NusanTaRa.Com
byBakuINunukaN, 03September2017
byBakuINunukaN, 03September2017
Perjuangan ABDON
NABABAN selama hidupnya yang terlahir dari kecintaan pada hutan dan kelestarian
masyarakat adat membuatnya harus memiliki kepribadian yang menolak segala
bentuk kompromi terhadap pengrusakan hutan dan Norma adat. Untuk memperkuat gagasan tersebut ia
mendirikan dan berpartisipasi pada beberapa yayasan dan lembaga swadaya
masyarakat yang nantinya dapat mendukung perjuangan melindungi dan
menguatkan Hutan serta masyarakat Adat seperti AMAN (Aliansi Masyaraka Adat
Nusantara), WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), FWI (Forest Watch
Indonesia) dll. Beliau juga tercatat
seorang yang sangat gigih memperjuangkan kelestarian hutan dan menjaga tanah leluhur Batak
Sumatera Utara, semua itu membuatnya terpilih sebagai penerima Penghargaan “
RAMON MAGSAYSAY 2017 ", penyerahan penghargaan tersebut pada 31 Agustus 2017 di Manila.
Ramon
Magsaysay Award sebuah penghargaan bernamakan Presiden Filipina ke-3 yang bermula tahun 1957
di Manila. Penghargaan ini diberikan
kepada orang atau organisasi yang kepemimpinannya menghasilkan perubahan di
lingkungan sekitarnya dan menginspirasi orang-orang secara luas di kawasan
Asia. A Nababan menerima penghargaan ini
karena dinilai berani mengadvokasi dan menyuarakan masyarakat adat di
Indonesia serta dinilai memiliki kepemimpinan yang berprinsip dan berdampak
luas.
Dalam salah
satu Release AMAN menyebutkan bahwa hari ini, Ramon Magsaysay Award
Foundation telah mengumumkan bahwa salah satu Tokoh AMAN Abdon Nababan
terpilih sebagai penerima Ramon Magsaysay Award 2017 untuuk kategori " Community Leadership " dari seluruh Asia. Pengumuman ini dilakukan secara tebuka oleh
Ramon Magsaysay Award Foundation jam 10.00 waktu Manila yang dapat disaksikan
diseluruh Asia melalui Livestreaming, Abdon
Nababan sebelumnya menjabat Sekjen AMAN (Aliansi Masyarakatt Adat Nusantara)
periode 2007-2017 dan saat ini mengemban tugas sebagai Wakil Ketua
Dewan AMAN Nasional untuk periode 2017 - 2022
Sebagai seorang aktivis dan advokat lingkungan yang
getol membela hak-hak hutan dan masyarakat adat,. A Nababan telah aktif di
dunia pecinta alam sejak masa kuliah di Institut Pertanian Bogor seperti
bergabung di Lawalata IPB, Yayasan
Indonesia Hijau (YIH), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) di
tahun 1989, Yayasan Sejati, Perkumpulan Telapak dan Forest Watch
Indonesia (FWI). Semuanya itu telah
membentuk dan memperkaya kepribadiannya
terlebih dengan banyaknya berinteraksi dengan masyarakat adat yang hidup
dekat dengan hutan.
Abdon
Nababan berpandangan bahwa Masyarakat adat dipandang memiliki peran besar dalam
pelestarian hutan, sehingga ia merasa
perlu mengadvokasi tentang hak-hak
masyarakat adat melalui Aliansi
Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Salah
satu hasil perjuangan pria kelahiran Humbang 2 April 1964 ini dalam
mengembalikan hak hutan masyarakat adat adalah keputusan MK di tahun 2012 yang
menyebutkan bahwa "Hutan Adat Bukan Hutan Negara" (Putusan MK No.
35/PUU-X/2012). Kebijakan ini
melahirkan berbagai produk turunan
terkait hutan adat kemudian berlaku untuk melindungi hutan di bawah pengawasan
masyarakat adat. Berkat putusan tersebut
juga, pencantuman Peta Wilayah Adat sebagai Peta Tematik oleh Badan Informasi
Geospasial mulai dilakukan.
Di periode
kepemimpinan Abdon pula, AMAN memastikan pencantuman enam poin terkait
masyarakat adat di dalam visi dan misi Presiden Joko Widodo (dikenal sebagai
NAWACITA). Hasil paling nyata adalah penyerahan Surat Keputusan Pengakuan Hutan
Adat kepada sembilan masyarakat adat oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara
pada akhir Desember 2016. Selain itu AMAN juga secara aktif mendorong dan
memfasilitasi Rancangan Undang-Undang Masyarakat Adat (RUU MA). RUU ini kini
ada di Program Legislasi Nasional DPR RI untuk 2017.
Peraihan
Ramon Magsasay Award 2017 oleh Abdon
Nababan, menjadikannya anak bangsa keempat dari Indonesia yang
mendapatkan penghargaan tersebut, sebelumnya ada
Bang Ali Sadikin (Gubernur DKI Jakarta 1966-1967) tahun 1971, Abdurrahmah Wahid (Presiden ketiga RI) tahun
1993 dan Syafii Maarif (Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah) tahun 2008 sedangkan satu organisasi dari Indonesia yang
pernah mendapatkan penghargaan ini adalah Dompet Dhuafa di tahun 2016.
Release
resmi Ramon Magsaysay Award Foundation
Kamis, 27 Juli 2017, menetapkan pemberian penghargaan tersebut
pada 6 orang/organisasi dari Asia, yaitu Yoshiaki Ishizawa (Jepang), Lilia de
Lima (Filipina), Abdon Nababan (Indonesia), Asosiasi Pendidikan Teater Filipina
(Filipina), Gethsie Shanmugam (Sri Lanka), Tony Tay (Singapura). Mereka adalah
sosok-sosok atau organisasi yang kepemimpinannya mampu menyebarluaskan
keteladanan, integritas dalam menjalankan pemerintahan dan kegigihan dalam
memberikan pelayanan umum di masyarakat yang demokratis.
Adat kepribadian suatu kaum,
Ramon Magsaysay Award Abdon Nababan membela hutan dan Adat-Kaum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar