PELAYARAN
TERAKHIR KRI DEWARUCI "Kartika Jala Krida 2012" Kapal layar tiang
tinggi dari kelas Barquentine milik TNI AL dalam pelayaran keliling dunia diumurnya
yang ke-30 tahun sejak masuk kedalam jajaran KRI. Kapal ini dibangun di Hc
Stulcken & Son Jerman. Pelayaran keliling dunia kali ini diperkirakan berlangsung
selama lebih kurang 277 hari yang melintasi empat samudera dan empat benua,
dengan membawa 82 orang awak kapal dan 101 kadet Akademi Angkatan Laut (AAL)
angkatan ke-59.
Pagi buta (5/7) hujan deras mengguyur Seaport,
Boston Selatan. Itu hujan pertama sejak KRI Dewaruci bersandar di Boston.
Hingga pukul 07.30 waktu setempat, hujan belum reda meski tak begitu deras. Sehingga kegiatan
apel pagi ditiadakan Sebagai gantinya, para ABK memasang tenda di tengah
geladak agar aktivitas di atas geladak
tidak terganggu. Posisi kapal pagi itu
dari normalnya lebih rendah dari dermaga
sekitar 3-4 meter karena garis pasang surut yang cukup ekstrim di daerah ini.
Warga
sekitar dermaga tersebut sudah ada yang datang untuk melihat-lihat Dewaruci dan
tiga kapal asing lainnya yang sandar berjajar, terlebih menjelang siang, di kompleks
Boston Fish Market Corporation pengunjung semakin ramai antri untuk masuk ke KRI
Dewaruci menyaksikan ornament kapal dan tak lupa berfoto-foto diantaranya
Joshua W Utomo arek Mojokerto yang berprofesi sebagai Psikotropis dan motivator
seminar di negeri Paman Sam sejak tahun 1990.
Suasana tambah meriah ketika suguhan marching band kadet AAL
Genderang Seruling (GS) Jala Gita Taruna dimulai. Aksi
para taruna AAL angkatan ke-59 tahun akademik 2010 dgn kompak, rancak dan mahir membuat pengunjung jadi terpukau. Penampilan
GS itu juga satu-satunya penampilan marching band yang menyemarakkan
OpSail 2012. Marching band yang
dipimpin mayoret Sertukad Faishal Dwi berjumlah 50-an kadet tersebut juga
mengiringi prosesi penyerahan tanda mata Dewaruci kepada tiga kapal layar
negara sahabat peserta OpSail 2012, Yaitu kapal Cisne Branco Brasil, dilanjutkan ke
kapal Buque Escuela Guayas (Ekuador) dan Gloria (Kolombia).
Misi
KRI Dewa Ruci yang berukuran 58,5 m x 9,5 m dalam pelayaran keliling dunia
tahun ini merupakan tugas seluruh kru Dewaruci dalam melaksanakan praktik pelayaran,
misi diplomasi sebagai duta bangsa,
para kadet turut mengenalkan budaya tradisional Indonesia mulai dari kesenian
daerah Nanggroe Aceh Darussalam sampai Papua dan mengikuti American Tall Ship
Race 2912 dan Dewa Ruci memperoleh juara umum.
Sudah
lima bulan KRI Dewa Ruci mengelilingi Benua Amerika yang berawal dari Surabaya
ke Papua dan berakhir di Pelabuhan BOSTON USA 31 JUNI 2012 sebelumnya tahun 2000 pernah
merapat ke kota ini. Selanjutnya akan menuju
ke Amerika Utara ke Dermaga Saint John’s
Kanada sejauh 1.666 KM di bawah pimpinan
Komandan
Kapal Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto.
Boston merupakan kota kesepuluh di AS yang disinggahi Dewaruci dalam ekspedisi
keliling dunia kali ini. Sebelumnya, kapal layar itu sandar di Kwajalein
(Kepulauan Marshall), Honolulu (Hawaii), San Diego, dan New Orleans, Miami, Savanah, dan Norfolk, Baltimore dan New York
baru ke Boston dan selanjutnya menuju ke Kota Saint John Kanada kemudian
menyeberangi atlantik ke kota di Eropah.
Petang itu 6/7/2012 pukul 15.30, KRI Dewaruci berlepas dari dermaga ikan Pelabuhan Boston sebuah kota tua di AS dengan dipandu kapal tunda yang memandu melewati perairan sedalam 40 meter menjauhi dermaga, beberapa ABK melaksanakan peran muka belakang dengan menempati posisi di tepian haluan, lambung, dan buritan. Warga Boston menyaksikan Dewaruci berlayar seakan tak rela berpisah dari kapal latih TNI-AL yang hampir sepekan sandar di ibu kota Massachusetts itu terlebih saat lagu Sailing mengalun sendu mengiringi keberangkatan.
Karena
proses penambalan kebocoran di lambung kiri membuat kerangkatan tertunda hingga
jam 15.30 yang seharusnya jam 12.00 dan Dewa Ruci menjadi kapal layar tiang
tinggi yang terakhir meninggalkan Boston sehari sebelumnya telah berlepas kapal
latih milik Brasil, Ekuador, serta Kolombia.
Pelayaran menuju Amerika Utara kali ini terasa lebih leluasa sebab 101 kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) beserta lima perwira pembimbing yang memadati pelayaran sebelumnya tak ikut lagi berlayar karena telah kembali ke Tanah Air dengan pesawat terbang, sehingga pelayaran kali ini berawak 78 anggota TNI-AL. Sehingga suasana kapal jadi longgar dan tempat tidur tidak perlu berdesak begitu juga dengan hal lain seperti makan dan mandi. Kapasitas ruangan ruang perwira yang berkapasitas 2-4 tempat tidur, Ruang tamu utama atau salon kembali dipungsikan sebagai mana mestinya.
Saat Dewaruci menyisiri alur pelayaran di barat daya Bandara Logan, sejumlah pesawat melintas di atas tiang Dewaruci yang diterpa angin cukup kencang sekitar 7-9 knot bertiup dari lambung kiri kapal membuat kelajuan dan ketinggian gelombang 2,7 meter sangat baik dalam menyisiri belasan kepulauan di timur Area Taman Nasional Boston Harbor Island seperti Thompson Island, Spectacle Island, Gallop’s Island, George’s Island, dan Deer Island. Gugusan kepulauan itu mirip di kawasan Karimunjawa, Jawa Tengah karena keduanya merupakan objek wisata maritime bedanya kalau di Karimun Jawa banyak anakan ikan hiu sedang di Perairan Boston ini banyak Ikan Paus menyembul.
Pelayaran menuju Amerika Utara kali ini terasa lebih leluasa sebab 101 kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) beserta lima perwira pembimbing yang memadati pelayaran sebelumnya tak ikut lagi berlayar karena telah kembali ke Tanah Air dengan pesawat terbang, sehingga pelayaran kali ini berawak 78 anggota TNI-AL. Sehingga suasana kapal jadi longgar dan tempat tidur tidak perlu berdesak begitu juga dengan hal lain seperti makan dan mandi. Kapasitas ruangan ruang perwira yang berkapasitas 2-4 tempat tidur, Ruang tamu utama atau salon kembali dipungsikan sebagai mana mestinya.
Saat Dewaruci menyisiri alur pelayaran di barat daya Bandara Logan, sejumlah pesawat melintas di atas tiang Dewaruci yang diterpa angin cukup kencang sekitar 7-9 knot bertiup dari lambung kiri kapal membuat kelajuan dan ketinggian gelombang 2,7 meter sangat baik dalam menyisiri belasan kepulauan di timur Area Taman Nasional Boston Harbor Island seperti Thompson Island, Spectacle Island, Gallop’s Island, George’s Island, dan Deer Island. Gugusan kepulauan itu mirip di kawasan Karimunjawa, Jawa Tengah karena keduanya merupakan objek wisata maritime bedanya kalau di Karimun Jawa banyak anakan ikan hiu sedang di Perairan Boston ini banyak Ikan Paus menyembul.
Karena semakin jauh dan Suhu dingin 11o Celcius maka peran parade roll berupa ABK memanjat anak tangga di tiga tiang utama dan peruan (tiang horizontal di tiang depan) diakhiri. ‘’Peran parade roll selesai... Peran parade roll selesai...’’ begitu instruksi yang terdengar dari dalam anjungan.
Ruangan
khusus di kapal berukuran 3x2 meter, kasurnya 2x1 meter dengan jarak kasur atasnya 1,5 meter ini
berbeda dengan ruang ABK yang jarak kasur atasnya hanya 0,5 meter. Sistem AC di ruang tidur disetel sentral,
sehingga tidak bisa dibesar-kecilkan sendiri. Temperaturnya sudah di-setting 21
derajat Celsius setiap saat. Jadi yang tak tahan dingin harus berselimut.
Sejak meninggalkan Boston, awan mendung tidak terlihat adanya matahari yang menembus hingga cahayanya sampai keperairan Atlantik Suasana petang di sini terjadi pukul 20.30. Cuaca mulai bersahabat memasuki Ahad siang (8/7) lalu. Awan tipis di sepanjang langit Teluk Maine, Laut Emerald, hingga mendekati Tanjung Sable perbatasan AS-Kanada dan menerangi kapal. Kesempatan ini digunakan ABK bekerja bakti untuk mencuci segala perlengkapan yang kotor dan bau. Baju, seprai, selimut, karpet, dan lain-lain dikumpulkan di geladak untuk dibersihkan, sehingga tampak seolah-olah jemuran ditengah samudra Atlantik. Kepala Divisi Layar Lettu Laut (P) Yacob Tri Raharjo turut berbasah-basah bersama anak buahnya membersihkan seprai putih bermotif garis berlogo jangkar TNI-AL dan selimut hijau digantung di geladak terbuka.
Sejak meninggalkan Boston, awan mendung tidak terlihat adanya matahari yang menembus hingga cahayanya sampai keperairan Atlantik Suasana petang di sini terjadi pukul 20.30. Cuaca mulai bersahabat memasuki Ahad siang (8/7) lalu. Awan tipis di sepanjang langit Teluk Maine, Laut Emerald, hingga mendekati Tanjung Sable perbatasan AS-Kanada dan menerangi kapal. Kesempatan ini digunakan ABK bekerja bakti untuk mencuci segala perlengkapan yang kotor dan bau. Baju, seprai, selimut, karpet, dan lain-lain dikumpulkan di geladak untuk dibersihkan, sehingga tampak seolah-olah jemuran ditengah samudra Atlantik. Kepala Divisi Layar Lettu Laut (P) Yacob Tri Raharjo turut berbasah-basah bersama anak buahnya membersihkan seprai putih bermotif garis berlogo jangkar TNI-AL dan selimut hijau digantung di geladak terbuka.
Disamping itu sore harinya ketika melintasi Tanjung Sabel para ABK yang tergabung tim kesenian atas perintah Perwira Pelaksana (Palaksa) Mayor Laut (P) Osben Alibos Naibaho melaksankan latihan kesenian yang akan disuguhkan ketika sandar di Saint John City Canada dianataranya Tari Remo ala Jawa Timuran, Reog Ponorogo, Badinding dari Minang , Rampak Gendang dari Sunda dan Tari Perang dari Papua, kegiatan ini juga biasa tampil di acara Cocktail Party, Malam keakrapan, dan agenda diplomasi saat dewa ruci sandar di Negara manapun. Asep mengungkapkan saat bertugas di KRI Arun kru tidak wajib menguasi tarian Indonesia karena ia dituasi menggawangi setir kapal di Anjungan sedang di KRI Dewa Ruci para kru tidak hanya bisa mengoperasikan kapal tapi juga menjadi duta bangsa lewat kesenian.
Latihan berakhir pada pukul 19.30 ketika hari mulai gelap, KRI Dewa Ruci ketika itu berda di tenggara Provinsi Newfoundland, Kanada tidak jauh dari daerah ini tepatnya 14 April 1912 terjadi tragedy laut terbesar sepanjang sejarah, sebuah kapal pesiar Britabia Raya “TITANIC” dalam pelayaran dari Southhampton Inggris ke New York USA tenggelam setelah menabrak Gunung Es dan menewaskan 1.514 penumpang. Suhu ketika itu berkisar -2o C yang dapat menyebabkan Hipotermia pada bulan-bulan tertentu perairan tersebut di lalaui bongkahan Es pecahan dari kutub yang terbawa arus menuju ke selatan. Memasuki pelabuhan Saint John City setelah melayari atlanti selama lima hari terhitung musim panas namun efek musim dingin masih terasa terutama ketika sebelumnya berada di perairan Timur Halifax berpapasan beberapa Yacht yang akan menyambut musim panas meski suhu masih dingin.
Jumat
13 juli 2012 diselenggarakan Cocktail Party dipimpin oleh Duta besar Indonesia
untuk Canada Ibu Dienne Hardianti Moeharso dihadiri Gubernur New Founland dan
Labrador John Crosbie dan warga Indonesia diatas Geladak kapal sebagai
peringatan 60 tahun Hubungan Indonesia - Canada. Selanjutnya dari Saint John City setelah
bermalam beberapa hari akan melanjutkan perjlanannya merentas perairan Samudra
Atlantik untuk mencapai pelabuhan Porto dan Spanyol yang memakan waktu mulai
dari Boston selama 17 hari dan tiba di Porto pada 26 Juli 2012 untuk selanjutnya menuntaskan misi
keliling dunianya melewati benua Asia, Amerika, Eropah dan Afrika serta menyinggahi 11 negara, Negara berikutnya
adalah Portugal, Spanyol (Cadiq) kota awal pelayaran Colombus
ketika menemukan benua Amerika, Malta, Mesir,
Arab Saudi, Oman dan Sri Langka.
Terakhir tiba ditanah air untuk di istirahatkan kali minimal dalam
tugasnya yang telah ia lalui dan semoga akan mendapatkan Ganti KRI Dewa Ruci II
dengan ukuran lebih besar, kelengkapan dan kemampuan lebih baik.
By
Bakri Supian
Colombus
berlayar menemukan Benua Amerika,
KRI
Dewa Ruci mengarungi Dunia membawa nama Bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar