“ Untuk bisa tampil di Paris bersama desainer terkenal dari
belahan dunia lainnya sungguh merupakan tantangan yang luar biasa bagi saya
sebagai orang Indonesia,” kata Didit Prasetyo.
Bangsa Indonesia khususnya Dunia fashion tanah air selayaknya bangga dengan Didit Hadiprasetyo, yang telah
mengibarkan karya-karya fashionya di
Negara pusat Fashion dunia
Prancis. Meski sang ayah, Prabowo Subianto tengah sibuk di pemilihan 2014 dengan berbagai geliat politik seperti menjaring
koalisi dengan partainya dan kampanye
pencapresannya serta langkahnya beliau
yang akan merangkul FPI. Didit Hediprasetyo kelahiran 1984, putra
semata wayang Prabowo Subianto tidak turut dengan kesibukan ayahnya di kancah politik karena
dia punya interest yang berbeda
dan tentunya membanggakan sebagaimana capaian sang ayah di tanah air. Diam-diam, Didit telah mengharumkan nama
Indonesia di kancah Fashion Internasional.
Di panggung Paris Fashion Week, rancangan Didit Hediprasetyo
berada bersama karya Giorgio Armani, Christian Dior, Georges Chakra, Zuhair
Murad, Versace, Jean-Paul Gaultier, dan desainer kelas dunia yang lain. Didit
tercatat sebagai perancang busana yang masuk daftar official of calendar Paris
Fashion Week yang menggelarkan peragaan untuk perancang internasional. Hadi berkata, dalam setahun ia menggelar
karyanya untuk pagelaran Spring-Summer dan Fall-Winter yang berarti dalam
setahun ia dapat menyelesaikan dua koleksi yaitu koleksi Fall-Winter dan
Koleksi Spring-Summer setiap satu koleksi berkisar 20-40 pakaian.
Didit mengaku, pergulatannya dengan dunia fashion saat ini
justru menjadi sempurna. “Karena saya
akhirnya bisa melakukan semua keinginan tersebut dalam satu jalan karier, satu hal yang selalu saya yakini adalah saya
ingin menciptakan sesuatu yang visual yang dapat menceritakan sebuah cerita
atau merefleksikan sebuah emosi,” paparnya. Sebagai desainer ia tengah dalam tahap pematangkan konsep
karya . “Saya masih fokus dalam
eksplorasi teknik dan inspirasi dalam berkarya. Karena itulah saya memulainya
dalam bentuk couture, bukan berupa produk massal ready to wear.” Karya yang dihasilakan ditujukan pada target
pasar perempuan usia 28-60 tahun dengan motipasi “Pecinta seni yang menghargai karya pembuatan
tangan yang diaplikasikan ke sebuah pakaian yang praktis,” imbuh Didit yang
dikenal pemalu dan rendah hati.
Karena minatnya di dunia Fashion yang cukup besar maka Didit membekalkan diri dengan belajar
desain fashion selama 4 tahun di Parsons New York (Parsons School of Design,
sekarang Parsons the New School for Design) dan Parsons Paris (Ecole Parsons à
Paris) yang merupakan sekolah desain yang sangat populer. Untuk memperkaya wawasan didunia seni yang
dapat mematangkan karienya dia juga
mengambil kursus melukis, fotografi, dan sejarah seni. Didit
memperoleh penghargaan Silver Thimble 2006 untuk karyanya sebagai pelajar, dan
lulus 2007.
Didit merupakan bintang yang lagi menyala terang di Blantika Mode. Penampilan perdananya di Paris Couture Fashion
Week Spring/Summer 2010 saat itu
berhasil membetot perhatian publik mode
Paris. “Saya tidak menyangka show koleksi saya yang
pertama itu mendapatkan apresiasi dan sambutan positif dari kalangan fashion
internasional,” ucapnya, dan sukses
tersebut menjadi debut awalnya sebagai
desainer berkelas dunia. Untuk
lebih menunjang profesinya Ia pun mendirikan labelnya sendiri : “ Didit Hediprasetyo “ bermarkas di Paris.
Terobosan dunia fashion yang telah dilakukan Didit, dengan memperkenalkan karyanya model songket
Indonesia dalam garis rancangan yang feminin, minimalis, regal dan understated. Didit
mengaku peduli untuk memajukan citra dan
kualitas produk tenun Indonesia yang berimplikasi dapat meningkatkan perekonomian perajin Indonesia. Meski tinggal di Paris, saat ini ia memiliki
workshop di Jakarta, serta tim komunikasi dan pemasaran berada di Paris. “
Untuk selanjutnya ia akan memulai bisnis
ready to wear, second line yang dapat
menjangkau pasar yang lebih luas.”
Pagelaran karya Didit
Hediprasetyo dalam Paris Fashion Week Haute Couture Spring-Summer 2013, Rabu, 23 Januari 2013 di Hotel Shangri-La, Paris, Prancis. Koleksi
yang ditamplkan terlihat tak banyak bermain dengan detail yang
rumit, namun lebih mengutamakan garis
potongan sederhana yang menonjolkan lekuk tubuh pemakainya. Misalnya saja gaun hitam panjang, atau gaun
putih polos berdetail kerut. Meskipun terlihat sederhana namun gaun rancangannya tetap terlihat anggun dengan pemilihan
material yang lembut.
Didit juga tercatat sebagai desainer kedua setelah Karl
Lagerfeld dan pertama di Asia, yang diajak berkolaborasi oleh perusahaan mobil
papan atas Jerman, BMW dengan keterlibatannya dalam perancangan desain interior dan eksterior BMW Individual 7 Series yang telah diluncurkan pada 2012 dan hanya
diproduksi lima unit.
Inilah Didit Hediprasetyo, anak singa yang mendunia.
Indah busana gambaran hati yang baik,
Bangsa yang berbudaya memiliki etika berbusana yang layak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar