Meskipun pengembangan budidaya Rumput laut di
Kabupaten Nunukan relatip baru sekitar tahun 2008 yang awalnya dibudidayakan nelayan di Desa Setabu Kecamatan Sebatik kemudian menyebar ke Pesisir Pulau Nunukan, namun saat ini telah mencapai kemajuan
yang sangat signipikan dengan jumlah
pembudidaya yang sangat besar dan areal yang meliputi wilayah
pesisir Kabupaten seluas 700 Ha dari luas areal yang potensial untuk budidaya rumput laut 20.000 Ha , hingga tercatat sebagai Kabupaten Penghasil Rumput Laut
terbesar di Indonesia dengan total produksi mencapai 750 ton per bulan.
Sejarah perjalanan
budidaya rumput laut yang banyak di kembangkan di pesisir pantai hingga 1 km dari
bibir pantai Nunukan sejak awal hingga kini tidak
selamanya berjalan menanjak, tapi juga
mengalami masa naik turunnya kurpa kesuksesan produksi dan harga Rumput laut
tersebut. Kesuksesan awal dicapai
Petani Rumput Laut ketika harga dan produksi mereka mencecar pada nilai Rp 9.000 pada tahun 2009, kemudian
seiring peningkatan Jumlah produksi tidak diiringi teknologi dalam penangan pasca panen yang baik membuat tahun – tahun berikut
menjadi masa sulit bagi petani meski
produksi meningkat tapi kwalitas produksi yang menurun, Pemasaran yang sulit dan Harga anjlok hingga mencapai
Rp 4.000 /kg. Hingga saat itu banyak
petani yang berniat mencari lapangan
usaha lain seperti beralih menjadi nelayan tangkap kembali ketimbang harus bertahan dengan harga yang tidak dapat menutupi
ongkos produksi dan tak jarang rusak karena tak ada pembeli.
Keberuntungan kembali berpihak bagi petani rumput laut Nunukan manakala pihak Bank
Indonesia yang mempunyai komitmen untuk
mendukung pengembangan Usaha mikro Kecil dan Menengah di Indonesia khususnya membantu mendukung
pertumbuhan usaha yang berbasis
pada sektor Ketahanan Pangan, datang melirik problem petani Rumput laut tersebut dan tergerak
turun tangan untuk mendapatkan solusi problem tersebut. Sehingga pada tahun 2011 Bank Indonesia
menandatangan Memorandum of
Understanding (MOU) dengan pihak Pemerintah Kabupaten Nunukan selama 3 tahun
untuk Program “ PENGEMBANGAN KLASTER RUMPUT LAUT DI WILAYAH PERBATASAN NUNUKAN “,
Program ini sekaligus melaksanakan program pemerintah untuk mendukung
percepatan pembangunan di kawasan Perbatasan sebagai beranda terdepan NKRI.
Pada akhir
tahun 2013 tahun ketiga sebagai Phasing out tahap transisi Pemberdayaan Klaster
Rumput laut di Kabupaten Nunukan atau tahap menuju kemandirian, program ini
telah mengantarkan rumput laut sebagai komoditas unggulan di kawasan perbatasan Nunukan. Terbentuknya kelompok perikanan sebagai basis kekuatan usaha budidaya, Semakin terbukanya akses pasar seperti ke Surabaya, Makasar, Tarakan dan
Samarinda, semakin membaiknya harga rumput laut mencapai Rp 12.000 / kg dan berhasil
mengantarkan Kabupaten Nunukan sebagai
Kabupaten penghasil rumput laut terbesar di Indonesia dengan produksi 750
ton/bulan, demikian sambutan Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Wilayah
Kalimantan Timur Bapak Ameriza M Moesa pada acara “ Phasing Out Pengembangan Klaster
Rumput Laut Kabupaten Nunukan oleh Bank Indonesia “, Kamis, 05 Desember 2013 di
Desa Mamolo Nunukan.
“ Pemerintah
Provinsi Kalimantan Utara meski masih baru dengan anggaran terbatas untuk tahun
2014 melalui Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan akan mendukung pengembangan
Rumput Laut di perbatasan melalui kegiatan peningkatan
Sumber Daya Manusia dan Peningkatan sarana prasarana pendukung serta akan mengusahakan agar produk rumput
Laut dapat eksport langsung dari Nunukan “, demikain katan Bapak Irianto Lambrie Pj. Gubernur
Kalimatan Utara pada kesempatan
tersebut. Acara ini juga dihadiri Bupati
Nunukan Bapak Basri, Kepala BPD Kalimantan Timur Zainudin, Kodim Nunukan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Prov. Kalimantan Timur, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Prov.
Kalimantan Utara, Kepala SKPD Kab.
Nunukan, Pengusaha, LSM dan Petani
Rumput Laut Nunukan.
Acara yang
diselenggarakan di depan Gudang Rumput Laut terbesar di Kalimantan ini
meliputi Panen Raya Rumput Laut, Penandatanganan Naskah Phasing out oleh BI
dan Pemkab Nunukan, Peluncuran Buku “
Membangun Daerah Perbatasan dengan
Rumput Laut dan Temu wicara dengan Petani Rumput laut.
Ruslan Petani Rumput laut Desa Mamolo mengatakan usaha budidaya Rumput laut di pantai menggunakan bentangan tali nilon sepanjang 35 meter tempat mengikat bibit Rumput laut yang dibudidayakan, dengan panjang tersebut ia membutuhkan bibit 4 kg dan menghasilkan 10-12 kg/bentangan, dengan 300 bentangan miliknya selama 50 hari ia dapat panen 3,5 ton rumput laut jenis Euchema cottoni. Setelah ada bantuan BI dan pendampingan Penyuluh Perikanan Lapangan Pak Ruslan merasa usaha Rumput Laut semakin menjanjikan, dimana pembentukan Kelompok Nelayan turut mempasilitasi usaha mereka secara bersama, Pelatihan kesemaptaan untuk disiplin, Pelatihan SDM untuk pengembangan tehnologi budidaya, Akses pasar yang diciptakan dengan mendatangkan dan mempertemukan para buyer dan Bantuan modal usaha.
Petani Rumput laut dari Semengkadu mengharapkan agar pemerintah dapat mempasilitasi pengembangan produk olahan lanjutan rumput laut baik pengetahuan maupun sarana tehnologinya sehingga penghasilan para petani akan dapat lebih meningkat terutama petani kecil yang hanya memiliki 30 – 70 bentangan.
by BakriSupian
Ruslan Petani Rumput laut Desa Mamolo mengatakan usaha budidaya Rumput laut di pantai menggunakan bentangan tali nilon sepanjang 35 meter tempat mengikat bibit Rumput laut yang dibudidayakan, dengan panjang tersebut ia membutuhkan bibit 4 kg dan menghasilkan 10-12 kg/bentangan, dengan 300 bentangan miliknya selama 50 hari ia dapat panen 3,5 ton rumput laut jenis Euchema cottoni. Setelah ada bantuan BI dan pendampingan Penyuluh Perikanan Lapangan Pak Ruslan merasa usaha Rumput Laut semakin menjanjikan, dimana pembentukan Kelompok Nelayan turut mempasilitasi usaha mereka secara bersama, Pelatihan kesemaptaan untuk disiplin, Pelatihan SDM untuk pengembangan tehnologi budidaya, Akses pasar yang diciptakan dengan mendatangkan dan mempertemukan para buyer dan Bantuan modal usaha.
Petani Rumput laut dari Semengkadu mengharapkan agar pemerintah dapat mempasilitasi pengembangan produk olahan lanjutan rumput laut baik pengetahuan maupun sarana tehnologinya sehingga penghasilan para petani akan dapat lebih meningkat terutama petani kecil yang hanya memiliki 30 – 70 bentangan.
by BakriSupian
Enak juga
dimakan mentah si Rumput Laut,
Petani
Berkelompok akan membuat posisi usaha lebih Kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar