Selasa, 19 Mei 2015

KREASI PESTIPAL JEMBER FESYEN, MENGEKSPLORE KARYA BUDAYA BANGSA




NusanTaRa.Com


Dalam dunia desainer bisa di bilang Indonesia masih belum mampu mengukir nama populer yang mempunyai nama dan karya di mata desainer Internasional ,  seperti Giorgio Armani ataupun Alexander Wang.    Akan tetapi bisa dilihat ada beberapa nama desainer-desainer Indonesia yang sepertinya telah memberikan kita sebuah nama meski kecil dan masih bersifat rintisan yang membawa dunia fesyen Nusantara kekancah Global dengan mengharumkan beberapa etnik seni kita di dalam karyanya.   

Sederet desainer yang karya mereka telah mendapat hati dipasaran mode dunia seperti, karya-karya Biyan bisa didapat di berbagai negara diantaranya di department store eksklusif Saks Fifth Avenue Dubai.  Busana-busana Sebastian Gunawan sudah tampil di berbagai media ternama internasional dari Vogue hingga New York Times. Tex Saverio sudah 2 kali memamerkan rancangan-rancangannya di Paris Fashion Week. Hasil karya Peggy Hartanto sudah dipakai oleh selebriti-selebriti Hollywood seperti yang terbaru adalah Kaley Cuoco yang mengenakan karyanya di People’s Choice Awards pada awal Januari 2015.

Masih ada beberapa  nama lain yang membawa nama fesyen Indonesia ke mancanegara,  Seperti Didit Hadiprasetyo merupakan satu-satu desainer Indonesia yang menekuni dunia Fesyen dengan profesional sehingga ia membangun mimpinya di Eropa yang merupakan pusat mode dunia. Masing-masing dengan jalan yang berbeda-beda. Tujuannya satu, yakni mengharumkan nama bangsa.

Demikian juga dengan Dynand Fariz yang berkecimpung di dunia kostum dan karnaval pada setiap Pestival Jember Fashion (PJF) termasuk pada penyelenggaran acara ini 25 Februari-3 Maret 2015.   Prestasi tersebut telah membuat Dynand bersama Jember Fashion Carnaval mendapatkan  undangan untuk tampil di sebuah parade di Singapura.

Untuk menjadikan Indonesia sebagai suatu negara yang memiliki event Karnaval yang bertaraf Internasional  Dynand Faris mengatakan visinya bahwa  ;  “ Indonesia seharusnya ikut ambil bagian dalam berbagai event karnaval dunia, seperti karnaval di Pasadena atau di Rio de Janeiro. Negara harus memfasilitasi hal itu. Tampilnya karnaval Indonesia di mancanegara akan menimbulkan ketertarikan masyarakat luar negeri untuk datang ke Indonesia,” 

Penyelenggaraan Karnaval yang dilaksanakan dengan konsep profesional akan menginspirasi kegiatan karnaval dan Pesta daerah untuk menyelenggarakan dengan baik yaitu  yang akan memberikan peluang bagi daerah untuk mengembangkan dan memperkenalkan berbagai potensi budaya dan produk lokal ke mata dunia, sehingga potensi tersebut tentunya akan memberikan satu dukung perekonomian masyarakat melalui pengembangan dunia usaha yang ada,  baik dari sisi pembentukan lapangan kerja, potensi alami maupun Sumberdaya lokal yang ada akan mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat daerah.

Bicara tentang perkembangan dunia karnaval di Indonesia, Dynand menjelaskan bahwa kini di Indonesia sudah ada Asosiasi Karnaval Indonesia (AKARI) yang berdiri pada 29 Agustus 2013. Didukung oleh Kementerian Pariwisata, AKARI bertugas membimbing peserta di berbagai daerah dalam menyelenggarakan karnaval lokal dengan management moderen, setiap satu tahun sekali anggota organisasi mengikuti Show Jember.    Dukungan yang padu tersebut telah membuat  kegiatan Karnaval di Indonesia tumbuh subur meski dengan sedikit perbedaan sebutan seperti Pesta Budaya atau Pesta Rakyat. 

Selaku ketua Dewan Pimpinan Pusat AKARI Dynand berpesan Kepada karnaval-karnaval lokal yang muncul agar dalam karnaval-karnaval yang diselenggarakan di daerah, identitas lokal diangkat sebaik mungkin pada semua sektor yang potensial dan memungkin dengan terlebih dulu melakukan obserpasi potensi tersebut dari berbagai sektor kepentingan dan peluang.    Dynand yang merupakan pendiri Jember Fashion Carnaval (JFC),   Menuturkan  kembali kenangannya mendirikan JFC,  bahwa cikal bakal karnaval fesyen tersebut berawal kegiatan iseng-iseng pawai keluarga yang dulu dilakukan saat kerabatnya berkumpul pada libur lebaran.   Singkat cerita, parade kostum yang tadinya dilakukan hanya di gang-gang kemudian berkembang dan diselenggarakan di alun-alun kota Jember.    Ini kemudian menjadi Jember Fashion Carnaval pada tahun 2002 dan sejak saat itu Dynand secara serius mengukuhkan diri sebagai desainer kostum karna pengalaman beliau dalam menata aksi dan tampilan desain busana pada acara tersebut.

“Untuk menjaring anggota JFC, kami mendatangi SMP dan SMA untuk mempresentasikan konsep hingga mencontohkan karnaval dengan menari dan lain sebagainya. Dari usaha di depan ribuan murid di satu sekolah belum tentu ada 1 orang yang mau mendaftar. Bahkan ada sekolah yang menolak kami untuk presentasi di sekolahnya,” kenang Dynand akan perjuangannya mengembangkan JFC.   Kini, untuk menjadi anggota JFC seseorang harus mengikuti audisi. Di audisi tersebut seseorang akan ditanya apa alasan mengikuti JFC, visi dan misinya di JFC, dites cara berjalan, kemampuan teater, dan lain sebagainya. Namun sesungguhnnya menurut Dynand, yang sangat dinilai dari peserta audisi adalah kesungguhan untuk mengikuti event tersebut.

Jika lulus, peserta akan dilatih berbagai hal. Para anggota JFC dilatih mulai dari cara berjalan di parade hingga mendesain kostum. Awalnya pelatihan dilakukan hanya seminggu sekali kemudian jadi seminggu dua kali dan seminggu tiga kali sampai kini akhirnya menjadi setiap hari saat menjelang parade.

Khusus buat peserta JFC yang memperoleh penghargaan terbaik di karnaval mendapat beasiswa short course di ESMOD Jakarta untuk menimbah  ilmu tentang Fesyien dalam mengisi kegiatan karnapal di sekolah mode itu,  kemudian mereka akan melatih para peserta JFC lainnya. JFC merupakan sebuah karnaval yang mengangkat budaya-budaya lokal di Indonesia, seperti budaya Bali, Jawa, Kalimantan, serta alam Indonesia, dan berbagai isu-isu nasional maupun global.

Hingga kini, JFC sudah melahirkan anak-anak karnaval lokal lain seperti Solo Batik Carnival dan menjadi inspirasi karnaval-karnaval di berbagai daerah serta melahirkan beberapa karya besar dari dari para pegiatnya hingga kekarya yang cukup membanggakan bila disitandengkan dengan karya dunia. Demikianlah kisah perjalanan JFC yang juga telah membesarkan satu nama desainer Indonesia yaitu Dynand Fariz.   Berawal dari untuk mencoba membangun karir sebagai desainer busana ready-to-wear dengan harapan bahwa pada satu titik ia berkeinginan untuk menjadi seorang perancang yang berbeda dari yang lainnya, seniman fesyen yang karyanya dapat membawa nama Indonesia ke mancanegara dan dikenal secara sangat luas di dunia, namun Dynand telah mencapai impian tersebut melalui keaktipannya dalam JFC.

byRyan Syahputra



Pestival Jember Fesien parade karya busana jalanan,
Kepribadian suatu bangsa dikenal dari busana yang dikenakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...