-->
by Bakri Supian
Merupakan kali kedua Goweis di Perbatasan
Pulau Nunukan, Sabtu 02 Februari 2013
jalur yang aku pilihan kali ini RinGRoad Jalur tengah, sebelumnya tahun 2012
menempuh RinGRoad jalur luar namun
persamaannya di lakukaan sendiri
sehingga rekan Goweis Nunukan
mengatakan “ Pengayuh Basikal
Persendirian BerHad “ hwaahaaa ……… istilah tersebut ada pengaruh bahasa Malaysia
karena daerah ini berbatasan langsung dengan Negeri Sabah Malaysia. Pemilihan jalur ini sekaligus pembuka
adventure goweis tahun 2013 karena sebelumnya rekan disini mengatakan bahwa
jalur ini sangat menantang melintasi hutan lindung dan Pull Tanjakan.
Pagi Jam 09.00 star dari Jln. Tien Suharto dengan pemanasan mutar
dikota, Pasar baru, Tanah Merah dan Alun-alun, tak lama berselang telah berada
di Pasir putih untuk merentas tanjakan pertama dengan kemiringan 45 derajat
sejauh 400 meter beraspal bukit armet terlalui dengan agak santai meski sempat
standing mengayuh terus melewati daerah persemaian dan perkuburan toraja dengan ornament khas Rumah Toraja, dari sini juga terlihat selat wallaceby yang mengitari P Nunukan. Setelah menempuh 25 menit dengan beberapa
tanjakan kali ini harus mendorong karena kemiringan 50 derajat panjang 200 meter
berbatu pengeras membuat menyerah,
setelah mengabadikan keindahan alamnya berupa selat Wallaceby, muara sebuku dan
daratan Kalimantan perjalan dilanjutkan melewati
simpangan tiga Pos jaga Kehutanan
disampingnya tersusun rapi pohon
penghijauan, menurut keterangan polhut kalau kekanan akan menuju ke Kampung
SeiFatimah dan Desa Binusan dan Kekiri menuju ke PanaMas dan Sei Semengkadu.
Sesuai rencana mengikuti Alur
kiri berupa jalan berbatu pengeras dan
sepanjang jalan ditumbuhi tanaman penghijauan, jalan cukup datar sekitar 500
meter selanjutnya beberapa tanjakan yang
rata-rata cukup tinggi tak heran disebut
Pull tanjakan meski belum melalui
semuanya, dan beberapa kali harus menolak sepeda hingga kepuncak yang menarik
jarak antara satu tanjakan dengan tanjakan lain tidak terlalu jauh hanya sekitar
100 – 150 meter ini membuat kurang Jeddah istirahat.
Sekitar 2 jam 20 menit sejak memulai perjalan jam 11.20, telah berada ditengah Hutan yang tipis dengan turunan tajam kemudian pendakian tertinggi di Rute ini, pada pertengah tanjakan spring lutut terasa sakit mungkin telah melalui beberapa tanjakan dan ini merupakan tanjakan pada gunung tertinggi di P Nunukan, sehingga harus mendorong sepeda hingga kepuncak. Di puncak gunakan kesempatan istirahat meminum bekalan dan roti serta mengabadikan pesona alam, dari ketinggian ini dapat terlihat seluruh perairan laut yang mengelilingi Pulau, sejak star hingga sampai ketempat ketinggian ini 70 persen tanjakan 15 persen datar dan 15 persen turunan semoga perjalanan selanjutnya merupakan kebalikan.
Sekitar 2 jam 20 menit sejak memulai perjalan jam 11.20, telah berada ditengah Hutan yang tipis dengan turunan tajam kemudian pendakian tertinggi di Rute ini, pada pertengah tanjakan spring lutut terasa sakit mungkin telah melalui beberapa tanjakan dan ini merupakan tanjakan pada gunung tertinggi di P Nunukan, sehingga harus mendorong sepeda hingga kepuncak. Di puncak gunakan kesempatan istirahat meminum bekalan dan roti serta mengabadikan pesona alam, dari ketinggian ini dapat terlihat seluruh perairan laut yang mengelilingi Pulau, sejak star hingga sampai ketempat ketinggian ini 70 persen tanjakan 15 persen datar dan 15 persen turunan semoga perjalanan selanjutnya merupakan kebalikan.
Istirahat selesai perjalan
dilanjutkan namun sebelumnya terlihat Burung Elang setinggi 30 meter memutar
diatas kepala seolah mengincar mangsa, perjalanan di mulai dengan turunan panjang
dan terlihat disebelah kiri longsor pada dua titik sehingga membutuhkan
penurapan agar badan jalan tidak hilang oleh erosi berikutnya, dijalan
berpapasan motor para petani. Benar rute berikut ini banyak melewati turunan
sehingga tidak terlalu berat namun pada beberapa titik memiliki turunan tajam
dan panjang serta bertanah terutama di turunan yang mengalami longsor sehingga
meski telah direm kendaran tetap terseret turun. Bisa saya katakan sejak awal hingga akhir
Rute ini memang full tanjakan 75 persen, hutan yang terlihat sekitar 60 persen
dengan kebun rakyat disela-sela hutan serta kebun Kelapa Sawit namun jalan yang
dilewati cukup asik dengan kelebaran 6 meter.
Setelah melewati beberapaa tanjakan
dan turunan akhirnya menyeberangi jembatan yang melintasi Hulu sungai Mensapa
disini mulai telihat perkebunan Sawit dan Kopi serta penambang pasir, penambang itu menjelaskan bahwa satu mobil
harga pasir Rp 200.000 serta menjelaskan
bibit karet yang dimilikinya akan ditanam disekitar hutan jadi selain menghasilkan karet juga akan mendukung penghijaun dilokasi
ini. Terlihat tanaman jagung penduduk
yang meliputi satu bukit 5 Ha namun belum berbuah dan Tumpukan Buah Semangka
yang akan di angkut Truk, wowww disini saya harus memikul sepeda karena
jalannya becek abiis mungkin karena sering dilalui truck pembawa pasir.
Tak lama saya pun telah berada di jalan aspal SeiJepun dan menyempatkan menyaksikan jembatan penyebrangan Very yang menghubungkan P Nunukan dengan P Sebatik, P Tarakan daerah pedalaman di Pomboliangan Sebuku, tentunya dengan jadwal waktu tertentu. Setelah agak membaik perjalanan pulang sejauh 14 km selanjutnnya melewati Kantor Bupati dan sederet perkantoran daerah Kabupaten Nunukan dan stadion Dwi Kora Sei Sombilang Nunukan, hingga sampai di rumah jam 13.45.
Tak lama saya pun telah berada di jalan aspal SeiJepun dan menyempatkan menyaksikan jembatan penyebrangan Very yang menghubungkan P Nunukan dengan P Sebatik, P Tarakan daerah pedalaman di Pomboliangan Sebuku, tentunya dengan jadwal waktu tertentu. Setelah agak membaik perjalanan pulang sejauh 14 km selanjutnnya melewati Kantor Bupati dan sederet perkantoran daerah Kabupaten Nunukan dan stadion Dwi Kora Sei Sombilang Nunukan, hingga sampai di rumah jam 13.45.
Enak di puncak dapat menatap jauh ke
dataran,
Bersepeda menantang alam menguatkan
wawasan.
K e r e n ................... ini benar2 asiippp
BalasHapus