NusanTaRa.Com
Operasi
militer Myanmar oktober 2016 sehingga banyak warga rohingya yang
mati, teraniaya dan mengungsi ke Perbatasan Bangladesh, berakibat Badan PBB
di bidang HAM akan
menyelidiki tuduhan bahwa aparat
keamanan telah melakukan pembunuhan, penyiksaan, Pengusiran, pemerkosaan
dan ketidak adilan lainnya. Menanggapi
keputusan Badan HAM yang berpusat di Jenewa pihak Myanmar pada 25/3/2017 menyatakan penolakannya akan keputusan tersebut dengan anggapan bahwa
penyelidikan tersebut hanya akan “
mengobarkan konflik “.
Jumat, Lembaga HAM PBB tersebut " segera " akan meluncurkan sebuah misi pencari fakta ke
negara Asia Tenggara tersebut, dengan
tujuan mengungkap keterlibatan polisi
dan tentara dalam penganiayaan terhadap bangsa Rohingya di negara bagian Rakhine dengan
melakukan kekerasan dan pembunuhan. Para
anggota PBB yang mendengar kisah-kisah mengerikan dari para pengungsi, mulai dari
petugas keamanan yang menikam para bayi hingga tewas, membakar orang
hidup-hidup dan melakukan pemerkosaan bergerombol. Akibat dari sikap militer Myanmar tersebut
puluhan ribu warga etnis Rohingya terpaksa harus mengungsi dengan melintasi
tapal batas Negara Banglades.
Laporan
hasil penelitian berdampak sangat tidak
baik dan satu tekanan bagi pemerintahan
sipil pimpinan Aung San Suu Kyi yang
baru berusia satuu tahun, peraih Nobel
yang mendapat penghargaan global karena dinilai telah puluhan tahun
memperjuangkan demokrasi di bekas junta militer itu. Pemerintahan kurang kuat dalam
pengontrolan angkatan bersenjata tapi dengan tegas menolak seruan untuk
penyelidikan Internasional terkait pertumpahan dara tragedi Oktober di Rakhine. Sabtu Kemenlu Myanmar menyatakan “
Sudah memisahkan diri dari resolusi itu secara keseluruhan “ yang bermakna mencabut semacam komitmen,
untuk menghalangi penyelidikan PBB.
Keputusan pemerintah Myanmar menolak resolusi yang akan diajukan Kelompok
HAM PBB untuk menggelar penelitian atas ketidak manusian militer bagi etnis
Rohingya Oktobr 2016 ternyata mendapat dukungan dari Pemerintah China dan Rusia
dengan menghalang - halangi resolusi yang
akan dikeluarkan Dewan Keamanan PBB sebanyak
15 negara. " Kami berusaha memajukan ... beberapa usulan
namun kesepakatan tidak tercapai di dalam ruangan itu ",
Ujar SiDin Matthew Rycroft, Duta
Besar Inggris untuk PBB, Matthew Rycroft
dan menjadi presiden Dewan
Keamanan bulan Maret, pada Krue NusanTaRa.Com.
Tindakan itu
kemungkinan bisa mengarah pada kejahatan terhadap kemanusiaan dan genoside, sehingga atas permintaan Inggeris dan Uni Eropah
mendesak PBB untuk menangani kasus dengan menurnkan Tim pencari pakta. Rancangan pernyataan singkat yang sempat
dibaca Reuters itu berbunyi " mencatat dengan keprihatinan munculnya
bentrokan baru di beberapa wilayah negara itu dan menekankan pentingnya akses
kemanusiaan ke wilayah-wilayah yang terkena dampak ".
Sejumlah diplomat mengatakan negara tetangga Myanmar, China
dengan didukung Rusia
menghadang pengesahan pernyataan
tersebut.
" Pembentukan misi pencari fakta internasional
akan lebih mengobarkan konflik, ketimbang menyelesaikan masalahnya pada saat
ini ", tambah kementerian Luar Negeri.
Meski Pemerintah tidak mengesahkan penelitian lanjut dari Badan PBB tapi
mereka melaksanakan semacam penyelidikan Domestik mengenai kemungkinan
kejahatan di Rakhine. Kelompok-kelompok
hak asasi manusia dan PBB menyebut lembaga yang dipimpin oleh bekas jenderal
yang menjadi Wakil Presiden, Myint Swe, tidak bergigi dan tidak memadai untuk
meneliti atau mengungkapkan kasus tersebut.
Tragedi
oktober yang baru-baru terjadi hanyalah bagian kecil dari konflik terkini yang
menjadi penderitaan warga Rohingya yang
tidak bernegara, yang kewarganegaraannya ditolak dan menghadapi diskriminasi
brutal di negara dengan mayoritas penduduk Buddha itu. Sejak
tindakan kekerasan tahun 2012 menerpa warga Rohingya lebih dari 120.000
warganya terpaksa harus berada di Kamp-kamp pengungsian yang suram, Penampungan
bobrok, kotor dengan minimnya akses
Pangan, Pendidikan dan Layanan Kesehatan.
byMcDonalDBiunG
Rohingya tragedi Kemanusian di Myanmar,
Myanmar Pengusutan Kasus Rohingya membuat Konflik Besar.