Belum sempurna perjalanan anda jika
ke Kota Makassar yang biasa juga disebut sebagai Kota Angin mammiri atau Kota
Daeng bila belum mencicipi kuliner khas masyarakat Makassar yang diperkirakan
telah ada Sejalan dengan keberadaan kerajaan-kerajaan Makassar sekitar tahun 1538, dan
menu ini menjadi menu khas bagi kalangan raja.
Bagi saya pengalaman menikmati
hidangan Coto Makassar di mulai saat menuntut ilmu di Kota Daeng ini tahun
1978 ketika harga semangkoknya masih Rp 500 plus 2 buah
ketupat, dan tempat favorit yaitu yang biasa dikunjungi para Pejabat dan Artis
bila datang ke Kota Daeng adalah Coto Bajiminasa di Mangasa dan Pandang-Pandang
Sungguhminasa Gowa, memiliki resep asli seperti sajian Raja-raja Gowa yang
berjarak 5 km dari pusat kota Daeng, entah sekarang masih ada atau tidak. Ditempat ini biasanya para PNS khususnya
guru saya bertanding makan Coto caranya siapa yang paling sedikit makan akan di
hukum untuk membayar … hwaahaaaaa.
Karakteristik makanan ini berkuah dalam ilmu Tata Boga
termasuk Soup dengan isi berupa daging dan jeroan Kerbau yang telah dimasak
dengan baik sehingga semuanya terasa lunak dan sedap, Kuahnya terdiri dari
berbagai rempah seperti Merica, komiri, cengkeh, pala, sere, longkuas, kacang
dan lain2 lebih dari 40 macam ditambah pendamping berupa ketupat atau Buras dan
Sambal, Masakan ini lebih gurih bila
dimasak dengan Periuk tembikar dari tanah
(Korong butta bhs Makassar)
yang di sajikan dalam sebuah mangkuk.
Di atas meja akan disajikan Sambal, Kecap, Cuka atau limau sebagai penambah penyedap yang tentunya penggunaannya sesuai selera penikmat. Serta disajikan Ketupat, Buras (nasi dibungkus daung pisang persegi empat) tapi saat ini ada juga yang menyajikannya dengan nasi. Bisa menghabiskan dua mangkuk Coto + dua ketupat wah pasti akan memuaskan.
Untuk menemukan Warung " Coto Makassar " tidaklah sulit karena hampir anda temukan disetiap sudut kota dengan Gardu sederhana biasanya dipenuhi para pelanggan dan jangan heran jika sore hari sulit menemukannya karena banyak hanya menyajikan hingga siang hari (14.00), atau anda bisa menemukannya diruko lokasi perbelanjaan tentunya dengan situasi yang lebih enjoy bahkan saat ini hampir setiap mall pasti menyajikan menu khas kota Daeng. Ketika masih kuliah dulu yang saya ketahui ada Coto Bajiminasa di S Saddang, Coto di Jln Nusantara, Coto Jln. Ranggong, Coto Sentral dll.
Di atas meja akan disajikan Sambal, Kecap, Cuka atau limau sebagai penambah penyedap yang tentunya penggunaannya sesuai selera penikmat. Serta disajikan Ketupat, Buras (nasi dibungkus daung pisang persegi empat) tapi saat ini ada juga yang menyajikannya dengan nasi. Bisa menghabiskan dua mangkuk Coto + dua ketupat wah pasti akan memuaskan.
Untuk menemukan Warung " Coto Makassar " tidaklah sulit karena hampir anda temukan disetiap sudut kota dengan Gardu sederhana biasanya dipenuhi para pelanggan dan jangan heran jika sore hari sulit menemukannya karena banyak hanya menyajikan hingga siang hari (14.00), atau anda bisa menemukannya diruko lokasi perbelanjaan tentunya dengan situasi yang lebih enjoy bahkan saat ini hampir setiap mall pasti menyajikan menu khas kota Daeng. Ketika masih kuliah dulu yang saya ketahui ada Coto Bajiminasa di S Saddang, Coto di Jln Nusantara, Coto Jln. Ranggong, Coto Sentral dll.
Perkembangan sekarang Sajian Coto
dapat anda dapati di berbagai sudut Kota Makassar dan hampir disetiap Mall dan
pusat perbelanjaan dapat anda temui dengan rasa yang sangat Sedap, bahkan sajian ini tersedia pada berbagai kota di Nusantara bahkan diluar
negeri (Malaysia ketika saya kesana tahun 1998).
By Bakri Supian
Indah main Raga karena berdendang,
Coto Makassar sajian khas Kota Daeng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar