EKSPEDISI KHATULISTIWA DI BUMI BORNEO 2012.
Tim Ekspedisi Khatulistiwa yang beranggotakan
1.530 orang prajurit TNI ,Mahasiswa , Menwa, Peneliti, Kepramukaan,dan Tokoh
Masyarakat Perbatasan yang akan melaksanakan ekspedisi disepanjang Perbatasan
Indonesia - Malaysia sepanjang 2.200 km yang berlangsung mulai 05 April 2012
hingga 17 Juli 2012. Thema ekspedisi
khatulistiwa adalah " PEDULI DAN LESTARIKAN ALAM
INDONESIA ", Ekspedisi ini diharapkan dapat Meningkatkan rasa cinta tanah Air
(CIPATA), Ekspedisi khatulistiwa merupakan bagian dari upaya mengenal kawasan border posisi
lintang dan bujur perbatasan baik identifikasi patok yang telah ada
maupun bentangan alam yang ada seperti Pegunungan, lembah, sungai, laut dan
lembah. Termasuk di dalamnya kondisi
Flora, Fauna, sosial, demografi,
geografi, kultur masyarakat
setempat serta komunikasi dengan masyarakat perbatasan, kegiatan tersebut dibagi dalam bagian sebagai
berkut :
KEGIATAN EKSPEDISI :
a. Penjelajahan : 1). Tim Sus
menjelajah Tanjung Datu (Provinsi Kalbar) s.d. Pulau Sebatik (Provinsi Kaltim)
sepanjang 2.200 km. 2). Tim Jelajah Sub
Korwil sesuai wilayah Korwil. 3). Tim Jelajah Laut Rawa Sungai dan Pantai
oleh Tim Marinir sepanjang 5.800 km
b. Penelitian : 1). Kehutanan. 2). Flora Fauna. 3). Geologi dan Potensi Bencana. 4).
Perbatasan.
c. Komsos (Komunikasi Sosial) : 1) Karya
Bhakti, 2) Bhakti Sosial, 3) Penghijauan,
4) Ceramah Kebangsaan.
Ekspedisi Khatulistiwa Borneo 2012 bergengsi kebangsaan ini terdiri dari komando pengendalian, tim Korwil, tim SubKorwil dan tim Unit SubKorwil (Penjelajah, Peneliti dan Kosmos) berikut ini :
Poskotis :
a. Kodam XII/Tanjungpura : 1) Korwil Kalimantan Barat : a). Sub Korwil Sambas kedudukan di Pelabuhan
Kamla Merbau, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh. b). Sub Korwil Sanggau kedudukan di Eks
Perum Bea Cukai, Desa Entikong, Kecamatan Entikong. c). Sub Korwil Kapuas Hulu kedudukan di Balai
TN Betung Kerihun, Desa Lanjak, Kecamatan Lanjak. 2) Korwil Kalimantan Tengah : a). Sub Korwil Puruk Cahu kedudukan di Km 45,
Desa Asam Tumpuk / Saripoi, Kecamatan Tanah Siang.
b. Kodam VI/Mulawarman : 1). Korwil Kalimantan
Timur : a). Sub Korwil Nunukan
kedudukan di Camp PT. Adi Mitra Lestari, Desa Tampilan, Wasan,
Kecamatan Sebuku. b). Sub Korwil
Malinau kedudukan di Lap. Bola Sentaban, Desa Sentaban, Kecamatan
Mentarang. c). Sub Korwil Kutai Barat
kedudukan di Lapangan Bola L. Bagun, Kecamatan : Long Bagun. 2). Korwil Kalimantan Selatan : a)
Sub Korwil Hulu Sungai Tengah kedudukan di Kaki Peg. Meratus, Desa Timan,
Kecamatan : Hantakan Murung Barabai.
1.
Tim Ekspedisi Khatulistiwa Subkorwil 03/Putus sibau menemukan
kodok purba yang berukuran sebesar ayam panjang 41 Cm, lebar 18 Cm, memiliki
kulit kasar dan terdapat tonjolan kasar.
Ditemukan di Gunung Batu Lobang Tanah, Putussibau, Kalimantan
Barat. Pimpinan Letda Inf Muhamad
Zoddiqul menemukan kodok yang diduga spesies langka tersebut saat menjelajah
patok perbatasan RI-Malaysia pada koordinat 3006 - 3992. Kodok lain yang
diketemukan adalah Bufo juxtasper kodok ini bisa bertahan sepuluh hari di
darat.
Perwira di Tim
Ekspedisi Khatulistiwa Subkorwil-1 Sambas Mayor Arh MN Komarudin menemukan fakta bahwa masyarakat di
perbatasan terutama di daerah pesisir umumnya mengidap hipertensi dan asam urat
tinggi, hal itu diketahui setelah tim
menggelar bakti sosial di Desa Temajuk dan Cermai di Kecamatan Paloh dan dilokasi ini mereka mengadakan
pengobatan gratis. Tim Sus Jelajah darat yg akan melintasi daerah perbatasan dari Patok A1 Tanjung Datu Kab. Sambas hingga ke P. Sebatik akan mengamati patok batas sepanjang perbatasan dan menemukan beberapa patok telah hilang dan mendapatkan beberapa titik sebagai daerah illegal logging.
Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Korwil 08 Hulu Sungai Tengah (HST) memperkirakan lokasi populasi dan habitat kijang emas (Muntiacus atherodes) di Kawasan Pegunungan Maratus, Kalimantan Selatan yang berbatasan dengan Kalimantan Tengah dan bersama Pegunungan Schwaner membentuk punggung dan puncak daratan Kalimantan. Kapten Pasukan Efendi Hermawan dan timnya yang menemukan di Desa Haratai Kecamatan Lakdoso Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kijang emas atau kijang kuning yang oleh warga setempat disebut kijang hilalang merupakan salah satu jenis kijang endemik Kalimantan yang sangat langka.
Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Korwil 08 Hulu Sungai Tengah (HST) memperkirakan lokasi populasi dan habitat kijang emas (Muntiacus atherodes) di Kawasan Pegunungan Maratus, Kalimantan Selatan yang berbatasan dengan Kalimantan Tengah dan bersama Pegunungan Schwaner membentuk punggung dan puncak daratan Kalimantan. Kapten Pasukan Efendi Hermawan dan timnya yang menemukan di Desa Haratai Kecamatan Lakdoso Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kijang emas atau kijang kuning yang oleh warga setempat disebut kijang hilalang merupakan salah satu jenis kijang endemik Kalimantan yang sangat langka.
kata : “ Dr. Ir. Abdul Haris Mustari, MSc. Tim Peneliti dari IPB”, diarea ini juga mereka menemukan Tupai Raksasa yang disebut Tangkarawak. Tim Ekspedisi Khatulistiwa HST diarahkan pada pendataan dan penelitian tentang kerusakan hutan, geologi, kekayaan flora dan fauna, sosial budaya, serta pendataan potensi bencana.
Tim Ekspedisi Khatulistiwa Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, Kapten Mar Tantahara, Menemukan Kepala ular itu segitiga, ekornya merah. Ini adalah ciri-ciri ular berbisa, dan peneliti UGM Kukuh Indra berupaya menangkap ular yang panjang lebih dari 100 cm. Trimeresurus sumatranus itu. ''Ini ular yang sangat langka, dikenal hidup di Sumatra,''. Selain itu ditemukan beberapa jenis ular, ular viper daun (anakan), ular viper palsu/berbisa (Psammodynastes sp), Viper hijau (Tropidolaemus waglerii) dan ular viper daun (Trimeresurus borneensis) dewasa. Tim menangkap ular viper itu di pokok pohon di Gunung Pindihan. Di Gunung Paku. Selama tiga minggu gerakan pertama, Tim telah mengumpulkan 72 spesies reptil dan amfibi. Didapatkan pula kodok sungai Bufo asper dan Kodok Bufo juxtasper.
Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Koordinator Wilayah 08 Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, selama penelitian dan penjelajahan berhasil mencatat 193 temuan. 72 temuan pada penelitian dan penjelajahan pada tahap pertama dan 121 temuan pada tahap kedua. Diantaranya 60 jenis kupu-kupu seperti Kupu-kupu Sayap Burung (Troides Andromache) dan Kupu-kupu Brook (Troganoptera brookiana) tergolong langka.
Penemuan lainnya ranggah/tanduk kijang emas (kepala) yang sudah mengering, burung enggang dan macan dahan yang ditemukan warga dalam keadaan sakit. Macan Dahan (Neofelis nebulosa) dengan ukuran panjang 15 meter merupakan jenis kucing terbesar di Kalimantan penyebarannya meliputi Pegunungan Himalaya, Cina bagian selatan dan Taiwan ke Selatan menuju semenanjung Malaysia, sedangkan di Indonesia sendiri ada di Sumatera dan Kalimantan. Babi Hutan Berjanggut (Sus barbatus), Kijang Muncak (Muntiacus muntjak), Sambar/Payau (Rusa unicolor). Lainnya, berbagai jenis primata seperti Lutung (Presbytis cristata), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan Kelasi Merah (Presbytis rubicunda).
Tim Ekspedisi Khatulistiwa Subkorwil IV Murung Raya Kalimantan Tengah dikomandani Lettu Inf Haris Puji, Menemukan bangunan mirip arsitektur candi dan hewan langka berupa kura-kura darat di Co 9581-0475 Tanjung Joang, kura-kura tersebut merupakan kura-kura darat dengan nama latin Manouria Emys dan merupakan kura-kura terbesar kedua di dunia setelah kura-kura Galapagos, hidup di pegunungan ketinggian 1000 meter dpl tersebar di Asia tenggara dan Cina Selatan, makananya yang utama adalah daun keladi (Kelp araceae), daun muda dan buah-buahan. Untuk status konservasi Appendix II CITES (dilindungi) dikarenakan sudah mulai punah.
Tim Penjelajah Ekspedisi Khatulistiwa Sub Korwil 04/Murung Raya menemukan air terjun. Air terjun ini ditemukan Tim Penjelajah I dipimpin Lettu Inf Muhtar di Desa Saruhung. Air terjun ini mengalir menuju turbin PLTA yang digunakan sebagai sumber listrik bagi warga. Di desa Kolam, Tim Penjelajah I juga menemukan air terjun dengan ketinggian sekitar 20 m jarak dari perkampungan (Desa Kolam) 3 km dan air terjun dengan ketinggian 35 m terletak sekitar 4 km dari perkampungan (Desa Kolam) dengan air yang cukup deras. Selain air terjun ditemukan juga Gua Bahuta oleh masyarakat setempat dipercaya tempat untuk menyembuhkan orang sakit.
4.
Tim ekspedisi khatulistiwa Sub-Korwil V Nunukan dipimpian Mayjen TNI
Wisnu
Bawatenaya, Pelepasannya oleh
Wakil Bupati Nunukan Hj. Asmah Gani
(3/4/2012). Tim Penjelajah 1 dipimpin Letda
Infantri Ananta telah berada di Patok
Perbatasan 187 di kilometer (KM)
78 dar arah sebatik Kec. SeiMenggaris
daerah
Kandoangan, secara keseluruhan Tim Ekspedisi ini akan meneroka kawasan
perbatasan sejauh 385 km dengan melewati 3.264 Patok Perbatasan. Tim
Penjelajah 2 telah finish yang dilepas
pada 30 mei dari arah barat Long Midang
menuju arah barat yaitu ke Lumbis
sejauh 104 km & Patok Perbatasan 1.957 buah
dipimpin Letda Infantri Bobby
Kotatcht.
Sejauh ini Tim Ekspedisi di Nunukan yang saat ini berada di SeiMenggaris, Unit Peneliti telah menemukan Flora & Fauna seperti Ular Phyton spesies baru dan satu ular yang menurut warga setempat aneh, 22 jenis tanaman obat (Halit, Lali, Penggo, Maraliel, Kulat, Pasak Bumi, Kayu Pengering, Mung, Tidu, Akar Amplas, Pengalit, Selong, Belung, Akar Kayu Darah, Rotan Merah, Akar Penawar Racun Kedayan, Kayu Knadikara, Pengingat, Keput, Kayu Serai, Seloang, Akar Sengkeret dan
Kayu Penahan), satlain berupa Beo (Gracula religiosa), Kacer
Sejauh ini Tim Ekspedisi di Nunukan yang saat ini berada di SeiMenggaris, Unit Peneliti telah menemukan Flora & Fauna seperti Ular Phyton spesies baru dan satu ular yang menurut warga setempat aneh, 22 jenis tanaman obat (Halit, Lali, Penggo, Maraliel, Kulat, Pasak Bumi, Kayu Pengering, Mung, Tidu, Akar Amplas, Pengalit, Selong, Belung, Akar Kayu Darah, Rotan Merah, Akar Penawar Racun Kedayan, Kayu Knadikara, Pengingat, Keput, Kayu Serai, Seloang, Akar Sengkeret dan
Kayu Penahan), satlain berupa Beo (Gracula religiosa), Kacer
(Copsychud sp),
Kuoa Raja (Argusianus argus), Gagak
Hutan (Carvus enca), Murai
Batu (Monticola sp), Kadalang Kembang (Phaenicopaheus javanicus), Ikan Baung,
Macan Dahan dan lain-lainnya. Di Desa
Tau Kecamatan Sebuku Tim Ekspedisi
menemukan seekor Gajah Borneo (Elephas maximus borneensis)seukuran
Kerbau
besar dengan kotoran yang berserakan. Unit Peneliti Geologi dan Potensi
bencana
menemukan kandungan Batu Bara di KM 15 SeiMenggaris diprediksi memiliki
kandungan kalori cukup tinggi, Unit Peneliti Sosial Budaya menemukan Bidan yag
melaksanakan prakteknya di bawah kolong rumah serta Kelas 1, 2 dan 3 SD yang
belajar di bawah kolong rumah karena jarak sekolah jauh dn harus melewati
sungai
besar yang kerap banjir namun kelas 4, 5 dan 6 tetap belajar di Sekolah.
Ekspedisi
Khatulistiwa nantinya akan dapat melakukan tugas pengenalan wilayah
sebagai teritorial
perbatasan dr berbagai aspek yang dapat meningkatkan ketahanan
nasional dan
akan dapat melancarkan satu pembangunan yang bersinergi dengn
berbagai proses
pembangunan seperti adanya pengenalan Geografis, Demografis dn
Potensi wilayah. Lebih jauh ekspedisi ini akan menjadi
pengecekan perbatasan yng
ada disepanjang perbatasan berupa patok dan alam dan
mengecek apakah masih
berada pada posisi yang sesuai. Semua hasil temuan tersebut nantinya akan
dilaporkan pd pihak terkait dan akan menjadi satu bahan dasar untuk perumusan
dalam pengembangan wilayah perbatasan.
Tim
Penjelajahan Unit-2, 14 anggta di mulai dr Pos Pamtas Long
Nawang Patok V 848
CO.04575472 menuju Pos Pamtas Apau Ping CO.6958 3935. Di
desa Long Gapit
dibangun Tugu
Khatulistiw dgn peletakan batu pertama oleh Letkol Inf M Yamin
Yono sebgai
komandan Subkorwil 6, berbentuk segetiga dgn dilengkapi dokumen
selama
kegiatan ekspedisi dan nama2 peserta ekspedisi Khatulistiwa Malinau.
Tim
Ekspedisi Katulistiwa Subkorwil Kutai Barat, Desa Suku Dayak Kenyah Batu
Majang menemukan belukar Anggrek Bambu (Arundina
graminifolia) sekitr hutan
hujan yg sedang berbunga Putih Ungu di bulan
April dn Mei. Di desa Long Bangun
ditemukan Kantung semar, beberapa anggrek dan Ular Wagler sangat beracun
(hemotoxin) dn Rumah adat Lamin yang dipergunakan sebaik bioskop saat musim
hujan. Tim Sosial Budaya bertugas mendata segala macam kekayaan budaya dn
cara hidup masyarakat,
seperti diketahui bhw di Kalimantan terdapat lebih 400 sub
Suku dayak
diantaranya yang ditemui Tim di Kecamatan Long Bangun adalah suku
Dayak Punan
yng merupakan suku Dayak Paling Primitip dan pola hidupnya masih
menyatu
dengan alam.
5.
Tim RALASUNTAI (Tim khusus, Rawa,
laut, Sungai dan Pantai) yang
terdiri dr Inta. Ampibi Marinir, Satuan 81 Gultor dan Paskhas 465
Pontianak tiba dgn selamat di Mako
Lanal Nunukan 18-6-2012 yng disambut Danlanal Nunukan Letkol Laut Eko Vidhianto, Kapten Marinir Mardiono dari Ketua Tim ekspedisi Wilayah Nunukan dan Aparat Pemkab (Hasan Basri).
Tim
Relasuntai bertolak dari Kalimantan
Barat pd 7 April 2012 menggunakan 2 unit Combat-boat 600 PK, dikomandani
Mayor Marinir Freddy Ardianszah mmbawa 17
orang personil dengan tugas utuk
menjelajahi perairan Laut, Sungai, Rawa, Pulau
dan Pantai yang dilewati mulai
dari pesisir Sambas Kalimantan Barat
hingga
Nunukan Kalimantan Timur yg berjarak 5.800 km dengan tugas
mengenali daerah
operasi yang dilewati, Karakteristik masyarakat setempat, adat
istiadat dan budaya,
alam sekitar serta potensi yang terkandung di setiap
daerah.
Di Kota
Bontang Kaltim Tim Ralasuntai
melaksanakan pengibaran bendera Merah
Putih di bawah laut sbg bentuk perayaan Harkitnas. Selama
lamisi ini berjalan 3 bln
mengalami banyak kendala namun dapat ditasi dengan segera seperti Mogok saat di
Banjarmasin, sakit, Pembacaan jalur yang belum dikenal serta perjalanan selama 3
bulan tersebut membuat
rambut peserta yang biasanya Cepak menjadi rambut
melambai-lambai dan memiliki
kumis tak terurus serta berewokan.
Sebenarnya masih sangat banyak lagi
kegiatan dan temuan yang telah dilaksanakan Tim Ekspedisi Khatulistiwa Borneo
2012 mulai dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Timur selama 3 bulan tapi tak dapat terkaper semua
di sini namaun apa yang ada di atas kiranya telah cukup memberikan gambaran
seputar aktipitas mereka yang sangat positip bagi membangun Kalimantan dan
meningkatkan kecintaan pada Bumi Borneo sebagai satu bagian dari Negara NKRI.
Akhirnya Menteri Kehutanan Zulkifli
Hasan dengan mendapat penyambutan secara adat
meresmikan Penutupan Ekspedisi
Khatulistiwa 2012 di Desa Long Alango, Kec. Bahau Hulu Kabupaten Malinau Kalimantan
Timur Senin 16 Juli 2012.
Ekspedisi Khatulistwa 2012 berupa
Penjelajahan Perbatasan, Rawa, Laut, Sungai dan Pantai yang telah berlangsung
selama selama tiga bulan didelapan titik di Pulau Kalimantan dan telah
menghasilkan sejumlah temuan positip berupa
hasil penelitian di bidang Kehutanan, flora, fauna, geologi serta potensi
bencana dan soaial budaya
By Bakri Supian
Berjalan berlari melintasi hutan
tanah air,
Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012
meningkatkan Cinta tanah air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar