Jumat, 30 Desember 2016

KEDERMAWANAN PENDUDUK INDONESIA NOMOR DUA DI DUNIA

NusanTaRa.Com  


     Besar pendapatan suatu penduduk negara atau PDB (Produk Domistik Bruto) tidak menjamin bahwa bahwa warga tersebut memiliki sikap kedermawanan yang tinggi,   ini dibuktikan dengan hasil Jajak Pendapat yang dilaksanakan GALLUP sebuah perusahan riset global yang telah menjalankan jajak pendapat publik  pada 140 negara di dunia mengungkapkan perihal kedermawanan penduduk di sebuah negara.   Kita bangsa Indonesia bisa berbangga diri karena menjadi salah satu negara dengan penduduk paling murah hati atau Dermawan di dunia,  dalam hal ini partisipasi warga Indonesia  untuk menyumbangkan hartanya dalam lingkungan sosialnya cukup aktip dalam memberikan sumbangan.  

     Kedermawan pada dasar suatu sikap manusia yang mempunyai kerelaan dalam memberikan hartanya dalam hal ini uangnya pada berbagai kepentingan sosial baik buat sesama manusia yang kurang mampu maupun dalam pembuatan pasilitas umum yang dikerjakan secara swadaya masyarakat.  Hebatnya lagi bahwa kedua dua negara di serantau Nusantara yang memperoleh posisi ke 1 dan ke 2 terdermawan tersebut yaitu Myanmar dan Indonesia bukanlah negara yang memiliki PDB yang tertinggi dari negara yang disebarkan Quisioner melainkan sedang.

     Kedua negara tersebut dikenal sebagai masyarakat Timur yang memiliki budaya sosial yang tinggi dengan tenggang rasa yang baik buat sesama sehingga mempengaruhi pola hidup mereka dalam memberikan bantuan buat sesama.   Indonesia dan Myanmar juga dikenal sebagai negara religius yaitu agama Islam dan Hindu yang kuat, sehingga dorongan ajaran agama yang umumnya menganjurkan beramal buat sesama sebagai suatu ibadah memperkuat sikap kedermawanan warga kedua negara tersebut.

     Data ini diperoleh dari hasil survey  Jajak pendapat yang dilaksanakan  GALLUP yang dirilis pada medio September 2016 perusahaan riset global yang sering melakukan jajak pendapat soal opini Publik yang fokus pada "  Indeks keterlibatan Masyarakat " (civic engangement index) dalam penetapan opini tersebut.    Hasil survey tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara peringkat kedua berkenaan kedermawanan warga.

     Methode research berupa pengajuan pertanyaan kepada responden yang kemudian menganalisa dan menyimpulkan jawaban-jawaban yang masuk dari para Responden,  Survei yang dijalankan Gallup itu memuat sebuah pertanyaan :   "Apakah Anda menyumbangkan uang untuk keperluan amal dalam 30 hari terakhir?".   Ternyata hasilnya jawaban para responden cukup mengejutkan, karena 75 persen jawaban berisi pengakuan warga Indonesia telah mendonasikan/menyumbangkan uangnya untuk keperluan amal.   Nilai prosentase tersebut hanya kalah dari negeri jiran di Asia tenggara Myanmar dengan jumlah  91 % sekaligus sebagai negara dengan warga Terdermawan sedunia.

     Para pengamat banyak yang heran akan hasil tersebut,  sebab Myanmar dan Indonesia merupakan dua negara yang pendapatan penduduknya masuk klasifikasi menengah,  tapi realitanya kedua warga di negara tersebut berhasil mengalahkan negara-negara berpenghasilan besar macam Australia, Belanda, Inggris, dan Selandia Baru.     Disini akan dipaparkan beberapa PDR negara  yang menjalani research tersebut sebagai pembanding,  Indonesia hanya punya produk domestik bruto (PDB) per kapita USD3.843 (sekitar Rp50 juta) bahkan Myanmar hanya USD824  (sekitar Rp10,7 juta) coba kita bandingkan dengan  negara lain seperti,  Belanda yang punya PDB sekitar USD50.925 (sekitar Rp663 juta). Atau Australia, yang mencapai USD54.717 (sekitar Rp712 juta) terkesan kontras.


     Berikut tabel negara-negara paling pemurah sedunia. Pun ada sebuah video pendek dari akun Twitter Word Economic Forum,  dengan sumber data yang sama.
Infographic: The World's Most Generous Countries In 2016 | Statista

     You will find more statistics at Statista Forbes menganalisa,  pencapaian Myanmar sebagai negara paling dermawan  telah merefleksikan pengaruh ajaran Buddha terutama konsep sangha dana, yang mengajarkan soal sikap kedermawanan selama hidup.    Kesimpulan Analisa juga hampir serupa dengan yang ada di Indonesia, dengan budaya gotong-royong nan kental nilai sosial serta  asumsi dengan latar warga yang agamais yang mendukung dan mewajibkan sifat kedermawanan dalam hidup.   Warga Indonesia mayoritas pemeluk Islam mengenal konsep zakat  konsep ini mendorong seorang muslim untuk berempati kepada sesama.

     Sekadar catatan, setiap tahun, perolehan zakat nasional senantiasa naik. Data Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAZ), pada 2015, menyebut kenaikan itu rerata mencapai hingga  15 persen setiap tahunnya.     Hasil lain yang diperoleh dari Quisoner Gallup tersebut,  menempatkan Indonesia pada posisi ketiga sebagai negara yang penduduknya senang bekerja secara sukarela.   Hasil itu disimpulkan merujuk pada pertanyaan :   Apakah Anda terlibat menjadi relawan di sebuah organisasi?.   Hasilnya 50 persen warga Indonesia mengaku bekerja sebagai relawan,  untuk urusan kerja-kerja suka rela  dalam hal ini Indonesia hanya kalah dari Turkmenistan (60 persen), dan Myanmar (55 persen).

     Dari berbagai riset  yang dijalankan pihak GALLUP, ternyata Indonesia, hanya tak menempati posisi 10 besar dalam pertanyaan soal :  "  Apakah Anda membantu orang asing atau seseorang yang tidak Anda kenal tapi membutuhkan bantuan?  ",  namun secara keseluruh riset yang dijalankan tersebut  "  Indeks Keterlibatan Masyarakat  "  dengan berbagai pertanyaan Indonesia mendapat poin 56  dari rentang 0 - 100 poin yang berarti Indonesia berada di peringkat tujuh.
byMuhammadBakkaranG


Bersedekah satu sifat mulia,
Dermawan membagi rezeki dengan sesama manusia.

Sabtu, 24 Desember 2016

BATANG SADONG RIVER BRIDGE SERAWAK JEMBATAN MERENTASI SUNGAI TERPANJANG DI MALAYSIA

NusanTaRa.Com



Jembatan Sungai Batang Sadong  yang tercatat sebagai Jembatan terpanjang di Serawak,  terpanjang kedua di Pulau Borneo dan menjadi Jembatan yang merentasi sungai terpanjang se Malaysia 1.48 km, pada hari Minggu telahpun dirasmikan Perdana Menteri Malaysia Tun Datu Nazib Razak serta Yang Dipertuan Negeri Serawak Datu Patinggi.   Jembatan yang semula dibina tahun 2012 dan selesai 16  Oktober - 2016 ini menghubungkan daerah AsahJaya dan Daerah Srimunjan Serta akan mempersingkat dan memudahkan transportasi menuju Kuching dan memberi kemudahan bagi transportasi masyarakat pesisir Serawak.

Sebelumnya pembinaan Jembatan Sungai Batang Sadong ini,  transportasi mesti menggunakan Kapal Fery untuk merentasi Sungai Batang Sadong di Samarahan yang tentunya akan memakan waktu lebih lama (1,5 jam) dan pengenaan pembiayaan yang lebih besar bagi pengguna jalan raya.    Penyelesian Jembatan Sungai Batang Sadong  akan memberi kemudahan transportasi di wilayah pesisir sehingga perjalan mulai dari Miri – Sibuti – Suai -  Bintulu – Sibu -  Serikai -  AsaJaya - Simunjan – Kuching akan berjalan lebih singkat dan lancar.

Jembatan Sungai Batang Sadong  sepanjang  1.48 kilometer  menghabiskan biaya RM211.3 juta  (Rp 635 Milyar) yang  telah  diresmikan  bagi kegunaan umum  16 – Oktober - 2016,  jambatan   ini  akan memberi  keselesaan kepada penduduk Simunjan dan Sebuyau untuk berulang-alik ke Kota  Kuching sebagai ibukota negeri bagian Serawak  sejauh  80 km.   Proyek Jembatan Sungai Batang Sadong ini berdampak positip bagi transportasi di serawak seperti dulu jika dari Sibu berkendaraan ke Kota Kuching memakan waktu 10 jam 30 menit sekarang waktu tempuhnya berkurang 2 jam 30 menit atau selama 8 jam.

Perdana Menteri Malaysia Tun Datu Nazib Razak berkata  jembatan yang mulai dikerjakan  pada 05 Juli   2011 itu akan memberi manfaat kepada lebih 50,000 penduduk  setempat.     “ Ini merupakan satu daripada banyak lagi pembangunan yang akan terus kita lakukan di Sarawak bagi rakyat negeri tersebut  ”,  Ujar SiDin Dato Nazib Rajak dalam  laman Facebook. 


Proyek ini mendapat pengesahan sejak kunjungan YAB Perdana Menteri Malaysia Tun Datuk Nazib Razak di Negeri Sarawak tahun 2011, Kemudian kerajaan Persekutuan telah meluluskan anggaran  RM231 juta, dan pengerjaan tahap awal dimulai bulan Julai 2012 dan diresmikan penggunaannya 16 oktober 2016.    Jambatan terpanjang di Negeri Sarawak  yaitu 1.48 kilometer,   Lebar  11.5 meter dan memiliki  2 Jalur dan 2 trotoar.   Pembinaan Jembatan Batan Sadong, Kampung Buloh, Samarahan, Serawak adalah satu inisiatip kerajaan untuk memendekkan masa perjalanan dari daerah AsaJaya/Sadong Jaya ke daerah Simunjan/Sebuyau.
 
Masyarakat AsaJaya dan Sebuyau serta Simunjan berasa sangat gembira dengan terealisasinya Jembatan Batang Sadong ini.    Sulaiman Ahmad 60 warga AsaJaya, mengucapkanjutaan terima kasih kepada Kerajaan Barisan Nasioanl (BN/PARTAI BERKUASA) di atas keseriusan mereka dalam menyediakan kemudahan pembangunan bagi   rakyat daerah mereka.    Sharifah Latipah Wan Alwi  35 yang ditemui melahirkan kegembiraan dan syukur kerana siapnya jembatan ini yang memudahkan mereka bebrurusan ke Kota Samarahan dan Kuching dalam masa yang singkat dan penduduk Sebuyau dan Simunjan tidak perlu lagi harus berantri lama untuk menaiki kapal feri. 
byMuhammaDBakkaranG


Indah Pesona tarian putri Dayak,
Batang Sadong Bridge mendukung transportasi pesisir Serawak.

Kamis, 22 Desember 2016

SOETANTYO MOECHLAS DIBALIK KISAH LUCU " MUKIDI " YANG LAGI VIRAL

NusanTaRa.Com



Aku suka lelucon yang berasal dari sebuah absurditas yang tidak disangka dan menyentuh rasa emosi orang lain,  “   Soetantyo Moechlas  “.    Lewat figur Mukidi, Soetantyo Moechlas mengaku bisa bermain-main dengan ambiguitas, terutama berkenaan dengan pertanyaan moral dan kepatutan. 

Soetantyo Moechlas orang dibalik kisah Lucu "  MUKIDI  "

Hampir semua penggemar dunia maya tanah air sudah merasakan bagaimana kocaknya kisah MUKIDI yang akhir-akhir ini mulai viral di media social yang tampil sederhana apa adanya dan bergaya berbagai karakter bisa Jawa, Sunda, Betawi dll.   Sesungguhnya ia hanya sebuah karya yang telah lama terbit sekitar tahun 1990 an meski dalam bentuk kisah dalam siaran Radio Prambros oleh seorang yang sesungguhnya hanyalah seorang pensiunan produck manager perusahaan farmasi yang banyak bergaul dengan kalangan broadcast dia adalah Soetantyo Moehlas (64).

Sebenarnya Soetantyo sendiri tak menyangka Mukidi kini bak selebritas yang dicari - cari masyarakat di dunia maya.    "  Saya malah tahunya dari keponakan yang ngasih tahu kalau cerita lucu tentang Mukidi lagi jadi pembicaraan di sosial media. Nggak nyangka juga kok jadi tenar begitu  ",  ujar Soetantyo dengan nada ramah, Sabtu (27/8/2016).   Sehingga  Soetantyo yang  tinggal di kawasan Bekasi ini jadi ramai kedatangan wartawan dan tamu,   bahkan  saat menghadiri acara kondangan  ia  jadi buruan warga untuk berfoto bareng.   Laman facebook Soetantyo pun kini ramai disambangi orang,  padahal  tahun 2012 saat ia pertama kali menulis cerita-cerita lucunya tentang Mukidi laman di blognya, tak ada yang komen atau like.

Usia kisah Mukidi sebenarnya sudah hampir dua dekade. Waktu itu Soetantyoa Muchlas  atau yang dipanggil dengan Yoyok rajin mengirim cerita Mukidi ke program Ida Krisna Show di radio Prambors, yang dibawakan oleh penyiar Krisna Purwana dan Ida Arimurti di era 80-an.    Sebelum  ia memulai mengirim cerita-cerita itu Yoyok memang  sudah dikenal seorang yang kocak.  Ketika para rekannya jenuh dalam acara kantor di Hotel Horison Ancol tahun 1986, dia mengibur mereka dengan kisah Mukidi,   "  Itu adalah pertama kalinya gue coba membuat orang lain tertawa  "  ujar  pria berusia 64 ini.

Menurut Soetantyo sejarah cerita tentang  Mukidi  semuanya berawal pada tahun 1990-an di acara radio Prambors Ida Krishna Show kemudian pindah keacara Radio Delta FM.   Soetantyo sejak awal aktip mengirimkan karya – karya lucunya ke program acara Radio tersebut sebagai hiburan, karena ketekunannya kemudian karya beliau tersebut di terbitkan dalam buku hingga 2009 Soetantyoa telah menerbitkan tiga buku yang memuat kisah lucu  Mukidi.    Cerita tentang kelucuan Mukidi baru dapat dipostingnya ke dunia Blogg  pada tahun 2012 setelah sahabatnya membikinkannya blogg  yakni ceritamukidi.wordpress.com.

Ide untuk menggunakan nama Mukidi bagi  Soetantyo yang lekat dengan topi petnya layaknya seorang seniman,  muncul taba-tiba saja,   "  Nama Mukidi itu kan gampang diingat.   Nama Mukidi itu menggambarkan orang yang sederhana dan lugu, saya nemu saja nama ini. Tidak ada inspirasi dari sosok tertentu,"  ujar  pria asal Purwokerto ini.   Initial khas Mukidi lainnya  dalam kisah-kisah lucunya seperti diperkirakan berusia 40-an tahun, Seorang perantau yang berasal dari Cilacap, tinggal di Bekasi, memiliki istri Markonah dan anak bernama Mukirin dan Mukiran serta sahabat Wakijan.

Soetantyo Moechlas pria kelahiran 7 Februari 1954, mengaku bahwa memposting kisah mukidi ke laman  Facebooknya setelah viral di sosmed dengan semakin riuhnya komentar yang masuk, ia menambahkan bahwa tidak semua kisah lucu  Mukidi yang beredar di sosial media  bersumber dari blog miliknya,  ada juga yang berbeda  untuk membedakannya cerita Mukidi bukan karyanya  bahasa yang dipakai vulgar dan beberapa kisah lama yang diadaptasikan orang ke karakter Mukidi.

Pada tahun 2012 banyolan Mukidi pernah akan ia coba untuk di filmkan, ketika ia ditemui Deddy Mizwar  sebelum ia menjabat Wakil Gubernur Jawa Barat  dan seorang sutradara, yang memintanya membuat naskah untuk film humor Mukidi.     Karena cukup sulit untuk merangkai kisah humor yang telah ia tulis menjadi cerita yang panjang akhirnya film tersebut batal.   "  Saya memang membuat cerita Mukidi pendek-pendek agar gampang gongnya, kalau dibuat film sulit, karena kalau film agak panjang  " ujarnya  Soetantyo, tapi ia mengaku  bila ada yang kembali menawarinya untuk mengangkat kisah Mukidi di layar lebar, Soetantyo mengaku siap dan menganggapnya sebagai satu tantangan baru untuknya.

Menurut  Yoyo Sosok kisah Mukidi  mudah diterima masyarakat,  Selain namanya mudah diingat, Mukidi ini sosok yang nyeleneh.   Aku suka lelucon yang berasal dari sebuah absurditas yang tidak disangka dan menyentuh rasa emosi orang, atau tampak ambigu, prinsipnya Mukidi tidak pernah dibuat untuk berusaha melucu.   Dengan adanya absurd dan ambiguitasnya maka pembaca akan otomatis tertawa, tidak bingung mencari lucunya di mana.   Humor atau kelucuan itu tidak memaksa, tapi juga tidak selalu identik dengan tawa.   Tertawa hanya satu respons saja menanggapi humor,  kalau memang lucu pasti akan membuat orang jadi penasaran untuk mengikuti terus, kalau tidak lucu ya akui saja dan katakan. Cuek saja, dan jangan berharap orang akan tertawa dari cerita Anda.
byLasikuAgay
 
Kisah-kisah lucu MUKIDI : 


Naik Unta

Mukidi lagi melancong ke Arab, seperti orang Indonesia yang lainnya. Dia juga ikut tour naik unta. Tapi unta di Arab tidak seperti unta di Indonesia, ketika Mukidi bilang, “ duduk ” dan unta langsung duduk.
Namun lain kejadiannya. Unta di Arab, walaupun Mukidi sudah bilang: “Duduk, sit.. sit, jongkok, diuk.”
Sang unta tetap berdiri, dan akibatnya Mukidi tidak bisa naik.

Pawang Unta (PU): “Bilang Assalamualaikum, baru unta duduk.”
Mukidi: “Asalamualaikum” langsung onta duduk, Mukidi naik, unta langsung berdiri lagi.
Mukidi: “Jalan.. jalan..” unta tetap diam. Dipukul pukul punggungnya, unta tetap tidak mau jalan.
PU :”Bilang Bismillah “
Mukidi : “Bismillah”
Onta jalan, Mukidi senang jalan naik unta dengan Pawang Unta berjalan di sampingnya.
Tak lama kemudian Mukidi bertanya, “Pawang. Bagaimana cara nyuruh untanya lari ya?”

PU: “Bilang aja Alhamdulilah”
Mukidi : “Alhamdulilah.” Dan unta pun berlari.
Mukidi senang sekali. Saking senangnya Mukidi bilang lagi “Alhamdulilah.” Dan si unta berlari tambah kencang, dan si Pawang Unta makin ketinggalan.
Ketika Mukidi sudah jauh si Pawang Unta baru ingat, belum memberi tahu caranya onta berhenti

Dari jauh PU berteriak: “Kalo mau berhenti bilang Innalillahi..”
Karena sudah jauh Mukidi tidak mendengar. Dan si unta terus berlari dengan kencang. Sampai akhirnya di kejauhan Mukidi melihat di depan ada jurang yang sangat dalam. Mukidi ketakutan, dan mencoba menghentikan onta: “Stop, stop, stoooop, stooop, oop, oop..!!”
Unta tetap berlari, jurang sudah terpampang di depan mata. “Mati gue!” kata Mukidi. Tahu dia akan jatuh kejurang dan mati.
Dalam kepanikannya dia berteriak: “Innalillahi..!!” sambil memejamkan mata pasrah. Unta mendadak berhenti. Dan ketika Mukidi membuka mata. Dia melihat persis di tepi jurang. Saking senangnya tidak jadi mati, Mukidi berteriak: “Alhamdullilah!”

No Mercy
Mukidi melihat mbah Kartinem sedang kebingungan di kantor pos.
“Bisa saya bantu nek?”
“Tolong pasangin perangko sama tulis alamatnya nak.”
“Ada lagi nek?”
“Bisa bantuin tulis isi suratnya sekalian?” Mukidi mengangguk. Si mbah lalu mendiktekan surat sampai selesai.
“Cukup nek?”
“Satu lagi nak. Tolong di bawah ditulis: maaf tulisan nenek jelek.”


Mukidi Polos suka bikin ngakak,
Bukan lucu gue tertawa tapi ketekku tergitik.

Kamis, 15 Desember 2016

DAPIEL PAYAGE ATLIT DISABILITAS DARI PAPUA YANG BERPRESTASI

NusanTaRa.Com


Keterbatasan fisik umumnya diikuti dengan keterbatasan kemampuan tapi ini tentunya tidak terjadi bagi Dapiel Payage justru ia melampui keterbatasan tersebut, sebagaimana rekor yang ia torehkan ketika mengikuti Ajang Pekan Paralimpik Nasional (PEPARNAS) ke-XV 2016 Jawa Barat sebagai kontingen Prov. Papua.  Dapiel terlahir dengan sedikit kekurangan kaki kirinya lebih pendek dari kaki kanannya (proximal focal femoral dislocation/PFFD) sehingga untuk berjalan saja sulit apakah lagi untuk jadi atlit berprestasi. Namun di ajang Papernas XV yang berlangsung 15 - 24 oktober 2016 beliau berhasil meraih medali emas dicabang Lompat tinggi.
PEPARNAS (Pekan Paralimpiade Nasional atau Pekan Paralimpik Indonesia)  merupakan salah satu ajang kompetisi yang menyerupai Pekan Olahraga Nasional (PON) bagi atlet penyandang disabilitas Indonesia.   Di Peparnas atlit yang bertanding di kelompokkan berdasarkan  kondisi fisiknya. Peparnas XV 2016 Jawa Barat yang berlangsung 15 - 24 oktober 2016 mempertandingkan 13 cabang olahraga terdiri dari Angkat Berat, Atletik, Bola Volly duduk, Bulutanngkis, Catur, Goal Ball, Yudo, Panahan, Tenis Meja, Tenpin Bowling, Renang, Sepak Bola CP dan Tenis Lapangan Kursi Roda.  Sebelumnya Papernas ke XIV 2012 dilaksanakan di Riau 07 - 13 September 2012 mempertandingkan 11 cabang olahraga.     Olah raga bagi penyandang Cacat pertama kali digagas tahun 1948 di rumah sakit Mandaville oleh Sir Ludwig Guttman dengan nama Stoke Mandeville Games  cabang olahraga Archery, kemudian pada tahun  1960 di Roma untuk pertama kali stoke Mandeville Games berubah menjadi Paralympic Games.

Dapiel Payage kelahiran Papua tahun 1991 (25 tahun) sebagai orang yang disable tentunya  sulit mendapat pekerjaan yang layak sehingga ia harus bekerja serabutan yang dapat memenuhi kehidupannya.  Berkat semangat dan doa serta tempaan Efrain Hilapok atlit Nasioanl Papua ia berhasil menjadi atlit yang berkemampuan luar biasa, sehingga pada ajang Peparnas XIV Riau ia berhasil menyabet medali pertamanya di cabang Lempar Lembing dan Lompat Jauh meski keduanya masih medali perungu.  

Prestasi luar biasa dicapai Dapiel Payage bahkan sesuatu yang tak terbayangkan olehnya sebelumnya, terjadi di Peparnas XV 2016 ketika ia berhasil membuat lompatan setinggi 165 Centimeter yang menjadi rekor baru dicabang Lompat Tinggi dan membuatnay meraih Medali emas.   Cabang lain yang ia ikutipun menyumbangkan medali bagi Papua seperti Nomor Lempar Lembing medali Perak sebelumnya di Riau cuma Perungu dan Lompat Jauh meraih medali Perungu.

“  Saya senang dengan hasil yang kami capai saat ini. Saya atlet baru, tapi medali emas saya dapatkan untuk mengharumkan nama Papua  ”, Ujar Sidin Dapiel Payage dengan semangat kala itu.

Keberuntungan menghampiri Dapiel Payage Pasca-Peparnas  manakala ia sendiri terpanggil untuk mengikuti Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) dari empat atlit Papua yang ada, Hilapok sebagai pelatihnya tentu saja sangat gembira dan sangat mengapresiasi perjuangannya yang dinilainya bermotivasi tinggi.   “  Keinginan anak-anak saya masuk ke pelatnas terjawab sudah. Saya ucapkan banyak terima kasih. Itu pun tidak terlepas dari dukungan doa seluruh masyarakat Papua  ”,   Ujar sidin Efrain Hilapok.

Semua itu tak membuat Dapiel sombong karena ia tetaplah sang pribadi sederhana dengan jiwa kerja keras untuk meraih kesuksesan.   Dengan impiannya bahwa kelak bila tak lagi aktip sebagai olahragawan ia berharap cuma satu yaitu  memiliki kios sembako yang kelak dapat  menopang hidupnya setelah dia tak lagi menjadi atlet. 

Manusia lain yang mengalami disabiltas  di Peparnas XV 2016 dan mampu menorehkan prestasi yang menurut kita diluar keadaan pisiknya seperti Eman dan Ashari.    Ashari atlit Papua  terbilang atlit yang tak mudah lagi dalam ajang  PEPARNAS 2016,  sebagai atlit Tenis kursi Roda bahkan ia tercatat sebagai atlit tertua berusia 62 tahun.  Di Papua Ashari  selain sebagai Atlit ia menjadi pelatih Tenis Kuris Roda dan beberapa olah raga lainnya seperti Angkat Berat, Renang, atletik dan lainnya dalam kejuaran ini ia meraih medali Emas.   Ashari sebelum bergabung sebagai atlit Papua ia tercatat sebagai atlit Jawa Timur.

Eman salah satu atlit yang turut PEPARNAS XV  2016 dari Garut mewakili Jawa Barat, diajang kali ini memperoleh medali ke-49nya selama kesertaannya,  " Ajang ini menjadi  keempat kalinya buat saya mewakil Jawa Barat dalam Peparnas  2004, 2008, 2012, dan tahun ini ", Ujar sidin  Eman.   Raihan Emas di cabang Voli duduk menjadi spesial baginya, bukan karena medalinya,  karena ia sudah terbiasa mendapatkannya tapi kerana ia meraihnya diusia 50 tahun atau tua beber si Eman.   Atas keberhasilan tersebut ia rela Kumisnya yang belum pernah ia cukur harus dibotakin oleh teman setimnya.
byRyanSyahputra


Kecacatan satu ujian dari yang kuasa,
Kekurangan dalam hidup diatasi dengan doa dan Usaha.

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...