NusanTaRa.Com
This Writing Presented by :
Meski banyak kalangan melihat kepemimpinan Joko Widodo kurang kuat sehingga banyak hal-hal baru mencuat serta relatip cepatnya ia melakukan resulf kabinet sebanyak dua kali, Namun laporan Bloomberg mengungkapkan, rapor cemerlang Presiden Jokowi tak lepas dari kepemimpinan serta kepiawaiannya berpolitik hingga bisa mengendalikan dua per tiga kursi di parlemen. Sementara seorang pengamat politik lokalan LaHabing mengatakan Kesuksesan program tax amnesty juga membuat biaya pembangunan infrastruktur bisa ditanggung dan keberhaslan menyikapi beberapa tuntutan massa sehingga tenang membuatnya layak dinilai sebagai pemimpin yang baik. Laporan ini juga memuat bahwa dari keseluruhan pemimpin yang dinilai oleh Bloomberg, yaitu delapan pemimpin negara, Jokowi satu-satunya pemimpin dunia yang memiliki semua indikator positif untuk tiga kategori yaitu fluktuasi kurs, pertumbuhan ekonomi dan rating penerimaan publik.
Bloomberg juga dalam laporan tersebut membuat penilaian bahwa penerimaan publik paling tinggi untuk seorang presiden dimiliki oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan rating 83 persen, ia juga mendapatkan nilai 7,1 persen dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi, namun dalam nilai tukar mata uang Peso menurun drastis 5,29 persen atau mendapat rapor merah. Pertukaran nilai mata uang paling rendah dimiliki oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping yang menurut data telah turun sebesar minus 6,63 persen, paling rendah di antara yang lain.
byKariTaLa LA
This Writing Presented by :
Bangsa Indonesia patut berbangga buat presidennya Joko Widodo meski akhir-akhir ini banyak menerima terpaan tapi dengan ketenangannya ia bisa melewati semua tersebut baik. Sehingga Bloomberg salah satu Kantor Berita Internasional berdiri tahun 1981 yang berpusat di New York menobatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemimpin
terbaik atau paling unggul di antara para pemimpin Asia-Australia pada
tahun 2016. Jokowi menjadi satu-satunya pemimpin negara yang memiliki
performa positif dalam seluruh aspek yang dinilai.
Seperti dilansir Antara, Sabtu (31/12/2016), Ada 3 penilaian yang dianggap sangat menguatkan dan bernilai positip buat ketokohan Jokowi sebagaimana dirilis dalam laporan Bloomberg, berjudul Who's Had the Worst Year? How Asian Leaders Fared in 2016. Ketiga penilaian tersebut meliputi pertama, menaikkan kekuatan nilai tukar (2,41 persen), kedua, menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif (5,02 persen skala tahun ke tahun) dan Ketiga, memiliki tingkat penerimaan publik yang tinggi (69 persen).
Berbanding terbalik dengan Jokowi, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye memiliki catatan merah untuk semua aspek. Nilai tukar Won menurun sebesar 2 persen dan pertumbuhan ekonomi yang hanya di angka 2,87 persen, Geun Hye juga memiliki reputasi tingkat penerimaan publik atas dirinya hanya sebesar 4 persen yang menyebabkan dirinya dipaksa untuk mengundurkan diri. Dibandingkan Jokowi, rapor pemimpin lain di Asia-Australia justru jeblok. Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, dan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, punya rapor merah dalam hal kekuatan nilai tukar. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dinilai menurun di aspek pertumbuhan ekonomi serta penerimaan publik sementara nilai tukar China di kepemimpinan Xi Jinping juga dinilai menurun.
Seperti dilansir Antara, Sabtu (31/12/2016), Ada 3 penilaian yang dianggap sangat menguatkan dan bernilai positip buat ketokohan Jokowi sebagaimana dirilis dalam laporan Bloomberg, berjudul Who's Had the Worst Year? How Asian Leaders Fared in 2016. Ketiga penilaian tersebut meliputi pertama, menaikkan kekuatan nilai tukar (2,41 persen), kedua, menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif (5,02 persen skala tahun ke tahun) dan Ketiga, memiliki tingkat penerimaan publik yang tinggi (69 persen).
Berbanding terbalik dengan Jokowi, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye memiliki catatan merah untuk semua aspek. Nilai tukar Won menurun sebesar 2 persen dan pertumbuhan ekonomi yang hanya di angka 2,87 persen, Geun Hye juga memiliki reputasi tingkat penerimaan publik atas dirinya hanya sebesar 4 persen yang menyebabkan dirinya dipaksa untuk mengundurkan diri. Dibandingkan Jokowi, rapor pemimpin lain di Asia-Australia justru jeblok. Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, dan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, punya rapor merah dalam hal kekuatan nilai tukar. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dinilai menurun di aspek pertumbuhan ekonomi serta penerimaan publik sementara nilai tukar China di kepemimpinan Xi Jinping juga dinilai menurun.
Penilaian atas kepemimpinan beberapa negara di muka bumi tentunya sudah menjadi bagian rutin laporan Media Bloomberg setiap tahun dan dibagi atas beberapa region tentunya dengan kriteria yang sangat up to date ketika itu sebagai satu informasi yang menarik dari kwalitas kepemimpinan dunia. Bloomberg dalam laporan tersebut menilai kedelapan pemimpin yaitu Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri Jepang
Shinzo Abe, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Filipina Rodrigo
Duterte, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Perdana Menteri
Australia Malcolm Turnbull dan Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye.
Meski banyak kalangan melihat kepemimpinan Joko Widodo kurang kuat sehingga banyak hal-hal baru mencuat serta relatip cepatnya ia melakukan resulf kabinet sebanyak dua kali, Namun laporan Bloomberg mengungkapkan, rapor cemerlang Presiden Jokowi tak lepas dari kepemimpinan serta kepiawaiannya berpolitik hingga bisa mengendalikan dua per tiga kursi di parlemen. Sementara seorang pengamat politik lokalan LaHabing mengatakan Kesuksesan program tax amnesty juga membuat biaya pembangunan infrastruktur bisa ditanggung dan keberhaslan menyikapi beberapa tuntutan massa sehingga tenang membuatnya layak dinilai sebagai pemimpin yang baik. Laporan ini juga memuat bahwa dari keseluruhan pemimpin yang dinilai oleh Bloomberg, yaitu delapan pemimpin negara, Jokowi satu-satunya pemimpin dunia yang memiliki semua indikator positif untuk tiga kategori yaitu fluktuasi kurs, pertumbuhan ekonomi dan rating penerimaan publik.
Bloomberg juga dalam laporan tersebut membuat penilaian bahwa penerimaan publik paling tinggi untuk seorang presiden dimiliki oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan rating 83 persen, ia juga mendapatkan nilai 7,1 persen dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi, namun dalam nilai tukar mata uang Peso menurun drastis 5,29 persen atau mendapat rapor merah. Pertukaran nilai mata uang paling rendah dimiliki oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping yang menurut data telah turun sebesar minus 6,63 persen, paling rendah di antara yang lain.
Pengendalian diri penguat kepemimpinan,
Joko Widodo Presiden Unggul penuh ketenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar