NusanTaRa.Com
Kamis, 16-21 April 2015 berlangsung Pelatihan Tehnis Budidaya Padi bagi para petani di seluruh Kecamatan di P Sebatik Kabupaten Nunukan yang diikuti 35 petani. Pelatihan ini merupakan Program Kegiatan Balai Besar Pelatihan Petani Binuang Kalimantan Selatan bekerja sama dengan Pemda Kabupaten Nunukan dan Pusat Pelatihan Petani Perdesaan Swadaya (P4S) MASPUL II yang berada di Kecamatan Sei Pancang sebagai penyelenggara kegiatan.
Pelatihan ini bertujuan mendukung program pemerintah dibidang Ketahanan Pangan melalui Swasembada Pangan yang berdaulat dalam hal ini termasuk swasembada Padi bagi kebutuhan pangan nasional. Untuk itu pembekalan bagi Petani dengan berbagai pengetahuan tehnis Budadaya Padi diharapkan akan meningkatkan kemampuan petani padi dalam meningkatkan produksinya khususnya di Kawasan Perbatasan P Sebatik daerah yang berhadapan langsung dengan negara Malaysia sehingga kemampuan tersebut akan mewujutkan P Sebatik sebagai beranda terdepan NKRI yang handal dan berwibawa termasuk dalam ketahanan pangan dari pihak asing.
Djatmiko Camat Kecamatan Sebatik Utara yang membuka acara ini mengharapkan agar para petani yang mengikuti pelatihan ini benar-benar memanfaatkan dengan baik sehingga ketika pulang ada sesuatu yang baru (lebih baik) yang akan diterapkan dalam usaha taninya. Kesuksesan petani dalam meningkatkan produksi padi tentunya akan mengurangi ketergantungan masyarakat Sebatik akan beras yang di datangkan dari Malaysia atau dari daerah Indonesia lainnya.
Materi yang disajikan dalam pelatihan ini tentunya berdasarkan standar yang diikeluarkan BBPP Binuang meliputi mata ajaran Pengolahan Lahan, Pembenihan, Penanaman, Pemupukan, Hama dan Penyakit, Penyiangan, Pemanenan, Pasca Panen, Jajar Legowo, Padi Organik, Pupuk organik, Pola Tanam Sri dsbgnya, Selain pembekalan teori para peserta pelatihan juga akan mengikuti sehari pull praktek lapangan tentang materi yang telah dipelajari. Tenaga pengajar dalam pelatihan ini terdiri dari pengajar BBPP Binuang Pak Ady, Pengajar P4S Maspul II yaitu Pak Masjidil dan Anwar dan dari PPL Pemda Nunukan Heru Wihartopo, Oji dan Khonsum.
P Sebatik yang terdiri dari lima kecamatan dengan jumlah populasi penduduk 40 ribu jiwa sebagian besar hidup dari Pertanian dan Nelayan, pada tahun 1980an dan 1990an Sebatik pernah mencapai kejayaannya dalam memproduksi Padi sehingga saat itu Swasembada Padi Plus, Sehingga beberapa daerah disekitarnya juga turut menikmati padi Sebatik yang tentunya lebih murah dan lebih sehat bahkan sebagian Petani dapat menjualkan beras mereka ke Malaysia.
Berbeda dengan saat ini, karena sebagian masyarakat Sebatik untuk dapat memenuhi kebutuhan pokoknya harus mendapatkan beras yang didatangkan dari Luar Pulau, ketidak sanggupan petani dalam swasembada padi sebagai mana dulunya disebabkan Laju pertumbuhan yang tinggi, luas lahan sawah yang sudah maksimal, dan terjadinya konversi lahan atau alih pungsi lahan sawah menjadi kepentingan lain seperti Jadi Perumahan dan jadi lahan Kelapa Sawit dan Coklat serta kemampuan tehnologi Budidaya pertanian padi di daerah Sebatik belum mampu mengangkat produksi yang tinggi sebagai yang dicanangkan produksi Nasional yaitu sekitar 5 ton/ha karena produksi petani masih berkisar 1,5 - 2,5 ton/ha.
Selain 35 petani tersebuut yang ikut pelatihan, Komandaan Kodim Sebatik juga menyertakan tiga orang anggotanya untuk turut bersama dalam pelatihan, karna menurut Bapak Muhammad Sudirman pihak ABRI dalam tugasnya sebagai keamanan nasional juga telah disepakati untuk turut mensukseskan Ketahanan Pangan Nasional dimana saja mereka bertugas. Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) dalam garis terdepan juga akan berusaha mendukung masyarakat yang ada diperbatasan untuk maju termasuk dalam pertanian, karena bila masyarakat sudah maju dan sejahtera maka pengamanan perbatasan tentunya akan semakin mudah.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Kabupaten Nunukan dalam kesempatan ini mengatakan bahwa pembangunan Pertanian dalam kerangka pembangunan Nasional masih dianggap sangat perlu dan mendesak mengingat sebagain besar angka kemiskinan (28 juta) di Indonesia berada di Kalangan Petani, Nelayan dan Buruh migran dan areal pertanian masih merupakan lahan terbesar. Kesuksesan pembangunan pertanian berdampak berkurangnya angka kemiskinan, semakin banyak peluang kerja yang tercipta, Terwujutnya ketahanan Pangan Nasional, melalui swasembada Pangan atau bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat.
Para petani yang mengikuti pelatihan Tehnis Budidaya Padi merasa bersyukur telah mengikuti pelatihan meski dengan susah payah tapi demi kebaikan kami harus terus berjuang untuk pertanian yang maju. Semoga bekal yang kami dapat selama pelatihan bisa lebih memotipasi kami dalam menuju swasembada Padi di Sebatik dengan target produksi di atas 4 ton/ha.
Penutupan acara ini dilangsung pada hari senin dengan pemberian sertifikat yang dkeluarkan BBPP Binuang Kalimantan Selatan yang diberikan Utusan BBPP Pak Edy, Camat Pk Jatmiko dan pengurus P4S Bapak Masjidil. Pelaksanaan pelatihan ini diselenggarakan di ruang belajar milik P4S Maspul Sei Pancang pada siang hari.
byBakriSupian
P4S Yess Yesss ...... Padi Swasembada,
Produksi pertanian melimpah Mewujutkan Ketahanan Pangan Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar