Minggu, 29 Desember 2013

BUDIDAYA IKAN KERAPU DI KAWASAN CONSERVASI LAUT BERAU



Ikan kerapu di Indonesia diantaranya ada yang merupakan ikan Ekonomis penting yang berarti mempunyai harga jual yang baik dan sangat diminati dalam pasaran.   Ikan kerapu yang ada di Indonesia ada 7 genus yaitu Aethaloperca, Anyperodon, Chephalopholis, Epinephelus, Plectropomus, Variola dan Chromileptes, dari genus tersebut yang termasuk ekonomis dalam pemasaran diantaranya Kerapu Bebek/Polkadot Grouper atau Kerapu Nopoleon Cheilinus undulatus, Kerapu Sunuk/Coral Trout (Genus Plectropomus), Kerapu Lumpur/Estuary Grouper  dan Kerapu Macan/Carpet Cod (Genus Epinephelus).   Namun Ikan Kerapu yang banyak dibudidayakan saat ini ialah Kerapu Sunuk dan Kerapu Merah (Genus Plectropomus) dan Kerapu Lumpur (Epinephelus suillus) karena jenis ini mudah perawatannya, cepat pertumbuhannya dan mudah diperoleh bibitnya baik dari penangkapan dari alam atau dari pemijahan dalam Bak (tehnologi pemijahannya cukup 
memasyarakat).


Perairan Berau  yang berhiaskan taburan  Pulau Derawan,  Pulau Maratua, Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban, Pulau Panjang, Pulau Marabada dll yang memiliki kekayaan alam berupa  keindahan alam  bawah lautnya dengan keindahan Coral dan satwa langka yang kesohor seantero bumi  juga  terkenal dengan hasil lautnya dengan berbagai jenis ikan ekonomis penting,  sehingga  tak heran bila kawasan ini sering kemasukan kapal asing  secara illegal untuk berburu  ribuan ton ikan yang berkwalitas tinggi disamping Penyu Hijau yang merupakan  satwa khas P Derawan.    Ikan Kerapu merupakan  salah satu ikan Ekonomis  Penting yang banyak diburu nelayan termasuk Nelayan Lokal sehingga tak jarang produksi  nelayan  tersebut    diseludupkan ke Malaysia karna harga yang sangat menjanjikan, meski keadaan ini tentunya sangat merugikanegara.

Keunggulan ekonomis  ikan Kerapu tersebut   tentunya membuat nelayan lokal banyak melakukan perburuan ikan ini untuk jadi penghasilan utama mereka disamping mudah dalam pemasaran juga memiliki harga jual yang lumayan sekitar Rp 75 ribu - Rp 300 ribu / kg.   Keberadaan ini tentunya dikhawatirkan akan mengancam potensi Lestari perairan Berau akan Ikan KERAPU terlebih jumlah nelayan tradisional yang sangat besar serta seringnya kehadiran  nelayan luar daerah dengan armada  lebih besar dan daya  tangkapan  lebih gila lagi tentunya,  demikian ungkap Tentram Rahayu Kabid Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Berau atau daerah Bumi BatiWakal saat memperkenalkan Budidaya Laut  Ikan Kerapu  Laut  dengan Keramba.

Untuk lebih meningkatkan kesejahteraan Nelayan khususnya Nelayan Kerapu dengan tidak mengesampingkan kelestarian sumberdaya yang berkelanjutan di kawasan Conservasi tersebut, maka DKP melalui kegiatan  pemberdayakan Nelayan Kerapu  mengajak segenap  nelayan untuk mengembangkan budidaya Ikan Kerapu sehingga penghasilan mereka dapat  semakin bertambah tapi ekosistem laut dapat  terjaga karna terhindarnya kawasan tersebut dari overFishing dan dampak aktipitas pengelolaan yang tak ramah lingkungan.   Nelayan khususnya di  P Derawan sebenarnya telah ada yang mengembangkan budidaya  Ikan Kerapu dengan Keramba sejak dulu, namun DKP melalui program kegiatannya kedepan  mensosialisasikan penggunaan Keramba HDPE yang lebih ramah lingkungan dan KJA atau Keramba Jaring Apung  yang lebih produktip.

T  RAHAYU, dalam mendukung upaya budidaya perikanan laut tersebut DKP tahun 2013 ini telah memberikan bantuan bibit ikan Kerapu kepada Nelayan Keramba masing-masing  4 kelompok Nelayan di P Maratua mendapat  bantuan 9.810 ekor benih ikan Kerapu dan  1 kelompok Nelayan di P Derawan mendapat bantuan 1.810 ekor bibit kerapu Hybrid Cantang, semuanya merupakan kelompok nelayan binaan DKP yang diharapkan dapat menjadi contoh bagi pengembangan Marine Culture di kawasan tersebut.


Pembinaan nelayan budidaya ikan di kepulauan tersebut tidak hanya sebatas itu tapi meluas hingga menyangkut aspek lainnya seperti aspek usaha, pemasaran dan yang akan digalakkan oleh DKP adalah usaha pengenalan dan pengembangan budidaya ikan laut dengan menggunakan sistem budidaya keramba HDPE dan Keramba Jaring Apung atau KJA suatu methode marine culture yang ramah lingkungan dengan  produktipitas  tinggi.  Dua methode ini diharapkan selain mendukung peningkatan kesejahteraan Nelayan melalui produksi  yang meningkat dan harga jual yang membaik serta prinsip kerja methode budidaya tersebut yang sangat ramah lingkungan diharapkan dapat menjaga kelestarian Kawasan Wisata Bahari P Derawan yang kaya akan berbagai jenis satwa langka dan keindahan alam bawah lautnya yang terkenal sebagai keindahan  Surga bawah laut terindah ke tiga di dunia.

Keramba yang efektip tersebut  tentunya akan memberikan penghasilan  banyak buat nelayan yang dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi  pengurasan sumberdaya  diperairan tersebut  karena usaha neayan lokal akan lebih terpokus pada budidaya dari pada melakukan penangkapaan di alam yang lebih sulit, berbahaya dan butuh modal lebih besar  dan sistem ini diharapkan tidak mempunyai pola kerja yang  berdampak negatip buat lingkungan perairan derawan sebagai  tempat lokasi budidaya mereka.
















Menangkap Ikan Kerapu sangat mengasikkan,
Hasil banyak dan Lestari Lingkungan dengan membudidayakan ikan.

Minggu, 22 Desember 2013

ISNA SURYANI, KEMPOIS PERBATASAN YANG BERPRESTASI




Kabupaten Nunukan yang tahun ini berusia 14 tahun sejak terbentuknya 12 oktober 1999 merupakan tempat kelahiran dari Kensi Isna Suryani yang telah berhasil mengharumkan nama Indonesia di Dunia olah Raga khususnya pada Bela diri KEMPO, Pada kejuaraan Dunia Kempo 25 agustus 2013 di Osaka Jepang berhasil mempersembahkan medali Emas sekaligus mengibarkan Bendera Merah putih.

Isna Suryani seorang Kensi kelahiran Daerah PerBatasan Nunukan pada 22 Dosombor 1990  merupakan seorang putri dari Ismail Rustang sekaligus sebagai pelatih Kemponya, Isna  merupakan putrid kelima dari tujuh bersaudara dari Ibu  Senaeni yang sejak kecil telah menekuni dunia Kempo dengan sering menyaksikan dan mengikuti latihan yang dibawahkan ayahnya.

Isna selain sebagai atlit nasional ia merupakan Mahasiswa Universitas Mulawarman jurusan Akuntansi Pemerintahan  Fakultas Ekonomi sejak 2011.    " Baginya menekuni dua propesi yang sama pentinya antara membela nama Bangsa dan menuntut ilmu untuk masa depan semua memerlukan pengorbanan dan keseriusan sehingga dapat berhasil dan tak lupa sebagai orang yang beriman tentunya bahwa diluar semua keseriusan kita ada Allah yang akan merahmati kita sehingga berdoa bagi seorang Mahasiswa dan Atlit merupakan satu kewajiban dalam meraih sukses. ' kata Isna S.
Mansyur Husin Ketua KONI Nunukan yang sangat dekat dengan beliau,   menyatakan rasa bangganya terhadap prestasi yang diraih Isna setelah dari PON Palembang,  "Meski hanya meraih perak, saya tetap bangga atas prestasinya. Isna pasti sudah berjuang keras berusaha memberi yang terbaik. Apalagi saya tahu betul Isna adalah atlit yang punya mental baja dan bertarung penuh semangat di setiap pertandingan. Saya yakin di even-even berikut Isna pasti bangkit dengan prestasi lebih baik lagi" pangkasnya.

Puncak prestasi yang berhasil ditoreh Isna Suryani sebagai Kensi adalah pada saat mengikuti Kejuaran Dunia Kempo di Osaka – Jepang bulan Agustus 2013, ketika itu ia berpasangan dengan Eric Saputra atlit dari Samarinda dalam kelas  Embu Yudansha dengan memperoleh medali Emas.   Sementara prestasi lainnya yang pernah ia raih pada Sea Games di Palembang 2012 dan PON RIAU tahun 2012 ia berhasil medali perak meski tidak secemerlang saat ia mengikuti PON Samarinda tahun 2008 dengan prestasi medali emas.  Di Sea Games XXVI Palembang,  Isna Suryani harus puas dengan Perak setelah ditumbangkan oleh atlit Palembang Anisa Fitrie.

Pada PON Riau 2012 Isna S bersama dua atlit Panjat tebing menciptakan trio atlit Nunukan yang membanggakan karna menyumbangkan medali bagi Kontingen PON Kalimantan Timur, sebelumnya Sabri meraih 2 emas dan 1 perak dan Zailani mendulang 1 emas dan 1 perungu.
Isna Suryani merupakan satu-satunya atlit Nunukan yang mengikuti  kejohanan Sea Games XXVII di Myanmar bulan Desember tahun 2013.  Dalam ivent ini, sekali lagi ia dapat membanggakan daerah nun diperbatasan utara Kalimantan dengan menyumbangkan medali perak setelah dalam final ditewaskan atlit tuan Rumah Myanmar dengan dua wasari dan sebelumnya di semifinal menumbangkan atlit Kempo Laos dengan 2 wasari.




Bunyi syair Kuntau kuntau bawang ini,
Belajar Bela Diri berlaga bukan tapi hidup lebih bermotipasi.

Rabu, 18 Desember 2013

DOB, KAPUAS RAYA SEBAGAI PROVINSI PERBATASAN DAN PEDALAMAN


Kota Sintang


     Provinsi Kapuas Raya (PKR) hampir pasti akan terbentuk pada 2014 menyusul putusan DPR RI  yang telah menetapkan 65 Daerah Otonomi Baru (DOB) salah satunya PKR dalam Rapat Paripurna DPR-RI tentang Pembentukan DOB di Indonesia pada 24 oktober 2013,  selanjutnya untuk kelanjutannya dewan akan bekerja sama dengan pemerintah pusat untuk menyiapkan Rancangan Undang-undang  pembentukan DOB, dan biasanya jika telah mencapai tahap ini DOB akan sukses setidaknya demikian yang di katakan Bapak Rahman Amin anggota Komisi VIII DPR RI yang juga anggota legeslatip dari Dapil daerah tersebut.

     Pemekaran Provinsi Kapuas Raya dari Provinsi Kalimantan Barat merupakan satu tuntutan pembangunan dalam membentuk satu akselerasi pembangunan yang merata dan efektip bagi rakyat Indonesia khususnya sebagai pemandirian wilayah pedalaman Kalimantan dan memberikan akses pembangunan yang lebih baik agar percepatan pembangunan tercapai di daerah  yang terletak di bagian timur dari Kalimantan Barat.

     Tuntutan Pemekaran dari tokoh dan warga Kapuas Raya dan pengesahan pemerintah tentunya akan memberikan kemudahan dalam pemekaran untuk menciptakan pelayanan pembangunan yang lebih baik bagi daerah tersebut,  mengingat daerah ini bersempadan daratan langsung dengan Serawak Malaysia dan masih terisolasi yang tentunya akan membutuhkan satu pola pelaksanaan pembangunan tersendiri yang berbeda dengan wilayah lain di Indonesia yang disesuaikan dengan karakter daerah dan masyarakat yang ada sehingga pelaksanaan pembangunan tersebut akan menyentuh langsung sesuai kebutuhan daerah dan dapat lebih maju dalam asas pembangunan yang merata bagi seluruh Rakyat Indonesia.

     Dengan luas wilayah 80.426,8 km2 dengan populasi penduduk 1.311.882 jiwa memiliki  topografi berupa daerah perbukitan juga dialiri dua sungai besar yang bermuara di Kalimantan Barat yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Malawi yang mengalir membelah belantara dan perbukitan dari hulu yang melintasi kawasan Conservasi Sentarum yang berupa hutan Lindung dan Danau.      Provinsi pedalaman ini beribukota di Sintang yang dilalui dua sungai besar yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi yang mengalir membelah dari pegunungan juga merupakan sarana transportasi warga khususnya daerah terpencil.  Daerah yang rencananya akan beribukota di Sintang ini terdiri dari lima Kabupaten, Kabupaten Sintang luas 21.638 km2 jumlah penduduk 357.479 jiwa, Kabupaten Sanggau luas 12.857,7 km2 jumlah penduduk 382.594 jiwa, Kabupaten Kapuas Hulu luas 29.846 km2 jumlah penduduk 213.760 jiwa, Kabupaten Melawi luas 10.640,8 km2 jumlah penduduk 182.520 jiwa dan Kabupaten Sekadau luas 5.444,3 km2 jumlah penduduk 175.529 jiwa,  dengan luas keseluruhan wilayah 80.426,8 km2 maka rata-rata kepadatan penyebaran penduduk 16,2 jiwa per km2.

     Pemberdayaan Kawasan perbatasan tentunya akan berjalan dengan baik karena Provinsi Baru ini meliputi lima Kabupaten dengan Kota Sintang sebagai pusat pemerintahan, tiga diantaranya merupakan Kabupaten Perbatasan  yaitu Kabupaten Sintang, Sanggau dan Kapuas Hulu dengan sekitar 4 Pos Lintas Batas (PLB) sebagai pintu keluar masuk kenegeri  Jiran. Pemekaran ini tentunya akan mendukung kekuatan daya rekat NKRI melalui pembangunan yang menyentuh hingga kepedalaman dan perbatasan, sehingga akan menimbulkan Rasa Nasionalisme yang tinggi bagi masyarakt perbatasan di sana nantinya. 
PLB EntikonG

     Wilayah Provinsi Kapuas Raya yang termasuk wilayah pedalaman dan Kawasan perbatasan  sebagian besar penduduknya beragama Islam dan dahulu kala termasuk wilayah kekuasaan Kerajaan Melayu.  Sebagian besar masyarakatnya hidup dari bertani 52 % tanaman palawija, Padi sawah tanaman utama, dan sebagian besar Sumberdaya Alam daerah ini belum terkelola yang tentunya masih perlu penangan dengan baik sehingga semua potensi itu dapat menjadi masukan bagi negara serta menghindari proses illegal yang marak terjadi di daerah Border area karena lemahnya sistem pengawasan dan kontrol pemerintah,  Pemekaran tentunya akan lebih mendukung pola pembangunan kawasn perbatasan yang umumnya terkenal sangat strategis baik dari sisi ekonomi maupun  keamanan yang akan disesuaikan dengan keunikan khas daerah Kapuas Raya serta pengembangan Kawasan Entikong sebagai Pos Lintas Batas dan kawasan pengembangan ekonomi Perbatasan yang bekerjasama dengan negara terkait.
by  BakriSupian



"  Sungai Melawi mengalir deras dari Danau Sentarum,
Merentasi keterisolasian daerah akan sia tanpa dinamika antar kaum.  " 









Senin, 16 Desember 2013

Sabtu, 14 Desember 2013

WALI NANGGROE ACEH AMANAH HELSINGKI 2004, TERBENTUK 16 DESEMBER 2013.



Tengku Malik Machmud Al-Haytar

















     Lembaga Wali Nanggroe Aceh merupakan lembaga tertinggi  dalam sistem kehidupan masyarakat dan Nanggroe/adat/peradaban di  Aceh yang berlaku sejak dahulu,  sehingga yang dilantik sebagai Wali Nanggroe Aceh merupakan tokoh pemersatu masyarakat Aceh yang dapat menjaga segala adat budaya yang ada seperti menjaga peradapan  agama islam yang  telah mengakar disana.   Sebagaimana bunyi  isi amanah MoU Helsinki poin 1.1.7 yang menyatakan bahwa lembaga Wali Nanggroe sebagai lembaga adat yang dilengkapi kelengkapan perangkat upacara dan gelar dengan menempatkan lembaga tersebut sebagai pemersatu rakyat.

     Wali Nanggroe aceh merupakan salah satu kekhususan Daerah Istimeawa  Aceh yang lahir  dari Memorandum Of Understanding (MoU) Helsinki tahun 2004 dan Undang – Undang Republik Indonesia No 11 tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh (UUPA).    Setelah GAM dan Pemerintah RI sepakat menghentikan perang yang telah memakan korban jiwa putra – putri bangsa dalam menegakkan satu keadilan yang menyeluruh yang  berlangsung selama 30 tahun lebih di Aceh.

1 tahun Pasca Helsingki 2004
     Menurut Memorandum of Understanding (MoU) Helsingki tahun 2004 yang ditanda tangani Pemerintah RI dan GAM bahwa Wali Nanggroe ini mempunyai  fungsi  seperti menjaga persatuan dan kesatuan,  menjaga budaya Asli Aceh, mengendalikan kekayaan aceh maupun yang ada di luar daerah,  membubarkan DPR, menon aktipkan  Gubernur jika tak dapat melaksanakan tugasnya, menjalin kerja sama dengan negara luar dan membentuk konsulat di luar negeri,  menerima tamu dari luar negeri dan masih banyak lagi.  Namun kesepakatan ini akan di disempurnakan lagi dengan membahasnya lebih sempurna kedalam Qanum (Perda) dan bila keputusan qanum ini telah disyahkan barulah Pelantikan Wali Nanggroe Aceh dapat dilaksanakan.   Qanum tersebut akan membuat semua tugas dan fungsi WNA sebagai pemersatu dan penjaga adat budaya Aceh bukannya sebagai kekuatan politik yang tentunya akan dipegang oleh Gubernur.

     InsyaAllah, untuk merealisasikan Keputusan Helsingki 2004 tersebut  pada  Senin, 06 Desember 2013 akan dilaksanakan pelantikan Wali Nanggroe Aceh  (WNA) di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA),  adalah Tengku Malek Machmud Al-Haytar mantan petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM),  semua kegiatan ini dipersiapkan  oleh Majelis Adat Aceh (MAA) dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh ( DPR A) ketua panitia pelaksana Tengku Muzakkir Manaf wakil Gubernur.   Pelantikan  WNA ke 9 dan ke 1 (yang dikukuhkan  DPRA) di perkirakan menghabiskan  anggaran  Rp 2,4 mliar.   Ketua DPRA Hasbi Abdullah mengatakan, pihaknya turut  mengundang Presiden Susilo Bambang Yudoyono,  Para Meteri,  panglima TNI dan Kapolri,  para pimpinan DPR, pimpinan MPR, serta semua anggota  Tim Juru runding RI-GAM  yang terlibat  dulunya.

     Sedianya pelantikan Wali Nanggroe Aceh dilaksanakan pada 18 September 2013 namun saat itu Presiden Susilo Bambang Yudoyono tidak bersedia.  Qanun sebagai dasar penyelenggaraan WNA tersebut sampai akhir ini masih menimbulkan kontrapersi dikalangan masyarakat dan pemerintahan  sebagian beranggapan bahwa Qanum tersebut dapat mengancam demokrasi dan kesatuan bangsa  dan Qanum tersebut menimbulkan dua lisme dalam pemerintahan Daerah Aceh antara Gubernur dan Wali Nanggroe Aceh  dan yang menyetujui  Qanum tersebut sebagai  Amanah Perjanjian Helsingki tahun 2004 dan Undang-undang  Negara RI yang  berlaku.      

 Qanum Nomor  8 tahun 2012 (=perda)  sebagai dasar pembentukan Wali Nanggroe Aceh telah mengalami  revisi, maklum menurut sebagian pengamat bahwa qanum syarat dengan aturan yang dapat menimbulkan komplik dan kabur dalam pelaksanaan pemerintahan di Aceh.    Menteri Dalam Negeri  Gamawan Fauzi  memerintahkan untuk menunda pelantikan tersebut,  hingga  qanum terakhir  segera revisi   hingga  sejalan dengan aturan Undang-undang yang berlaku.

     Ungkapan Malik Machmud tentang  pimpinan eksekutip pemerintahan dan Wali Nanggroe Aceh,  “ Gubernur itu pemimpin rakyat Aceh dalam menjalankan roda pemerintahan atau mengelola tata pemerintahan Aceh, sedangkan Wali Nanggroe adalah pemimpin pemersatu/perekat rakyat Aceh yang majemuk dari sisi peradaban Aceh dengan seluruh khazanah budaya dan adat istiadatnya.   Kedua pemimpin ini memiliki tujuan yang sama, yakni memajukan kehidupan rakyat Aceh secara bermartabat, sejahtera lahir-batin, dan berkepribadian sesuai dengan peradaban Aceh. ” 

     Tengku Malik Mahmud Al Haytar adalah Mantan Perdana Menteri  Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Ia lahir di Singapura tahun 1939. Kampung asli paduka mulia Malik Mahmud Al Haytar berada di Lambaro, Kabupaten Aceh Besar.   Beliau juga selaku Penasehat Partai Aceh sebagai Partai Lokal  yang memenangkan pemilu legeslatip saat ini  hingga sekarang.
by BakriSupian



Istana Wali Nanggroe Aceh














Bulan Sabit beralaskan merah kibaran perjuangan rakyat Aceh,

Negeri makmur bila rakyat dipimpin sosok yang bijaksana dan amanah.

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...