NusanTaRa.Com.
Presiden Joko Widodo secara resmi
menutup pertemuan tingkat tinggi Konferensi Asia-Afrika 2015 (KAA) ke-60 pada
Kamis 23 April 2015 yang berlangsung selama lima hari sejak dibuka pada Minggu 19
April 2015. Konferensi tersebut telah
melahirkan kertas kerja sama yang disepakati para peserta mengenai tiga dokumen yaitu Pesan
Bandung 2015, Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis baru Asia-Afrika (NAASP)
dan deklarasi terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Dokumen Pesan Bandung 2015 merupakan
dokumen kerjasama yang berisi komitmen negara-negara di kawasan Asia dan Afrika
terhadap solidaritas dunia, pertumbuhan ekonomi dan hubungan sosial kultural. Pesan Bandung terdiri dari 41 poin. Di dalam
41 poin tersebut terdapat kesepakatan di antara puluhan negara Asia Afrika
untuk kembali berpijak kepada prinsip Dasasila Bandung dalam perjuangan mereka menegakkan kedaulatan bangsa-bangsa di Selatan.
Dalam Pesan Bandung berisi penegasan kembali memberikan dukungan yang panjang terhadap hak-hak rakyat Palestina untuk bisa menentukan sendiri dan pencapaian aspirasi legitimasi nasional mereka. " Untuk mengakhiri hal tersebut, kami kembali menegaskan komitmen untuk membantu pemberdayaan warga Palestina dalam persiapan untuk dan mengantisipasi berdirinya Palestina menjadi negara merdeka dan bebas dari penjajahan," demikian salah satu poin di dokumen tersebut.
Dalam Pesan Bandung berisi penegasan kembali memberikan dukungan yang panjang terhadap hak-hak rakyat Palestina untuk bisa menentukan sendiri dan pencapaian aspirasi legitimasi nasional mereka. " Untuk mengakhiri hal tersebut, kami kembali menegaskan komitmen untuk membantu pemberdayaan warga Palestina dalam persiapan untuk dan mengantisipasi berdirinya Palestina menjadi negara merdeka dan bebas dari penjajahan," demikian salah satu poin di dokumen tersebut.
Dokumen kemitraan baru negara
Asia Afrika (NAASP/ New Asian African Strategic Partnership ) berisi kerjasama
yang dilakukan negara Asia-Afrika mengenai penguatan kerja sama selatan-selatan
untuk mendukung perdamaian dan kemakmuran terutama soal penguatan solidaritas politik,
memperkuat kerjasama bidang ekonomi dan mempererat hubungan sosial dan
kebudayaan. Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi
mengatakan, dengan adanya NAASP akan membuat kerja sama di antara negara-negara
Asia dan Afrika menjadi lebih fokus, terstruktur, sistematis dan intensif.
Negara-negara
Asia Afrika berkomitmen untuk mendorong kerjasama di bidang kesetaraan gender
dan emansipasi wanita, yang difokuskan untuk menyediakan akses pendidikan,
kesehatan serta lapangan pekerjaan bagi mereka. Pentingnya
meningkatkan kerjasama di bidang pertanian demi mewujudkan keamanan pangan. "Saya
yakin kerangka komprehensif NAASP ini akan membuat bab baru dalam kerja sama
Asia-Afrika," kata mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda itu Senin
kemarin.
Terdapat satu poin yang dianggap kritikal dan
sempat diperdebatkan oleh para delegasi Asia-Afrika ketika dokumen tersebut
dibahas di pejabat tinggi senior (Senior Official Meeting). Isinya mengenai
seruan terhadap upaya untuk mereformasi PBB yang selama ini dianggap tidak mampu mengatasi permasalahan, dikuasai pihak tertentu dalam penanganan kasus dan kurang bijak bagi negara-negara kecil. Dalam hal ini termasuk di dalamnya untuk mereformasi bentuk Sidang Umum dalam PBB
dan dalam sistem Dewan Keamanan yang ada di PBB.
Dokumen deklarasi perjuangan
Rakyat Palestina, terdiri dari 15 butir. Dalam pernyataan tertulis
pemimpin negara Asia-Afrika menyesalkan fakta yang ada sampai sekarang, kendati telah 60 tahun berlalu KAA pertama tahun 1955,
tetapi warga Palestina tetap belum dapat
memenuhi hak, kebebasan dan kemerdekaannya, meski dalam beberapa hal mengalami
kemajuan tapi masih sangat kecil serta kemanan rakyat Palestina masih sangat terancam.
"Jutaan warga Palestina masih tetap berada di bawah penjajahan dan hidup sebagai pengungsi. Hal itu menunjukkan adanya ketidak adilan bersejarah yang masih berlanjut," kata para pemimpin Asia-Afrika. Terkait dengan isu mereka dengan Palestina, hanya solusi nyata yang dapat menuntaskan isu kedua negara. Oleh sebab itu negara Asia-Afrika sepakat mendorong agar Israel mengakhiri pendudukannya di wilayah Palestina. Dalam kesempatan itu, negara Asia-Afrika sepakat untuk menyerukan pembebasan blokade Israel pada jalur-jalur tertentu dan segera angkat kaki dari wilayah Palestina.
"Jutaan warga Palestina masih tetap berada di bawah penjajahan dan hidup sebagai pengungsi. Hal itu menunjukkan adanya ketidak adilan bersejarah yang masih berlanjut," kata para pemimpin Asia-Afrika. Terkait dengan isu mereka dengan Palestina, hanya solusi nyata yang dapat menuntaskan isu kedua negara. Oleh sebab itu negara Asia-Afrika sepakat mendorong agar Israel mengakhiri pendudukannya di wilayah Palestina. Dalam kesempatan itu, negara Asia-Afrika sepakat untuk menyerukan pembebasan blokade Israel pada jalur-jalur tertentu dan segera angkat kaki dari wilayah Palestina.
Para peserta Konfrensi Asia-Afrika juga
meminta Israel yang selama ini kerap menghasut dan memprovokasi di bagian
Yerusalem, seperti Masjid Al-Aqsa untuk menghentikan serangannya dan
penindasannya. Untuk menindak lanjuti
sikap tersebut Pemimpin negara Asia-Afrika memulai pemberian bantuan
pengembangan kapasitas bagi warga Palestina. Terakhir, pemimpin negara Asia-Afrika membantu
warga Palestina untuk membela diri dan menunjukkan harapan Palestina menjadi
anggota penuh PBB.
Dokumen itu turut menyinggung mengenai peran utama dari PBB dalam pencapaian dan mempertahankan perdamaian dan keamanan serta kemajuan kesejahteraan berdasarkan tujuan dan prinsip yang terkandung di dalam piagam PBB dan Dasasila Bandung 1955. "Khususnya yang terkait dengan rasa hormat terhadap integritas wilayah, kedaulatan dan politik negara merdeka, serta menahan diri dari penggunaan ancaman atau tindak kekerasan terhadap integritas wilayah dan tidak mencampuri urusan domestik mereka."
Dokumen itu turut menyinggung mengenai peran utama dari PBB dalam pencapaian dan mempertahankan perdamaian dan keamanan serta kemajuan kesejahteraan berdasarkan tujuan dan prinsip yang terkandung di dalam piagam PBB dan Dasasila Bandung 1955. "Khususnya yang terkait dengan rasa hormat terhadap integritas wilayah, kedaulatan dan politik negara merdeka, serta menahan diri dari penggunaan ancaman atau tindak kekerasan terhadap integritas wilayah dan tidak mencampuri urusan domestik mereka."
Kertas kerja dalam konferensi ini
juga melahirkan satu kesepakatan untuk membentuk Pusat kerja sama di Tiongkok
dan menggelar satu symposium Internasional sesuai dengan semangat bandung. Negara
Asia-Afrika juga berkomitmen untuk menyediakan pendidikan jarak jauh dan
layanan kesehatan ke 48 negara. Komitmen tersebut nantinya akan diperluas ke
negara-negara kawasan Pasifik.
byMcDonaldBiunG
Konferensi Asia-Afrika 2015 mengulangi sukses KAA 1955,
Bersepakat meningkatkan harkat dan kerjasama bangsa Asia-Afrika 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar