NusanTaRa.Com
LaOde Sanir yang bermukim dijalur ini dekat Kampung Butun, ketika kutemui sedang mengangkat tali bentangan tempat Rumput laut mencantol dari perahu ke tempat penjemuran, mengatakan “ Meski perairan disini perairan kurang sempurna karena Ombak dan arus besar serta sering keruh oleh bawaan erosi sungai yang banyak bermuara kesini, tapi hasil kami masih lumayan pak sekitar 285 kg/panen “.
Perairan yang baik buat pertumbuhan Rumput laut adalah perairan pantai berpasir dan berkarang hingga 500 meter dari pantai, berperairan jernih kaya akan nutrisi, tidak tercemar, kedalaman hingga 80 meter, tidak berombak dan berarus besar serta tidak berada di jalur lalu lintas perairan. Dinas Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan Instansi terkait akan menertipkan perizinan dan pemetaan lokasi agar tidak mengganggu pelayaran. Jumlah Petani Rumput Laut Kabupaten sekitar 4.000 jiwa yang meliputi Nunukan Island, Sebatik Island, Sepanjang Pantai SeiMenggaris, Sebuku dan Sembakung.
Peluh terus mengucur tapi eksotika aktipitas Petani Rumput Laut sepanjang perjalanan yang mempesona membuat rasa mengayuh basikal itu terabaikan, hingga memasuki kampung sedadap serta SeiJepun untuk berehat menyasikan kebesaran Bangunan Islamik Center Hidayaturrahman Kabupaten Nunukan dan rutinitas penyeberangan kapal very ke Pulau Sebatik di Dermaga Very SeiJepun, serta geliat petani Rumput Laut disekitarnya dimana Truk mengangkut karung-karung berisi Rumput laut untuk dihantar ke Pelabuhan Tunon Taka Nunukan. Dan puncak Touring Goweis hari ini saya tutup di Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara Kelurahan Mensapa dengan rasa puas dan bangga, Alhamdulillah.
Mengisi hari libur Jumat Paska Nasrani
(25 Maret 2016) dengan aktipitas Self GoWeis mengitari RinGRoaD Nunukan Island sepanjang 25 km, Jarak RinGRoaD
sebenarnya yang mengitari Nunukan Island 45 km tapi sekitar 20 km
belum selesai artinya harus merambah hutan dan kebun rakyat serta sebagian
masih terhadang pemukiman rakyat.
GoWeis kali ini dimulai dari Desa Binusan dan berakhir di Kelurahan
Mensapa atau daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara.
Sebagaimana Ringroad pada umumnya yang beraspal dengan kelebaran 30 meter sepanjang perjalanan mulus tanpa hambatan, tapi yang saya lalui kali ini agak beda karena tidak semua medan dilalui sebagaimana mestinya karena berbagai hambatan yang dialami Pemda Nunukan sehingga tidak demikian adanya. Selain sekitar 20 km belum terealisasi sebagiannya lagi hanya berupa jalan tanah belum beraspal tapi telah dilalui Mobil atau tidak dibangun karena terhadang titik keramaian seperti Perkampungan, Jembatan dan Pasar.
Sebagaimana Ringroad pada umumnya yang beraspal dengan kelebaran 30 meter sepanjang perjalanan mulus tanpa hambatan, tapi yang saya lalui kali ini agak beda karena tidak semua medan dilalui sebagaimana mestinya karena berbagai hambatan yang dialami Pemda Nunukan sehingga tidak demikian adanya. Selain sekitar 20 km belum terealisasi sebagiannya lagi hanya berupa jalan tanah belum beraspal tapi telah dilalui Mobil atau tidak dibangun karena terhadang titik keramaian seperti Perkampungan, Jembatan dan Pasar.
Di Jembatan Sungai Binusan star
Goweis di mulai, sebelah hulunya terdapat Pasar Inpres Desa Nunukan tepat disiring Sungai
tempat masyarakat mendapatkan kebutuhan sehari-harinya dan disisi hilir siring kiri-kanan sungai dibangun berjejer
tempat penjemuran Rumput laut dengan ukuran 4 x 5 meter bagian atasnya dari
bila nibung berjarak kemudian ditutup jaring kasa halus tempat Rumput laut
dijemur. Ketika itu terlihat Pak Jumain
dan rekannya (Warga Tidung) sedang
menjemur Hasil panen mereka kemarin mumpung matahari besinar. “ Saat
ini membentangkan Rumput laut di luar bakau sana (150 m) lebih memberikan harapan hidup Pak disamping jadi nelayan
sebagaimana biasanya !! “, Ujar sidin Pak Jumain.
Mengayuh Basikal sepanjang Desa Adat Kaum Tidung melalui perumahan dan Sekolah SMP, Kemudian melalui jalan eks bakau yang disisi kanannya membentang persawahan luas sebagian petak sedang tanam dan sebelah kiri Tambak dan hutan Bakau. Sedikit ekstra tenaga kukayuh basikalku mendaki gunung meninggalkan Kodim dan tak lama memasuki kampung SeiPatimah termasuk perkampungan Tidung yang sebagian beranda rumahnya berserakan tali berpelampung botol Aqua tempat rumput laut dicantolkan selanjutnya memasuki area Rumah Sakit Daerah Nunukan.
Mengayuh Basikal sepanjang Desa Adat Kaum Tidung melalui perumahan dan Sekolah SMP, Kemudian melalui jalan eks bakau yang disisi kanannya membentang persawahan luas sebagian petak sedang tanam dan sebelah kiri Tambak dan hutan Bakau. Sedikit ekstra tenaga kukayuh basikalku mendaki gunung meninggalkan Kodim dan tak lama memasuki kampung SeiPatimah termasuk perkampungan Tidung yang sebagian beranda rumahnya berserakan tali berpelampung botol Aqua tempat rumput laut dicantolkan selanjutnya memasuki area Rumah Sakit Daerah Nunukan.
Kampung SeiBilal yang berada
di atas laut dihuni kaum Bugis dan Tidung, Sepeda kukayah melewati jeramba seluas
1,50 m diapit rumah yang kadang menimbulkan bunyi bak gamelan kayu (Tok tok twook tok
tok), terlihat juga sebagian ibu-ibu sibuk menjemur dan melepaskan rumput laut
dari tali bentangan (30-50 m) hasil panen mereka kemarin. Perjalanan berikut ini terbilang asik
melalui jalan beraspal yaitu kawasan Pasar Eks kebakaran Pasar Yamaker, Kawasan
Ruko dan Pelabuhan Lintas Batas Liem Hie Jung, Pasar Inhutani dan Kampung Pukat
SeiBolong setelah melewati Jembatan SeiBolong Basikalkupun Meluncur di Pasar
Perbatasan (Hancur mis konstruksi), Perkampungan Pos Angkatan Laut dan lewat di
depan pintu Gerbang Pelindo Tunon Taka Nunukan.
Perjalanan dari Pelabuhan Tunon Taka
berikut ini menuju POS LANAL RI Nunukan 10 km dari semen beton terbilang mulus
sehingga sakit di spring bisa dikurangi.
Di area ini paling banyak bermukim Nelayan Rumput laut dengan membangun
barak-barak di sisi RinGRoaD diatas laut sebagai pemukiman, penjemuran (Jemuran Gantung) dan
dermaga perahu tak jauh dari situ anda akan menyaksikan deretan
panjang botolbotol Aqua mengapung di atas laut serta beberapa perahu nelayan
sibuk mengurus Rumput Lautnya. Salehuddan Pedagang pengumpul Rumput laut mengatakan, bahwa “ Petani rumput laut disini dapat
menghasil 360 kg/bulan dengan masa panen 45 hari serta harga Rp 8.000/kg
sehingga bersih perolehan per/bulan Rp 1.800.000 “. Eks TKI pak Lambert Duran warga NTT, “ Dengan
menebarkan Euchema cottoni ini diatas laut beta tara perlu lagi balik
menjadi TKI ke Malaysia karena sudah cukup “, katanya
dengan penuh semangat.
Meski keberadaan usaha Rumput laut di
Nunukan terbilang baru yaitu sejak tahun 2008 namun usaha pembinaan yang Gencar
dari Dinas Kelautan dan Perikanan, dukungan BI dan segenap masyarakat yang di
motori Bupati sejak tahun 2011 Kabupaten mencatat sebagai Kabupaten penghasil
rumput laut terbesar di Indonesia sekitar 220.731 ton, hasil rumput laut sebagian besar di pasarkan
ke Surabaya, Makassar dan Balikpapan.
Lamire Petani Rumput Laut warga Enrekang mengatakan bahwa, “ Saya
seorang pekebun pak tapi saat musim kemarau saya banyak mengerjakan Rumput Laut
untuk kebutuhan hidup disamping itu hasilnya yang lumayan Pak !! “.
LaOde Sanir yang bermukim dijalur ini dekat Kampung Butun, ketika kutemui sedang mengangkat tali bentangan tempat Rumput laut mencantol dari perahu ke tempat penjemuran, mengatakan “ Meski perairan disini perairan kurang sempurna karena Ombak dan arus besar serta sering keruh oleh bawaan erosi sungai yang banyak bermuara kesini, tapi hasil kami masih lumayan pak sekitar 285 kg/panen “.
Perairan yang baik buat pertumbuhan Rumput laut adalah perairan pantai berpasir dan berkarang hingga 500 meter dari pantai, berperairan jernih kaya akan nutrisi, tidak tercemar, kedalaman hingga 80 meter, tidak berombak dan berarus besar serta tidak berada di jalur lalu lintas perairan. Dinas Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan Instansi terkait akan menertipkan perizinan dan pemetaan lokasi agar tidak mengganggu pelayaran. Jumlah Petani Rumput Laut Kabupaten sekitar 4.000 jiwa yang meliputi Nunukan Island, Sebatik Island, Sepanjang Pantai SeiMenggaris, Sebuku dan Sembakung.
Peluh terus mengucur tapi eksotika aktipitas Petani Rumput Laut sepanjang perjalanan yang mempesona membuat rasa mengayuh basikal itu terabaikan, hingga memasuki kampung sedadap serta SeiJepun untuk berehat menyasikan kebesaran Bangunan Islamik Center Hidayaturrahman Kabupaten Nunukan dan rutinitas penyeberangan kapal very ke Pulau Sebatik di Dermaga Very SeiJepun, serta geliat petani Rumput Laut disekitarnya dimana Truk mengangkut karung-karung berisi Rumput laut untuk dihantar ke Pelabuhan Tunon Taka Nunukan. Dan puncak Touring Goweis hari ini saya tutup di Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara Kelurahan Mensapa dengan rasa puas dan bangga, Alhamdulillah.
byBakriSupian
Petani Rumput Laut disepanjang Pantai,
Manusia sukses dengan ilmu dan usaha yang berani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar