Kamis, 24 Maret 2016

GAFATAR DALAM TIGA DIMENSI, KEMASYARAKATAN, NEGARA DAN AGAMA

NusanTaRa.Com
Ahmad Mushaddeq (Nabi palsu) pendiri Al-Qiyadah Al-Islamiyah.


GAFATAR sebuah kelompok yang belum bisa dipastikan bentuknya, karena banyak sinyalemen yang memaknainya diantaranya Kelompok Soisal Budaya, Kelompok Ideologi sebuah Negara baru atau kelompok agama baru atau sekaligus merangkupi ketiga makna tersebut.   Namun kelompok ini tersebar hampir di seantero Nusantara dan sejak pertengahan 2015 hingga awal 2016 banyak menjadi bahan berita media massa seperti keberadaan pemukimannya yang tiba-tiba ada di pinggir kampung, Kisruh dengan warga sekitarnya, Pemulangan kekampung halamannya, Keterlibatan dalam berbagai aktipitas pemberdayaan masyarakat, Sikap yang bermusuhan, Keanehan di mata masyarakat sekitar dan sebagainya.

Persoalan yang sering mencuat seputar Gafatar selama ini lebih bersifat Community berbanding Personal,  karena mereka hadir disuatu daerah meski tidak dengan formalitas khusus sebagaimana Transmigrasi yang digalakkan pemerintah, tapi secara tiba-tiba communitas mereka hadir dalam satu bentuk kampung terpisah serta warga dengan pemahaman tersendiri dan berlainan dengan penduduk disitu baik keyakinan, sikap dan pergaulan. 

Beberapa pengakuan dari eks Gafatar menyimpulkan bahwa yang diajak membuat perkampungan tersebut terlebih dahulu direkrut atau diajak para pengurusnya, kemudian di ajarkan tentang pemahaman tertentu bisa berbentuk Ideologi, Keagamaan atau sikap,  kalau sudah sepaham  baru mereka dihantarkan untuk membentuk satu perkampungan di seantero Nusantara sesuai dengan referensi dan agenda yang telah dipersiapkan.

Kerusuhan di perkampungan Gafatar
Belakangan ini di beberapa daerah kelompok ini mengalami konplik dengan penduduk setempat sehingga terjadi perkelahian, pembakaran kampung, pengusiran oleh penduduk setempat dan pemulangan ke kampung halaman mereka.   Kalimantan Barat sekitar 4.500 para Gafatar siap diungsikan kedaerah mereka, di Kalimantan Timur sekitar 230 orang telah dikembalikan ke Makassar, di Papua, Sumatera dan tempat lain.   Keadaan ini menjadi satu kerja berat bagi pemerintah dalam hal menempatkan mereka harus dimana ?,  Apakah daerah penempatan menyetujui penempatan itu ? kecuali jika benar-benar ke kampung halaman,  Terhadap paham mereka apakah tidak berbahaya buat masyarakat dan Negara ?, serta Dana penyelenggaraan oleh siapa ? dan sebagainya.

Mencermati golongan Gafatar atau Gerakan Fajar Nusantara yang dipimpin Mahful M Tumanurung berdiri 21 Januari 2012 dan membubarkan diri 14 Agustus 2015 karena berbagai alasan sehingga sejak itu anggotanya diberi kebebasan menjalankan program dan keyakinan.    Di daerah-daerah kelompok ini mendaftarkan sebagai organisasi Sosial dan Budaya sehingga sering tampil dalam kegiatan Donor darah, Pelatihan Bencana, Pelatihan UKM dan sebagainya.   Golongan ini aktip mengembangkan anggota dengan mengajak dan mempengaruhi masyarakat disekitar dengan ajaran dan paham yang diberikan sangat asing dengan paham agama dan ideologi negara yang dipahami masyarakat disitu.  

Gafatar masih berkiblat pada organisasi Al-Qiyadah Al-Islamiyah (Alqi) atau Komunitas Millah Abraham (Millah) yang didirikan seorang nabi palsu Ahmad Mushaddeq yang berasal dari Pasantren Al-Zaytun yang mengaku sebagai Mesias, dan Al-Masih Al-Maw’ud.     Sepak terjang Al-Qiyadah Al-Islamiyah mendapat sorotan besar pada akhir tahun 2006, sehingga MUI menyatakannya organisasi ini sesat pada 4 oktober 2007 dan selanjutnya Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 23 April 2008 memvonis pimpinannya Ahmad Mushaddeq 4 tahun penjara atas penodaan agama.   Bendera Al-Qiyadah Al-Islamiyah terus berkibar sesuai dengan rapat pengurus 12 September 2009 dengan berganti nama menjadi Millah Abraham (Komar) kemudian berganti menjadi Gafatar yang membubarkan diri pada 14 Agustus 2015.

Gafatar sulit untuk dipisahkan dengan ideologi dan keagamaan karena beberapa ajarannya terkait dengan hal tersebut,  Ajaran ini menyangkal Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir tapi justru mengakui Ahmad Mushaddeq sebagai nabi terakhir.   Inti pengajaran yang dikembangkan adalah wahyu yang diterima Ahmad Mushaddeq bukan dari kitab  tetapi pemahaman yang benar dan aplikatipnya mengenai ayat-ayat dari kitab Millah Abraham yaitu penggunaan Al-Qur’an, Injil dan Taurat.  Smua kepengurusan Gafatar berbai’at kepada kenabian Ahmad Mushaddeq  sebagai nabi terakhir Al-Masih Al-Maw’ud.

Lebih jauh lagi ditemukan bahwa Gafatar yang telah membubarkan diri ini berkembang menjadi Millah Negara Karunia Tuhan Alam Semesta (NKAS) yang berideologi ingin membentuk Negara di bawah Millah Abraham.   Kelompok ini aktip mencari dan mempengaruhi anggota baru dari kalangan muda dan sarjana untuk bergabung kemudian ditempatkan di daerah yang telah di rencana.   Tahun 2013 pengurus Gafatar mengakui memiliki kepengurusan di 34 Provinsi dengan keanggotaan 240.000 orang.   Eks Gafatar Kalimantan Timur mengakui bahwa, mereka disuruh menabung untuk kemudian membeli senjata guna melengkapi sarana perjuangan mendirikan Negara NKSA.

Kejanggalan ajarannya, mengakui rukun Islam lima tapi sholat lima waktu tidak wajib cukup sholatul Lail, memiliki shahadat sendiri yang memasukkan nama Ahmad Mushaddeq sebagai nabi, Dosa dapat ditembus dengan membayar denda pada Ahmad M sesuai besaran yang ia tetapkan, Naik haji tidak wajib, menginjak Sampul al’quran tidak apa-apa karena itu hanya sampulnya  saja. Astaqpirullah Haladzim.
byBakkarangNunukan

Mahful M Tumanurung eks Ketum Gafatar
Agama berdiri selamatlah Masyarakat,
Gafatar kelompok agama dengan nabi yang sesat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...