
tahapan (6 kali), membuat nyali sedikit ketir bahkan saya mengusulkan untuk
batal tapi Roll Rayen bersikeras dan berkata :
“
Kita coba dulu seberapa tinggi bisa kita capai !! “. Bagaimana tidak ketir ketinggian 700 m dpl
dengan jarak 8 km serta sudut kemiringan
jalan antara 30 – 45o dengan hampir tidak
ada trek (tahapan) yang datar kecuali dipuncak.
Roll Rayen mengambil inisiatip pertama untuk star naik ditrek pertama dari semenisasi seluas 6
m, saya menyusul dengan membuat sedikit
rilek agar lutut bisa kompromi. Memasuki
trek kedua Roll Rayen melihat kebelakang
berkata " okekan " sambil memasuki trek kedua yang mirip pertama, dipertengahan perih dengkulku terasa meski akhirnya sukses juga memasuki
trek ketiga, tapi dibagian tengah dengkul dan betis tidak bisa kompromi meski sudah
berdiri akhirnya KO, Saya berteriak “ KO Roll “. Berhenti sejenak kemudian mendorong ke trek
4 sesampai di atas Roll Rayen berbaring hanya bisa mentuntaskan trek 4. Setelah istirahat bersama-sama mendorong
hingga ke puncak, wahh …. Luar biasa tidak menyesal karena dapat menyaksikan dua
arah mempesoan yaitu sebelah utara seberang selat terlihat kota Tawau Malaysia, Sebelah
Selatan sebelah selat terdapat Kota Nunukan dan sekitar 50 meter disebelah jalan terdapat daratan
Malaysia.
Perjalanan berikutnya kembali, kalau terus sejauh 14 km Kota SeiNyamuk tempat pemusatan Perayaan Hari
Kemerdekaan RI ke-70 besok untuk Kabupaten Nunukan, kondisi yang setengah semaput
membuat harus kembali. Meluncurpun
dimulai dengan sangat hati-hati karena
di trek 5 dan 6 masih tanah dan ada limbasan air ketengah sehingga agak licin,
ditrek 5, 4 dan 3 ada pengerjaan jalanan sehingga setiap trek terdapat sampai 3 alat berat menetap yang
mengganggu perjalanan. Di trek 4 Rem belakang
terasa mulai tak makan sehingga rem tradisional kaki harus dimanfaatkan.
Sampai di RinGRoaD Dalam, belok ke kanan ke Desa Bambangan sejauh 8 km
yang memiliki Dermaga untuk kembali ke Nunukan,
desa ini berbatasan langsung dengan Malaysia Kampung Mentadak. Sepanjang jalan banyak ditumbuhi Kelapa
Sawit dan buah2an seperti Durian (Durian Aji Kuning=Durian Lokal) dan lainnya. Jalan banyak tanjakan panjang yang landai sehingga semuanya kami sapu mudah.
Kebanyakan penduduknya warga Tidung,
3 km berlalu terdapat Pos Satgas Pamtas (Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan) dijaga dua
TNI, berpangkat dua merah Apriyanto
mengatakan Posnya berada di Patok 15 mereka yang bertugas disitu 17 orang
aplousan 8 bulan, 1 km dari sini terdapat
Pos Marinir didepannya terdapat Patung Bola Dunia dan Burung Garuda
berdiri diatasnya. Tadem Mengayuh
Basikal kami akhirnya berakhir setelah
melalui kampung kemudian Memasuki
Dermaga Bambangan Jam 16.20 dengan perahu penyeberangan yang menanti
giliran. Roll Rayen menyalami sambil
berkata Selamat dan sukses buat tandem kita, kemudian kami berbaring sejenak di dermaga
melepaskan letih. “ Selamat Tinggal,
Mengayuh Basikal Merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-70 di PerBataSan Sebatik Sejauh 46 km
“.
byBakriSupian&RollRayen
Memandang Indonesia dan Malaysia di Bukit Menangis,
Menjaga Perdamaian dengan jiran berarti menghargai norma Tapal Batas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar