NusanTaRa.Com
Pepatah orang melayu, " Manis jangan cepat di telan Pahit jangan cepat di muntahkan ", mungkin pepatah ini ada benarnya bagi perjalanan hidup Roy Marten, seorang aktor film Indonesia tahun 1970an dan 1980an yang telah membintangi puluhan Film Indonesia dan Sinetron. Roy Marten juga salah satu aktor Indonesia yang telah dua kali kesandung kasus Narkoba tahun 2006 dan 2007 sehingga dari kasus ini ia banyak mengenal hitam putihnya dann beratnya hidup sebagai pecandu Narkoba. Tak lama lagi kita dapat menyaksikan peran beliau di Film " TIGA PILIHAN HIDUP " berkisah tentang betapa besarnya bahaya yang akan diakibatkan zat haram tersebut bagi kehidupan manusia.
Didaulat
menjadi salah satu pemeran karakter pecandu narkoba dalam film garapan
sutradara Irawan Tanu dan Lukman Hakim,
Roy Marten mengaku tidak menemukan kendala yang berarti saat mendalami peran
dalam film garapan sutradar.
" Saya nggak menemukan kesulitan yang berat dalam memerani tokoh di
film tersebut. Soalnya, peran saya disini tak terlampau banyak, paling ada tiga
atau empat scene. Saya juga kan mantan pemakai narkoba sekitar sepuluh tahun
yang lalu. Jadi saya sudah paham betul seperti kehidupan orang seperti itu dan
tahu bagaimana gerak geriknya saat memakai dan memesan barang haram
tersebut," ujar sidin Roy Marten di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta
Selatan, Minggu 26 Juni 2016.
Roy Marten
salah satu aktor film Indonesia di tahun 1970an – 1980an yang cukup populer dengan
telah membintangi puluhan film, 1977
tahun terbanyak bagi Roy membintangi film dan termasuk dalam kelompok “
The Big Five “ yang terdiri
dari Yati Octavia, Robby Sugara, Dores Callebaute, Yenny Rachman dan Roy Marten
karena mereka mendapat honor untuk sekali main paling Rendah Rp
5.000.000. Setelah dunia perfilman lesu Roy banyak berkiprah di layar kaca dalam berbagai acara dan Sinetron seperti
Bella Vista, Kupu-kupu Kertas, Hanya Kamu dan lainnya.
Berawal
sebagai Peragawan di kota kelahirannya (01 Maret 1952) Salatiga,
anak dari Abdul Salam dan Johanna
Nora Van Daatselaar pernah memenangkan “ King Boutique “ Jawa
Tengah kemudian ia merambah karier Ke Jakarta dengan debut pertamany tahun 1974
lewat Bobby. Adik dari Rudy Salam yang
juga aktor ini sangat populer lewat perannya di film Rahasia Gadis dan Cintaku
di Kampus Biru (1975), Badai Pasti Berlalu dan Kembang-Kembang Plastik (1977),
Roda-Roda Gila (1978), Kabut Sutra Ungu (1979) dan Tapak-tapak Kaki Wolter Monginsidi (1983) dan
lainnya, lewat Tapak-tapak Kaki Wolter menginsidi 1983 Roy menjadi nominasi FFI dan 1977 menerima Pilaa Djamaludin Malik FFI 1977
sebagai Pemain Muda Penuh Harapan.
Kasus
Narkoba I mulai menimpa Roy Marten pada 02 Februari 2006, karena tertangkap
membawa Sabu-sabu seberat 3 gram di Jaksel.
Setelah melalui sidang yang rada pelik dengan dugaan ia dijebak, akhir
pengadilan menjatuhkan vonis 9 tahun penjara dengan mendapat remisi Roy Marten
keluar penjara 1 oktober 2006.
Pengalaman selama dibuih sebagai Narkoba, agar tidak terulang lagi dan agar orang lain tidak
merasakan penderitaan seperti itu maka ia mengaktipkan diri dalam penyuluhan
Narkoba bersama BNN. Ternyata kisah
Narkoba dalam kehidupan Roy Marten belum berakhir malah berlanjut ke jilid
II, 13 Nopember 2007 ia tertangkap di Hotel Novotel Surabaya bersama
ketiga temannya sedang mengkonsumsi Shabu dengan barang bukti shabu-shabu dan
alat isap, sehingga ia harus mendekam lagi di buih selama tiga tahun dan denda
Rp 10 juta meski ia menolak tuduhan tersebut.
Saya Pikir Cukup
sudah pengalaman dan cerita Roy Marten hidup
bersama narkoba. Saat ini, Ayah Gading Martin
pun telah hidupnya secara normal
dan siap kembali beraksi di film baru besutan Plus Picture Production, " TIGA
PILIHAN HIDUP ". Kebetulan ia diajak bermain dalam film
tentang Narkoba dan bicara soal narkoba
Roy menganjurkan agar film “ TIGA
PILIHAN HIDUP “ dapat ditonton semua masyarakat, karena
semacam penjelasan kepada masyarakat agar tahu seperti apa bahaya
narkoba, banyak pelajaran yang didapat di
film ini. Pesan moral film “ TIGA PILIHAN HIDUP “ hindari
dan jangan mencoba (narkoba)," ujar
Sidin Roy Marten.
Pecandu dan
bandar yang terus ketangkep maka mereka
itu memiliki 3 pilihan yaitu dipenjara, mati atau direhabilitasi. Roy sudah
10 tahun yang lalu menjalani peristiwa itu dan
sudah ia melupakan semuanya, dalam melakoni peran ini ia mengakui tidak mengalami
trauma dalam kesehariannya, malah ia berhasil lepas dari
narkoba dan menjalani hidup yang jauh lebih baik. Roy Marten pun menambahkan kalau narkoba bisa menjalar bukan cuma di
kalangan artis, tapi bahkan kalangan pejabat.
Kini Roy
Marten sudah kembali sebagai mana watak film-filmnya dahulu yang Periang, Berani, positip dan bebas serta jauh dari kehidupan
Narkoba yang menyesatkan. Saya teringat
kala masih Kuliah di Makassar tahun 1983
ketika pembuatan Film Tapak Tapak Kaki Wolter Monginsidi pada Scane ia akan
diadili, berlokasi di Kantor pengadilan Karabosi Sulsel Jalan Kartini, Roy Berbaju Kaos Oblong Cap Kodok Putih serta
celana Pendek tangan terikat dikepala, ditendang pasukan Belanda terjatuh dari
mobil dan merangkak ke kantor pengadilan.
Ketika itu kami sebagai piguran
yang di pagari pasukan Belanda ramai-ramai berteriak bebaskan Wolter merdeka merdeka !!.
Roy mengatakan, " Film ini tidak ada kaitannya dengan masa lalu
saya yang terjadi sepuluh tahun yang lalu. Hal itu hanya sebuah peran saja di
film tersebut. Jadi nggak ada maksud lain. Ya, kalau trauma yang teringat
kembali sih jujur nggak ada. Karena itu udah kejadian lama sekali dan hingga
sepuluh tahun saya nggak nyentuh barang haram tersebut ".
Kakek Gempita Nora Marten berharap agar semua kalangan masyarakat
menyempatkan diri untuk menyaksikan film 3 Pilihan Hidup. Pasalnya, film ini
mempunyai pesan moral yang baik untuk masyarakat. " Jujur film ini banyak pembelajaran
buat kita semua. Ia akan menunjukkan betapa mengerikannya narkoba. Dan kita
diberikan nasehat agar jangan coba-coba menggunakan barang haram itu. Kalau tidak kita akan berakhir dalam tiga
pilihan (penjara, rehabilitasi, dan kematian) yang disajikan film tersebut.
Jadi intinya hindari, jangan mendekati dan mencoba," tutup Roy Marten.
byBakriSupian
Roy Marten dalam Cintaku di Kampus Biru,
Film akan terasa hidup bila dilakoni Aktor yang bermutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar