NusanTaRa.Com
Champa tak nyata di bumi sendiri,
Meski ia awal tamadun kerajaan dan Islam Nusantara.
Kerajaan
Champa meninggalkan begitu banyak jejak sejarah di
Indonesia, meskipun kerajaan ini berpusat di wilayah yang kini menjadi Vietnam,
namun dari sisi tinjauan sejarah, Champa merupakan kerajaan terbilang pertama yang
muncul di Asia Tenggara, Champa juga merupakan kerajaan Islam pertama di kawasan
ini. interaksi negeri Champa dengan Nusantara sudah terjadi sejak berdirinya
kerajaan pertama di Indonesia yakni kerajaan Kutai di Kalimantan Timur hingga
ke Sunan Gunung Jati di Cirebon yang merupakan wali terahir dari jajaran wali
Sembilan di tanah jawa.
Kerajaan Champa telah berdiri di abad
ke 2 masehi dan baru mengalami keruntuhan secara total di awal abad ke 19. Catatan Kerajaan
Champa yang ada disebut kerajan
Lin-yi atau Lâm Ấp (dlm bhs Vietnam) yang berdiri tahun 197 m sebagai sebuah kerajaan Hindu dengan
pengaruh yang sangat besar dari India meski sangat kental dengan kepercayaan
setempat.
Berbagai
sumber sejarah menjelaskan bahwa keislaman etnis Champa yang mulai masuk abad 10, dapat dirunut
silsilahnya hingga ke ayah mertua dari Nabi Muhammad Saw, Jahsy bin
Ri’ab, ayah dari Zainab binti Jahsy R.A. Hal tersebut dikaitkan dengan arus kedatangan
para sahabat di Indo-Cina pada 617-618 dari Abyssinia melalui jalur laut. Ada
pula sumber yang mengatakan jika masuknya Islam ke wilayah Champa karena dibawa
oleh utusan Khalifah Usman bin Affan pada tahun 650 M.
Kejayaan
Kerajaan Champa turut mewarnai sejarah negeri Nusantara dalam
pengenalan dan penyebaran Islam di wilayah Nusantara. “ Pernikahan politik
antara putri bangsawan kerajaan Champa dengan raja-raja Jawa telah
terjadi sejak era Singosari, Majapahit hingga ke keraton Cirebon ". Sejarah hubungan kerajaan Champa di Indonesia sudah terlihat sejak berdirinya kerajaan Kutai (Kutai Martadipura)
di Kalimantan Timur sebagai kerajaan pertama Nusantara (Indonesia) pada abad
ke 4 masehi sebagai kerajaan Hindu di
Muara Kaman, tepian sungai Mahakam. Didirikan oleh Mulawarman anak dari Aswawarman, cucu dari Kudungga seorang pembesar dari Kerajaan Champa di era Hindu.
Champa menjalin hubungan dengan Sriwijya di abad ke 7 ketika kota kota pelabuhan
Champa menjadi pusat perdagangan dunia. Dalam sejarah Sriwijaya telah
berkali kali melancarkan serangkaian serbuan ke berbagai daerah pantai Indocina
sampai ahirnya kota Indrapura di tepian Sungai Mekong (kini Kamboja) menjadi
wilayah Sriwijaya yang berpusat di Palembang di abad ke 8 dan bertahan menjadi
wilayah Sriwijaya, sampai kemudian berdirinya kerajaan Khmer dibawah raja Jayavarman
II. Dengan Singosari
di abad ke 13 Masehi, ketika raja Kertanegara berkuasa di Singosari tahun
1275 M beliau menggagas ekspedisi militer ke tanah melayu (ekspedisi Pamalayu) dalam upaya penaklukan
Sriwijaya dan menjalin persekutuan dengan Campa. Ekspedisi militer tersebut berhasil menghancurkan
Sriwijaya, melakukan ekspansi wilayah dengan menguasai Sumatera, Bakulapura
(Kalimantan Barat), Matakali (sulsel), Sunda (Jawa Barat), Madura, Bali, dan Gurun (Maluku), Kertanegara
juga berhasil menjalin persahabatannya dengan Campa melalui perkawinan adik
perempuannya dengan raja Champa.
Di Aceh pada abad ke 13 terjadi migrasi besar
penduduk dan raja kerajaan Melayu Islam Champa di Vietnam, karena
diserang kerajaan China yang disambut baik kerajaan Pasai yang kemudian diperkenankan mendirikan Kerajaan Jeumpa yang
beribukota di Blang Seupeung, Kecamatan
Jeumpa, Bireun, NAD (peninggalan ini masih ada). Tahun 2011 Sejarawan Aceh M. Adli Abdullah dan Stasiun TV Al-Hijrah Malaysia berhasil mendokumentasikannya Jejak Kerajaan Champa di tanah Aceh. Ketika majapahit dibawah Prabu Brawijaya V atau Bhre Kertabumi tahun 1447 M, beliau
menikah dengan putri muslimah kerajaan Champa dan menjadi seorang permaisuri, Putri Darawati. Atas permintaan Putri Darawati juga Prabu Brawijaya memeluk agama Islam bernama Kertawijaya serta seluruh keluarga kerajaan, sebelumnya agama Islam telah menyebar di kerajaan Demak oleh Raden Patah yang merupakan putra Prabu Brawijaya juga dengan istri dari Chinanya.
Tahun
1680-1682 Sultan Champa mengutus duta besarnya ke Batavia yang dikuasai Belanda (Dutch East India Company) sebagai perwakilan nya
di tanah Jawa
serta mengontrol perdagangannya dengan Malaka. Ketika kerajaan Dang Trong tahun 1697 berhasil menguasai pelabuhan Champa terakhir sekitar lima ribuan muslim Campa mengungsi ke Kerajaan Budha Kamboja termasuk
para keluarga kerajaan Champa. Hingga kini keturuanan mereka masih
menggunakan aksara Champa dan sebagian masih menjalankan Peribatan
Islam dengan pengaruh hindu yang sangat kental dan gelombang pengungsi ini terjadi lagi tahun 1790, di daerah Chrang Chamrester dapat bangunan mesjid Noor Al-Ihsan yang dibangun para pengungsi ini.
Kaum muslim champa mengalami musibah lagi ketika tahun 1975-1979 pasukan Khemer Merah pimpinan Pol Pot membantai penduduknya sendiri termasuk keturunan Muslim Champa di Kamboja mengorbankan 2 juta penduduk termasuk 500 ribu muslim Champa. Kejadian tersebut membuat warga muslim Champa harus eksodus lagi negeri tetangga Laos meski mereka harus mengungsi lagi karena komunis Pathet Lao memberontak terhadap Raja Laos.
Kaum muslim champa mengalami musibah lagi ketika tahun 1975-1979 pasukan Khemer Merah pimpinan Pol Pot membantai penduduknya sendiri termasuk keturunan Muslim Champa di Kamboja mengorbankan 2 juta penduduk termasuk 500 ribu muslim Champa. Kejadian tersebut membuat warga muslim Champa harus eksodus lagi negeri tetangga Laos meski mereka harus mengungsi lagi karena komunis Pathet Lao memberontak terhadap Raja Laos.
Kisah
panjang kerajaan Champa yang bermula abad ke-7 hingga 1832 M menguasai Vietnam Tengah dan Selatan (Quang Nam, Quang Ngai, Binh Dinh, Phu Yen, Khanh Hoa, Ninh Thuan, dan Binh Thuan Wil. Prov Vietnam sekarang) dengan ibukota kerajaan Indrapura (Dong Duang) tahun 875-978 M, Vijaya 978-1485 M dan Panduranga 1485-1832 M sebagai sebuah kerajaan Hindu, Budha sampai
ahirnya menjadi sebuah kerajaan Islam terbesar dalam sejarah Indocina kini
tenggelam dalam garis garis batas wilayah negara negara Indocina merdeka, termasuk
di dalamnya Vietnam, Kamboja dan Laos. Muslim Champa pun terdiaspora ke berbagai
negara selain negeri leluhurnya tentunya seperti ke Thailand, Vietnam, Malaysia, Indonesia dan Pulau Hainan (Tiongkok) bahasa mereka termasuk rumpun Austronesia, namun sejarah kebesaran mereka tak kan pernah sirna termakan zaman.
byKariTaLa LA Menara Po Nagar di Vietnam Selatan, peninggalan kerajaan Champa |
Meski ia awal tamadun kerajaan dan Islam Nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar