NusanTaRa.Com
Kekayaan budaya masyarakatnya memberi warna keindahan yang luar biasa bagi
Desa Pariangan, baik karena berpengaruh
pada seni bangunan yang dibina, Tata letak bangunan yang ada dalam perkampungan
mereka, system kemasyarakatan yang ada, kondisi
alam yang sememangnya Indah mempesona serta ditambah dengan pengelolaan alam
yang tertata dengan baik. Sehingga
tak ayal Desa PARIANGAN oleh Journal Travel Budget di tetapkan sebagai desa
terindah di dunia tahun 2016 sejak 2012, suatu prestasi yang tentunya
sangat membanggakan bangsa Indonesia dan sebagai satu dukungan untuk NawaCita Joko
Widodo yang akan meningkatkan kunjungan wisata sebanyak 20 juta untuk tahun
2017.
Semua ini tentunya juga tak lepas dari pesona rumah gadang rumah yang mempesona karena merupakan kultur budaya khas Minang yang masih dipertahankan keberadaannya, yang masih dirawat dengan baik di desa ini serta banyak
menghiasi desa. Menariknya lagi,
Rumah Gadang khas Minang yang ada di tempat ini dibangun secara konvensional sehingga
pembangunan rumah tradisionil ini tidak menggunakan paku dan
jika kita kesini maka tata kramah adat masih kita temukan disini, jadi tentunya
sangat elok di kunjungi.
Desa terindah ini selain alamnya yang
asri, pengunjung yang datang kesini tentunya akan mendapatkan keramahan
masyarakat minang yang agamais, sehingga
desa dengan penduduk beragama islam ini akan banyak dihiasi tempat ibadah mulai
dari Surau hingga masjid besar dan kita akan menikmati lantunan ayat suci
alquran dan azan saat masuk waktu sholat.
Konon, Nagari Pariangan Padang ini
merupakan salah satu desa tertua yang ada di Ranah Minang. Legenda masyarakat Minangkabau juga
mengkisahkan secara turun-temurun bahwa
nenek moyang masyarakat Minang adalah orang-orang yang berasal dari
Puncak Gunung Marapi, yang saat itu masih berupa daratan sementara daerah-daerah di sekitarnya berupa
perairan. Setelah surut masyarakat
Minang pun banyak yang memilih untuk pindah dan membangun peradaban di sekitar
Puncak Gunung Marapi. Nagari
Pariangan ini merupakan pemukiman nagari pertama yang menjadi tempat hunian
bagi warga puncak gunung merapi
yang mengungsi kelereng Gunung tersebut,
Desa Pariangan ini pun disebut dengan nama Nagari Tuo yang artinya Desa
Tua.
Mengnjungi Desa Pariangan tidak hanya
dipuasin dengan keindahan perkampungan yang indah dengan rumah adat berbaris
indah di lereng bukit atau tanah datar diselingin lahan sawah, Anda juga dapat
memanjakan diri dengan berendam di pemandian air panas. Istimewanya, pemandian ini diyakini memiliki sumber
air dari Gunung Marapi dengan kadar
sulfurnya sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit Anda, Salah satunya kebiasaan warga di desa ini senang mandi-mandi secara bersama-sama di tempat pemandian umum
atau yang biasa disebut tapian mandi yang banyak ditemukan di depan Masjid Ishlah.
Keindahan nagari di tepi lereng
gunung Merapi ini banyak dikunjungi para turis manca Negara untuk berlibur dan
menjadi terkenal karena panorama alam dan budayanya yang mempesona dan lokasi ini menjadi lebih terkenal setelah
event Internasional tahunan di selenggarakan di Sumatera Barat yang melintasi
kawasan ini yaitu “ Tour de Singkarak “.
Pariangan masuk daftar lima desa
terindah di dunia versi Budget Travel disandingkan dengan empat desa lainnya
yaitu Desa Wengen di Swiss, Eze di Prancis, Niagara on the Lake di Kanada, dan
Cesky Krumlov di Ceko.
Nagari Pariangan sebuah desa kecil dengan luas hanya 17,97
kilometer persegi yang menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Tanah Datar,
Sumatera Barat, berjarak kurang lebih 95
kilometer di arah utara dari Kota Padang dan
berjarak sekitar 35 kilometer dari Kota Bukittinggi. Pariangan
juga dikenal sebagai desa dengan suasana yang asri, terletak di ketinggian mencapai 500 hingga
700 mdpl tentunya menyajikan suasana yang menyejukkan untuk berkunjung kesini
tersedia pintu bandara Internasional Minangkabau dari sini dengan Bus sekitar 3
jam. Hal lain yang anda dapat nikmati saat berada
disini seperti sebuah masjid berusia ratusan tahun tahun, Ada juga kuburan panjang Tantejo Gurhano,
sejumlah rumah gadang, kolam air panas, prasasti dan banyak warisan Minangkabau
masa lalu lainnya.
byLasikuAgay
Datu Maringgih Terpesona Pada Sitti NurBaya,
Pariangan menjadi indah karena alamnya dan Budayanya.
Pariangan menjadi indah karena alamnya dan Budayanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar