Udang masih termasuk primadona hasil perikanan Indonesia
yang banyak dipasarkan keluar negeri atau ekspor sehubungan makin tingginya
permintaan pasaran dan harga yang sangat menguntungkan.
Untuk meningkatkan produksi udang dalam rangka meningkatkan pendapatan
dan memenuhi permintan pasaran, berbagai upaya dilakukan seiring dengan keterbatasan
alam, untuk itu menoleh usaha Budidaya merupakan alternatif pilihan yang saya rasa tidak
dapat dikatakan LUCU.
BUSMETIK, Merupakan salah satu rekayasa teknologi Budidaya
perikanan yang dapat di terapkan pada lahan sempit, dan lahan kritis serta
memungkinkan untuk dilaksanakan sekalipun dalam kawasan perkotaan. Teknologi Busmetik ialah pengembangan Budidaya Skala Mini Empang
Plastik HIDPE (Hight Density/Polyethylene) berukuran 600 m2 (20 x 30 m, tinggi
air 90 Cm) menggunakan 3 buah kincir air dengan penebaran benur 70 ribu ekor
(117 ekor / m2), dengan lama pmeliharaan 120 hari dapat menghasilkan produksi udang 700
kg udang size 70 (1 kg 70 ekor), yang dilaksanakan Kementrian KP di sekolah Tinggi Perikanan (STP) Serang, Banten.
Di Pacitan Jawa Timur 24 Desember 2013, panen perdana udang Busmetik pada 3 petakan menghasilkan 5 ton udang dengan rata-rata ukuran 80 dengan nilai jual per kilogram Rp 70 - 80 ribu dengan keuntungan Rp 70 juta per petak budidaya/empang, waktu panen cukup singklat karena dipercepat mengingat bahaya kondisi hujan saat itu, padahal sebaiknya masa pemeliharaan udang selama 104 hari, kata kepala Desa Sidomulyo Anggono Suryo yang turut hadir dalam acara panen tersebut.
Kegiatan ini tentunya memerlukan prosedur pakan dan
pengawasan hama dan penyakit yang lebih intensip dalam mendukung pertumbuhan
dan mencegah terjadinya penyakit yang dapat menghambat perkembangan hasil
budidaya, serta perlunya pengaturan air dengan baik agar tetap sesuai dengan kondisi Udang yang dipelihar. Konsep tehnologi ini tentunya akan
memberikan satu cakrawala berpikir masyarakat bahwa bertambak tidak harus
dengan lahan yang luas tapi dengan lahan sempit penerapan tehnologi yang
intensip juga akan memberikan hasil yang besar.
"Mengingat
teknologi ini mampu meningkatkan produktivitas udang maka kita akan
terus mengembangkan yang diharapkan tidak saja dilakukan pemerintah tapi
juga pengusaha swasta," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif
Tjitjip Sutardjo kepada pers usai panen udang di Sekolah Tinggi
Perikanan (STP) Serang, Banten, Minggu. Keunggulan tehnologi ini dengan produksi dapat mencapai 2 ton pada lahan 600 dan masa pemeliharaan yang relatip singkat merupakan alternatip untuk dikembangkan dan konsep ini telah dipraktekkan pada beberapa daerah Jawa Timur, Lampung dan Aceh, sehingga beberapa negara Luar seperti Filipina, India, Timor Leste, Malaysia dan China telah mengirimkan tenaga ahlinya untuk mempelajarinya bagi kegunaan dinegara masing-masing.
by BakriSupian
Udang Sitto di bakar rasanya Gurih,
Usaha tekun dan berilmu memberikan masa depan Cerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar