Selasa, 25 Agustus 2015

MAKANAN YANG HARUS ANDA NIKMATI SAAT DI SURABAYA


NusanTaRa.Com



Surabaya Kota kedua di Indonesia berdiri 31 mei 1293 kini telah memiliki Populasi penduduk sebanyak 2.909.257 jiwa, sebagai satu Kota Metropolitan dengan pembangunan yang pesat dalam memberikan kemudahan pelayanan masyarakat berupa infrastruktur perkotaan,  Pelayanan perdagangan yang megah dengan berbagai kawasan Shoping yang ejoyed serta pelayanan kemudahan lain yang terus berkembang, terlebih setelah Ibu Tri Rismaharini menjabat Walikota Surabaya  dengan predikat sebagai Wali kota terbaik ketiga di Dunia saat ini Surabaya memiliki  saat telah memiliki Sebelas Taman Kota dengan standar tinggi seperti dilengkapi Wi-Fi, Perpustakaan dan Fasilitas Olah Raga.

Sebagai satu Kota sejarah yang terkenal dengan " AREK-AREKNYA " seperti dalam Perjuang 10 Nopember 1945 di pimpin Bung Tomo, dalam mengusir Pasukan Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia di Bonceng Pasukan sekutu yang berakibat Gugurnya seorang Jenderal Malabey pemimpin sekutu ketka itu.  Sejarah penamaan Kota Surabayapun memiliki satu legenda yang cukup unik, alkisah bahwa dimuara sungai KaliMas dahulu terjadi pertempuran antara Buaya dan ikan Hiu dalam mempertahankan wilayah yang cukup alot, sehingga ddiberilah nama kawasan tersebut dengan " Surabaya " dari kata Ikan Hiu dan Buaya.

Sebagai pusat Administrasi penyelenggaraan pemerintahan di Provinsi Jawa Timur membawahi 38 pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk 40.575.757 jiwa, juga merupakan Pusat Kawasan Timur Indonesia dengan signifikansi perekonomian yang tinggi dengan kontribusi 14,85 % terhadap produk domistik Bruto Nasional.  Sejarah, perekonomian dan komplesitas keragaman budaya yang ada di kota Surabaya tak urung membuatnya menjadi satu Kota Wisata yang cukup enjoyed  bagi Traveler atau yang berkunjung kesana baik wisata Sejarah seperti Tugu Pahlawan, Mesjid Sunan Ampel, Makam WR Soepratman dll, Wisata Belanja dengan pusat perbelanjaan yang megah seperti Tunjungan Plaza, Wisata Budaya dengan berbagai tarian dan pagelaran berbagai budaya, dari sini juga sangat mudah mengunjungi daerah Jawa Timur dengan cepat dan Murah dan yang tak kalah seru bila menikmati Wisata Kuliner yang pasti mengasikkan yang tersaji baik secara mewah maupun kelasik.

Jika mengunjungi Surabaya tentunya belum lengkap jika tidak mencicipi berbagai Kuliner yang tersaji di kota ini, yang tersaji dalam berbagai bentuk menu seperti Western, Oriental, MidEast, Nasional dan Lokal.  Jika anda peminat menu lokal khususnya menu khas Surabaya maka saran saya jangan tinggalkan Surabaya sebelum mencicipi menu khas kota ini,  sebagaimana tersaji di bawah ini :  

1.  Nasi Rawon



Makanan khas Jawa Timur satu ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Nusantara karena hamper setiap kota Di Nusantara memiliki warung yang menyajikan menu tersebut bahkan sampai kenegeri Jiran Malaysia, Singapura dan Brunei.   Penganan ini termasuk menu sup-supan dengan perbedaan bahwa Rawon memiliki kuah kehitam-hitaman.   Rawon penganan dengan air sup yang banyak dengan Potongan daging sapi berbentuk segi empat, Kecambah pendek, Telur asin, Taburan bawang, taburan daun Sop dan Kerupuk Udang kemudian dimakan dengan Nasi hangat pastinya akan membuat anda puas.

Buat Pengunjung Kota Surabaya saya sarankan mampir ke warung yang disarankan Wali Kota Surabaya Ibu Tris Rismaharini untuk dipromosikan sebagai Warung Rawon Surabaya yakni,  Warung Rawon Kalkulator di TAMAN Bungkul Surabaya,  Warung Rawon Mayit dan Warung Rawon Setan di Jalan Embong Malang

2.  Bebek Goreng 

 Bebek goreng mulai muncul di Surabaya pada pertengahan 80-an. Sebuah menu yang menyajikan Bebek yang di goreng garing yang disantap dengan Nasi hangat Pless Lalapan  serta nikmatnya rasa pedas yang tersaji dalam bentuk sambal menjadikannya satu kuliner wajib di santap bagi siapa saja yang  berkunjung ke Kota Pahlawan ini.  

Lokasi yang dapat anda coba kunjungi bila anda ingin menikmatinya adalah, Raya Rungkut Asri Tengah No. 10,  Bebek Goreng Cak Yudi yang ada di  Tanjung Torawitan (Kawasan Perak). Lalu ada Bebek De Kwek di jalan Ngagel Madya dan  Bebek Goreng HT di jalan Karang Empat Besar no. 24.

3.  Lontong Balap 



Lontong balap adalah makanan ringan yang terdiri atas lontong, tahu, lento (Serupa perkedel yang terbuat dari Kacang Tolo atau kacang hijau yang dicampur tepung, singkong yang sudah diparut, Daun jeruk, Cabai, bawang daun, kunyit dan garam)  dan kecambah lalu diguyuri dengan kuah terbuat dari Kacang tanah yang digoreng kemudian diulek bersama bumbu lainnya ditambah Kerupuk serta Sate kerang disajikan sebagai pelengkap hidangan. 

Untuk Makanan yang Jago balap ini banyak tersaji di berbagai pelosok kota Surabaya, tapi untuk anda dapat menikmai dengan sajian khas surabaya dengan rasa yang cukup populer.  Kunjungi Warung Lontong Balap “ Cak Gendut “ Jalan Profesor Dr Moestopo Surabaya,  Ayo reek mampir. 

4.  Nasi Campur Empal (Tambak Bayan) 

Nasi Campur Empal sebagaimana namanya penganan ini memiliki bahan utama Nasi dengan campuran Telur, Soun, tahu, Daging Sapi dan beberapa potong empal.  Menjadi makanan yang asik buat sekeluarga atau bersama kerabat saat berkumpul, pada siang hari atau buat makan malam, pasti makanan praktis ini yang disajikan sekali saja artinya sekaligus dalam satu piring akan membuat anda puas,  Emmmang eeenaakkkk eee.

Untuk anda yang berkunjung kesurabaya jangan lupa isilah makan siang atau malam anda dengan menu ini sebelum anda menyesalkan diri karena tidak meluangkan waktu, jadi Kunjungi Warung Nasi Campur Tambak Bayan yang beralamat, di Jalan  Pasar Besar Wetan No. 7, Surabaya.  Ingat Reek Ojo lala.

5. Nasi Cumi Bumbu Madura Ampel



Pada dasarnya makanan pavorit Warga Surabaya adalah penganan yang menyajikan nasi dengan berbagai varian yang meningkatkan cita rasa makanan tersebut sehingga anda secara spontan akan mengatakan “ Manyuussa “,   Salah satu satu Varian penganan yang disukai adalah makanan laut seperti Cumi-cumi yang menjadi ciri khas “ Nasi Cumi Bumbu Madura Ampel “ berupa Nasi hangat plus, Serundeng Kelapa, Mie kuning digoreng ndoso dan sambel pencit ditambah menu utama Lauk Cumi tinta Hitam.   Jika ingin mencoba silakan ke Nasi Campur Bumbu Madura Ampel Depan Hotel Kemadjoean dan Warung Nasi Cumi Waspada Jalan Waspada, Pabean Cantikan Surabaya.

6.  Rujak Cingur 

Bagi masyarakat Indonesia mungkin sudah kenal dengan penganan Rujak yaitu potongan buah-buahan yang disajikan dengan bumbu manisan, tapi akan lain dengan Rujak cingur.    Cingur dalam bahasa Jawa artinya mulut,  Rujak cingur yaitu yang  menggunakan mulut sapi atau moncong sapi. Isinya ada buah Nanas, Kedondong, timun, bangkuang dan bahan sayur seperti Touge, kangkung dan kacang panjang lalu dipadukan dengan lontong dan tempe,  kemudian dilumuri kuah kacang halus dengan sambal petis. 

Jika kebetulan berada di kota pahllawan ini dan ingin menikmati Rujak cingur denagn rasa enak, silakan  berkunjungi ke Warung Ibu Rokayah Jalan Embong Gayam Surabaya tak jauh dari Tunjungan Plaza,  Warung Rujak Genteng Durasim dekat Pasar Genteng didinding warungb bertuliskan sudah 72 tahun berpreasi dan   Warung Rujak Cingur Ahmad Jais. 

7.  Soto 

Soto pada dasar makanan termasuk masakan Sop,  Penganan berkuah dengan berbagai yang berisikan Lontong Irisan-irisan ayam, Miehun serta tambahan kerupuk biasanya disajikan dalam mangkok, penganan ini sangat asik dimakan saat musim dingin atau hujan sambil berkata pada mba penjualnya “ Tambah mbo “.

Warung soto banyak ditemui di Surabaya. Untuk dapat menikmati rasa Soto yang Surabaya banget atau yang populer disana anda  dapat mengunjungi Warung Soto Kalkulator di Taman Bungkul,  Soto Lamongan Cak Har di jalan Dr. Ir. H Soekarno,  Soto Gubeng Pojok Asli di jalan Kusuma Bangsa  dan Soto Ambengan di jalan Ambengan No. 3A. 

 byRyanSyahputra





Makan rujak cingur di tepi jalan,
Budaya makan yang baik akan menjamin kesehatan. 

Kamis, 20 Agustus 2015

PULAU NUSAKAMBANGAN PULAU BUI SEJAK DAHULU KALA

NusaNTaRa.Com                                                                                                                         byBakuINunukaN,                                                                                                 Jum'at,     18     A g u s t u s     2015

Pulau Nusakambangan biasa lebih dikenal sebagai tempat pembuangan atau penjara bagi para pelaku kejahatan berat dan tahanan politis sejak zaman kerajaan, Penjajahan dan hingga sekarang,  sebuah pulau di bagian Selatan - barat  Jawa Tengah Kabupaten Cilacap.  Di pulau dengan keluasan 121 km persegi yang berpenduduk sekitar 3.500 jiwa ini,  terdapat  Sembilan (9) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) berkeamanan tinggi di Indonesia yang tentunya diperuntukan bagi para tahan berkelas berat atau politisi besar dan dikelola oleh Kementerian Hukum dan HAM RI.

Meski demikian yang masih beroperasi  hanya tinggal empat  yaitu Lapas Batu (dibangun 1925), Lapas Besi (dibangun 1929), Lapas Kembang Kuning (tahun 1950), dan Lapas Permisan (tertua, dibangun 1908). Lima lainnya, yaitu Nirbaya, Karang Tengah, Limus Buntu, Karang Anyar, dan Gleger, telah ditutup.   Untuk mencapai pulau yang berada ditepi Samudera Hindia dan dikeliilingi hutan Bakau dan Kampung nelayan Kampung Laut dan Jojog harus menyeberang dengan kapal feri dari pelabuhan Sodong  kurang-lebih lima menit dan bersandar di Pelabuhan feri Wijayapura di Cilacap, jawa tengah, petugas pelanuhan dan awak feri juga dijaga oleh pegawai lapas, khusus untuk transportasi pemindahan narapidana dan  tranportasi pegawai Lapas beserta keluarganya.

Narapidana di Nusakambangan (tahun 1900-1926)

Nusakambangan dikenal sebagai Pusat tahanan kelas kakap seperti  pulau penjara layaknya Alcatraz di Teluk San Francisco, Amerika Serikat, tidak sembarang pesakitan yang bisa menempati ruang-ruang kelam di Nusakambangan. Biasanya, narapidana berlabel kakap yang dikirim untuk menjalani hukuman di pulau ini.   Narapidana kasus insiden berdarah di Mako Brimob  Depok Jawa Barat,  sebanyak 145 orang  terorisme tercatat  pernah menempati Lapas Nusakambangan ini, Kamis (10/5/2018),  demikian juga Kusni Kasdut bernama Asli Waluyo seorang penjahat kelas kakap Indonesia yang meninggal pada 16 Februari 1980   yang tertangkap karena melakukan perampokan 11 permata di Museum Gajah pada 31 Mei 1961, juga pernah menetap di Lapas Nusakambangan ini.

Nusakambangan bukan pulau biasa sebagai pulau penjara resmi dimulai  awal abad ke-20, di era kolonial Hindia Belanda.  Namun, riwayat Nusakambangan sudah ditemukan Inggeris pada abad ke-16 dengan merapatnya kapal berbendera Inggeris bernama “Royal George”  dan  VOC Belanda tahun 1740-an dipimpin Paulus Paulusz dan menganggap pulau ini cocok untuk benteng.  Pulau Nusakambangan dalam kisah  Dinasti Mataram,   dijadikan tempat  melakukan ritual, sebagaimana kisah Amangkurat I (1645-1677) memerintahkan kepada abdinya bernama Ki Pranataka pergi ke Nusakambangan mencari bunga Wijayakusuma. diyakini mampu mengembalikan tahta Amangkurat I yang dirampas Trunojoya.

Belanda mulai membangun Nusakambangan pada 1836 sesuai yang disarankan Paulus Paulusz sekitar satu dasawarsa sebelumnya, pulau tersebut akan dijadikan sebagai benteng pengawasan sekaligus pertahanan. Ancaman yang paling nyata saat itu adalah bajak laut diantaranya berasal dari Bali, Bugis, dan Timor, yang beroperasi di sekitar perairan Nusakambangan. Kaum perompak ini biasanya merampas harta-benda dan bahan pangan, bahkan menculik orang .  Nusakambangan sempat dijuluki sebagai pulau bajak laut pada masa pemerintah kolonial Hindia Belanda. Mingguan Hidup (Volume 57, 2003: 9).

Saat pembangunan benteng Nusakambangan Tahun 1850, wabah malaria melanda  sebagian besar orang yang dipekerjakan di pulau itu meninggal maka untuk melanjutkan pekerjaan itu  didatangkanlah ratusan narapidana dari berbagai wilayah untuk melanjutkan pembangunan benteng Belanda.  Pada waktu itu di  bangun pula penjara yang bisa menampung hingga 300 orang di sekitar benteng itu.  Inilah awal-mula Pulau Nusakambangan digunakan sebagai tempat untuk memenjarakan orang,    pembangunan Nusakambangan kembali digencarkan awal abad ke-20  dan   sejak 1908, pemerintah kolonial Hindia Belanda menetapkan Nusakambangan sebagai “ PULAU BUI ”.

Pada tahun 1910  pembangunan penjara dengan kapasitas 700 orang selesai dan tahun 1912 dibangun lagi dua penjara masing-masing berkapasitas 750 orang menyusul kkemudian di mpat decade berikutnya empat bangunan penjara yaitu 1924, 1927, 1928 dan 1935  hingga akhir pendudukan Belanda setidaknya ada 9 bangunan yang difungsikan sebagai bui di Nusakambangan atau Pulau Penjara.  Seiring pertumbuhan tahanan maka dimanfaatkanlah mereka sebagai pekerja membuka lahan dan sebagai pekerja diperkebunan karet di sokitarnya.

Pemanfaatan Nusakambangan sebagai lokasi terisolasi  memenjarakan para pesakitan terus berlanjut pada era Sukarno, Soeharto,   BJ Habibie bahkan hingga saat ini.  Penjara ini diperuntukkan bagi mereka yang dianggap sebagai penjahat kelas wahid,  seperti  Johny Indo, Kusni Kasdut, Sastrowiyono bin Wongso, juga Nanggo alias Bang Timong, misalnya, pernah merasakan kehidupan sebagai penghuni Nusakambangan.  Trio terpidana mati terkait aksi teror Bom Bali 2002,   Amrozi, Imam Samudra, dan Mukhlas, bahkan harus mengakhiri hidup di pulau ini dengan eksekusi mati  pada November 2008.   Untuk kabur dari situ dinilai sulit karena berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.   Sementara di sisi lainnya dibatasi sungai yang memisahkan pulau ini dengan permukiman kampung nelayan.

Tak hanya bromocorah, anak presiden juga pernah mendekam di Nusakambangan, yakni Hutomo Mandala Putra alias Tommy, yang terlibat sejumlah kasus kejahatan, termasuk pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita pada 2001. Kamar penjara anak bungsu Soeharto ini bersebelahan dengan sel Bob Hasan, koruptor kelas berat sekaligus mantan menteri yang lekat pula sebagai kroni ayahnya.  Bagi tahanan politik, terutama selama era Orde Baru, Nusakambangan juga menyediakan ruang inap, seperti yang dialami Pramoedya Ananta Toer. Selama 4 tahun sejak 13 Oktober 1965, Pram dibui di pulau yang terhampar di Samudera Hindia itu tanpa proses pengadilan, sebelum dipindahkan ke Pulau Buru.

Keturunan  dinasti Kesultanan Mataram sering melakukan ritual di pulau ini dan menjadikannya sebagai "hutan ritual". Di bagian barat pulau, di sebuah gua yang terletak di areal hutan bakau, ada semacam prasasti peninggalan zaman VOC  dan Di ujung timur, di atas bukit karang, berdiri mercu suar Cimiring dan benteng kecil peninggalan Portugis. Berbagai macam tumbuhan khas ritual budaya Jawa ditanam di sini. Nusakambangan tercatat sebagai pertahanan terakhir dari tumbuhan wijayakusuma yang sejati. Dari sinilah nama pulau ini berasal : Nusakambangan, yang berarti "pulau bunga-bungaan".

Pulau Nusakambangan juga berstatus sebagai cagar alam habitat bagi pohon-pohon langka, tetapi banyak yang telah ditebang secara liar. Saat ini yang tersisa kebanyakan adalah tumbuhan perdu, nipah dan belukar.  Kayu plahlar (Dipterocarpus litoralis) yang hanya dapat ditemukan di pulau ini banyak dicuri karena setelah dikeringkan kayu ini mempunyai kualitas yang setara dengan kayu meranti dari Kalimantan.

Wijayakesuma kembang bertuah ditaman

Pulau Penjara di Indonesia Pulau Nusakambangan.
 
 
NusaNTaRa.Com  Adverstesment                                                                                Melayani pemasangan Iklan                                                                                                        Sila Dail Talian  0812 5856 599   

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...