NusanTaRa.Com.
Setelah sejam melewati sungai Kayan yang cukup besar dari Muara sungai dengan menumpangi speedboad, kitapun telah dapat menyaksikan
barisan bangunan gedung dan taman tepian sepanjang sungai dengan
sangat anggun sebagaimana pesona sebuah kota peninggalan
kerajaan zaman dulu yang pernah bertahta di kawasan belantara ini, kota tersebut tak lain adalah Kota Tanjung Selor. Kala speedboad membelok kekiri menuju dermaga sengkawit terlihat berdiri megah sebuah tugu “ CINTA
DAMAI “ dengan burung Enggang terbang
diatasnya berwarnakan keemasan dan dasar
hitam.
Tanjung Selor merupakan ibukot provinsi Kalimantan Utara sebuah DOB mekaran dari Kalimantan Timur yang telah berusia dua tahun sejak terbentuk yaitu 22 April 2013, tak heran bila kondisinya saat ini belum semeriah ibu kota provinsi lainnya di Indonesia, statusnyapun masih sebuah Kecamatan sebagai ibukota Kabupaten Bulungan. Tanjung Selor sebuah kota yang berdiri di tepi sungai Kayan pada sebuah pulau mungkin lebih tepat disebut Delta karena berda pada kawasan muara sungai dengan keluasan 1.277,81 km2, pulau ini memanjang dari hilir ke hulu atau dari timur ke barat dan pusat kota berada di ujung barat pulau.
Untuk
memenuhi standar kebutuhan pelayanan sebagai ibukota Provinsi maka saat ini
Kota Tanjung Selor dalam proses
pengusulan daerah untuk menjadi Kaupaten Kota degan pasilitas luas wilayah yang
ada, penduduk sekitar 60 Ribu jiwa,
infrastruktur yang memadai dan sejarah
keberadaan kota yang dulunya sebagai pusat Kesultanan Bulungan
Berdirinya
kota Tanjung Selor diperkirakan hampir sezaman dengan kisah awalnya kerajaan
Bulungan yang dipimpin Datuk Mencang (Putra Raja Brunei) dan Istrinya Asung
Luwang yang berasal dari hulu sungai Kayan (Long Pelban)
sekitar tahun 1555-1594. Perayaan BIRAU yang merupakan pesta persembahan adat budaya warga Bulungan selama
ini sebelumnya merupakan suatu perayaan tahunan
syukuran atas khitanan anak sultan Bulungan dan Pelantikan Bupati Pertama Kabupateen Bulungan Andi Tjatjo dengan gelar datuk Wiharja kedua kejadian ini jatuh pada 12 oktober (12 oktober 1960) dan ditetapkan sebagai hari jadi Kota Tanjung Selor.
Dulu Tanjung Selor bisa dikatakan sebagai keindahan Gadis pedalaman yang sederhana, seiring zaman kota ini terus berbenah menjadi kota moderen dengan semakin pesatnya pembangunan yang berlangsung, mulai dari infrastruktur jalan, bangunan perkantoran, perhotelan, pusat perbelanjaan dan taman-taman kota. Tahun 1990an kota ini hanya berada antara Kampung Arab dan Kantor Bupati Bulungan Jalan Aghatis, namun sekarang dengan statusnya sebagai Ibu Kota Provinsi maka keramaian telah berkembang mulai dari Kampung Arab hingga Jembatan Jelarai.
Sepanjang Tepian Sungai Kayan kita dapat menikmati keindahan Taman Damai sepanjang 06 km dengan keluasan mencapai 8 meter yang berawal dari Tugu Damai sengkawit hingga kampung arab dengan berbagai pasilitas hiburan seperti tempat istirahat, taman-taman kecil, tempat bermain hingga hiasan tanaman palm dan bunga yang indah. Disepanjang tepian ini juga berdiri bangunan tempat belanja, Restoran, Hotel dan sebuah Vihara china tertua di kota ini, selain itu di Tepian ini berdiri Dermaga baik Intersulair dari luar daerah maupun dermaga ke kota-kota pedalaman.
KULTEKA, Merupakan singkatan dari Kuliner Tepi sungai Kayan merupakan suatu bangunan permanen terbuka yang terletak di atas sungai Kayan yang terdiri dari beberapa los jajanan khususnya dimalam hari. Sehingga untuk kesana kita harus melalui jembatan sejauh 45 meter dari taman Damai Tepian Sungai Kayan. Bagi warga Tanjung Selor dan wisatawan yang kesana maka disinilah mereka mencicipi berbagai menu khas Bulungan sambil menikmati keindahan arus air sungai dan tempat ini tidak jauh dari Tugu Cinta Damai.
KULTEKA, Merupakan singkatan dari Kuliner Tepi sungai Kayan merupakan suatu bangunan permanen terbuka yang terletak di atas sungai Kayan yang terdiri dari beberapa los jajanan khususnya dimalam hari. Sehingga untuk kesana kita harus melalui jembatan sejauh 45 meter dari taman Damai Tepian Sungai Kayan. Bagi warga Tanjung Selor dan wisatawan yang kesana maka disinilah mereka mencicipi berbagai menu khas Bulungan sambil menikmati keindahan arus air sungai dan tempat ini tidak jauh dari Tugu Cinta Damai.
Tugu Damai, berdiri di tepian sungai Kayan pas di simpang Tiga Jalan Sengkawit dengan ketinggian 9 meter, berbentuk segi enam dua tingkat yang merupakan gabungan tiga tameng suku dayak berukirkan dayak warna hitam dan keemasan diatasnya terdapat brung Enggang yang sedang terbang, bagian bawah sebuah lingkaran diameter 24 meter yang ditumbuhi pohon dan tempat duduk sangat asik saat duduk disini sambil menikmati arus sungai kayan.
Sepanjang Jalan Sengkawit terdapat banyak tempat perbelanjaan, hotel dan Hutan kota dan Patung Putri Telur di Ujung jalan. Pusat perkantoran Kabupaten Bulungan di Daerah Jambu Jelarai, Pusat Perkantoran Gubernur Kalimantan Utara di eks perkantoran Bupati Bulungan lama jalan Agathis. Tak jauh dari Agathis terdapat jalan skip yang juga merupakan pusat keramaian kota dengan arena perbelanjaan, Mesjid agung dan Gereja Katolik. Melihat kesiapan ini kiranya layak jika Tanjung Selor yang saat ini berstatus Kecamataan di kembangkan jadi Kabupaten Kota sebagaimana yang diusulkan daerah tersebut. Semoga sukses.
byBakriSupian
Putri Telur awal kisah keturunan Bulungan,
Bermukim di Tanjung Selor kota tepian di sungai Kayan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar