NusanTaRa.Com
Bersedekah satu sifat mulia,
Dermawan membagi rezeki dengan sesama manusia.
Besar pendapatan suatu penduduk negara atau PDB (Produk Domistik Bruto) tidak menjamin bahwa bahwa warga tersebut memiliki sikap kedermawanan yang tinggi, ini dibuktikan dengan hasil Jajak Pendapat yang dilaksanakan GALLUP sebuah perusahan riset global yang telah menjalankan jajak pendapat publik pada 140 negara di dunia mengungkapkan perihal kedermawanan penduduk di sebuah negara. Kita bangsa Indonesia bisa berbangga diri karena menjadi salah satu negara dengan penduduk paling murah hati atau Dermawan di dunia, dalam hal ini partisipasi warga Indonesia untuk menyumbangkan hartanya dalam lingkungan sosialnya cukup aktip dalam memberikan sumbangan.
Kedermawan pada dasar suatu sikap manusia yang mempunyai kerelaan dalam memberikan hartanya dalam hal ini uangnya pada berbagai kepentingan sosial baik buat sesama manusia yang kurang mampu maupun dalam pembuatan pasilitas umum yang dikerjakan secara swadaya masyarakat. Hebatnya lagi bahwa kedua dua negara di serantau Nusantara yang memperoleh posisi ke 1 dan ke 2 terdermawan tersebut yaitu Myanmar dan Indonesia bukanlah negara yang memiliki PDB yang tertinggi dari negara yang disebarkan Quisioner melainkan sedang.
Kedua negara tersebut dikenal sebagai masyarakat Timur yang memiliki budaya sosial yang tinggi dengan tenggang rasa yang baik buat sesama sehingga mempengaruhi pola hidup mereka dalam memberikan bantuan buat sesama. Indonesia dan Myanmar juga dikenal sebagai negara religius yaitu agama Islam dan Hindu yang kuat, sehingga dorongan ajaran agama yang umumnya menganjurkan beramal buat sesama sebagai suatu ibadah memperkuat sikap kedermawanan warga kedua negara tersebut.
Data ini diperoleh dari hasil survey Jajak pendapat yang dilaksanakan GALLUP yang dirilis pada medio September 2016 perusahaan riset global yang sering melakukan jajak pendapat soal opini Publik yang fokus pada " Indeks keterlibatan Masyarakat " (civic engangement index) dalam penetapan opini tersebut. Hasil survey tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara peringkat kedua berkenaan kedermawanan warga.
Methode research berupa pengajuan pertanyaan kepada responden yang kemudian menganalisa dan menyimpulkan jawaban-jawaban yang masuk dari para Responden, Survei yang dijalankan Gallup itu memuat sebuah pertanyaan : "Apakah Anda
menyumbangkan uang untuk keperluan amal dalam 30 hari terakhir?". Ternyata hasilnya jawaban para responden cukup mengejutkan, karena 75 persen jawaban berisi pengakuan warga Indonesia telah mendonasikan/menyumbangkan uangnya untuk keperluan amal. Nilai prosentase tersebut hanya kalah dari negeri jiran di Asia tenggara Myanmar dengan jumlah 91 % sekaligus sebagai negara dengan warga Terdermawan sedunia.
Para pengamat banyak yang heran akan hasil tersebut, sebab Myanmar dan Indonesia merupakan dua negara yang
pendapatan penduduknya masuk klasifikasi menengah, tapi realitanya kedua warga di negara tersebut berhasil mengalahkan negara-negara berpenghasilan besar macam
Australia, Belanda, Inggris, dan Selandia Baru. Disini akan dipaparkan beberapa PDR negara yang menjalani research tersebut sebagai pembanding, Indonesia hanya punya produk domestik bruto (PDB) per kapita USD3.843 (sekitar Rp50 juta) bahkan Myanmar hanya USD824 (sekitar Rp10,7 juta) coba kita bandingkan dengan negara lain seperti, Belanda yang punya PDB sekitar USD50.925 (sekitar Rp663 juta). Atau Australia, yang mencapai USD54.717 (sekitar Rp712 juta) terkesan kontras.
Berikut tabel negara-negara paling pemurah sedunia. Pun ada sebuah video pendek dari akun Twitter Word Economic Forum, dengan sumber data yang sama.
You will find more statistics at Statista Forbes menganalisa, pencapaian Myanmar sebagai negara paling dermawan telah merefleksikan pengaruh ajaran Buddha terutama konsep sangha dana, yang mengajarkan soal sikap kedermawanan selama hidup. Kesimpulan Analisa juga hampir serupa dengan yang ada di Indonesia, dengan budaya gotong-royong
nan kental nilai sosial serta asumsi dengan latar warga yang agamais yang mendukung dan mewajibkan sifat kedermawanan dalam hidup. Warga
Indonesia mayoritas pemeluk Islam mengenal konsep zakat konsep ini
mendorong seorang muslim untuk berempati kepada sesama.
Sekadar
catatan, setiap tahun, perolehan zakat nasional senantiasa naik. Data
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAZ), pada 2015, menyebut kenaikan itu
rerata mencapai hingga 15 persen setiap tahunnya. Hasil lain yang diperoleh dari Quisoner Gallup tersebut, menempatkan Indonesia pada posisi
ketiga sebagai negara yang penduduknya senang bekerja secara sukarela. Hasil itu disimpulkan merujuk pada pertanyaan : Apakah Anda terlibat menjadi relawan di
sebuah organisasi?. Hasilnya 50 persen warga Indonesia mengaku
bekerja sebagai relawan, untuk urusan kerja-kerja suka rela dalam hal ini Indonesia hanya kalah dari Turkmenistan (60 persen), dan Myanmar (55
persen).
Dari berbagai riset yang dijalankan pihak GALLUP, ternyata Indonesia, hanya tak menempati posisi 10 besar
dalam pertanyaan soal : " Apakah Anda membantu orang asing atau seseorang
yang tidak Anda kenal tapi membutuhkan bantuan? ", namun secara keseluruh riset yang dijalankan tersebut " Indeks Keterlibatan Masyarakat " dengan berbagai pertanyaan Indonesia mendapat
poin 56 dari rentang 0 - 100 poin yang berarti Indonesia berada di
peringkat tujuh.
byMuhammadBakkaranGBersedekah satu sifat mulia,
Dermawan membagi rezeki dengan sesama manusia.
Semoga Allah selalu merahmati Rakyat Indonesia dgn rezki yg berkecukupan dan tetap beramal bagi kemanusian
BalasHapus