NusanTaRa.Com
Azan berkumandang pemanggil sholat,
Masjid rumah Allah tempat orang Islam berdoa dan sholat.
Mesjid merupakan suatu rumah ibadah bagi ummat Islam tempat melaksanakan Sholat, Pengajian, Zikir, Sekolah, Ceramah, Itikap, Shalawat dan berbagai ibadah lainnya, Indonesia dengan ummat Islam terbesar tentulah memiliki banyak mesjid yang dibangun sejak kedatangan Islam yang di bawakan para saudagar dan Muballik dari tanah Arab. Membangun mesjid tentulah satu tntunan wajib bagi ummat Islam karena dianjurkan berjemaah serta keberadaan ummat Islam yang cukup banyak di suatu wilayah selain sebagai sarana ibadah tentu juga untuk Ukhkuwah Islamiah.
Bangunan Mesjid umumnya berbentuk sebagaimana mesjid di zaman Nabi Muhammad sebagai pembawa Risalah Islam, memiliki bangunan utama tempat Jemaah sholat, Ruang Iman, memiliki Kubah entah bundar atau persegi dengan lambang bulan bintang diatasnya, Menara mesjid yang tinggi, Mimbar tempat berkhutbah, Tempat wudu dsbgnya. Berdirinya Mesjid di Indonesia berawal sejak masuknya Islam di Nusantara yaitu sejak Kerajaan Islam Samudera Pasai berdiri di Lhokseumawe Aceh Utara oleh Sultan Malik Al-Saleh tahun 1267 M, keberadaan mesjid tersebut tidak semuanya berdiri hingga kini di bawah ini ada 10 mesjid dahulu yang bertahan hingga kini sebagai mesjid tertua di Indonesia.
1. Masjid Saka Tunggal (1288 M)
Mesjid Saka Tunggal terletak di Desa Cikakak Kec. Wangon di bangun tahun 1288 M pada saat zaman kerajaan Singosari berdiri atau 6 tahun lebih awal dari berdirinya kerajaan Majapahit sebagaimana terpahat di pilar utama masjid. Proses pembangunan masjid kuno ini tertulis dalam buku karangan Kyai Mustolih sebagai pendiri masjid.
Kekhasan jemaah masjid ini setiap tanggal 27 Rajab mengadakan ziarah masjid dan membersihkan makam Kyai Jaro Mustolih. Di sebuut Saka Tunggal karena di masjid ini hanya memiliki satu tiang yaitu ditengah sebagai simbol bahwa ALLAH itu satu dan umumnya jemaaah ini mengikuti keyakinan Islam Aboge. Masjid ini terletak sekitar 30 km dari Purwokerto.
2. Masjid Wapauwe (1414 M)
Secara keseluruhan Masjid ini masih tampak sebagaimana dulu kubah, atap daan dinding setengah permanen tapi tetap terawat dengan baik, masjid " WAWANE " di Maluku yang dibangun tahun 1414 M di masa lampau dijadikan pusat penyebaran Islam di Maluku dan sokitarnya. Mulanya masjid ini bernama Masjid Wawane karena dibangun dilereng gunung Wawane by Pernada Jamilu seorang yang masih keturunan Sultanan Islam Jailolo dari Moloku Kie Raha (Maluku Utara).
Kedatangan Pernada Jamilu ke tanah Hitu sekitar tahun 1400 M untuk mengembangkan ajaran Islam pada lima negeri di sekitar pegunungan Wawane yaitu Assen, wawane, Atetu, Tehala dan Nukuhaly, namun sebelumnya telah dirintis oleh seorang mubalik dari Negeri Arab, kemudian nama masjid ini dirubah namanya menjadi " WAPAUWE ".
Masjid Wapuwe hanya berukuran 10 x 10 meter, sedang bangunan tambahan yang merupakan serambi berukuran 6,35 x 4,75 meter. Tipologi bangunannya berbentuk empaat bujur sangkar berukuran. Bangunan asli pada saat pendiriaannya tidak mempunyai serambi. Konstruksi bangunan induk dirancang tanpa memakai paku atau pask kayu pada setiap sambungan kayu.
3. Masjid Ampel (1421 M).
Masjid Ampel termasuk sebuah masjid kuno yang berada dibagian utara kota Surabaya Jawa Timur. Masjid ini didirikan seorang pemuka dan penyebar agama Islam di Surabaya kala itu " SUNAN AMPEL " yang makamnay terdapat di samping Masjid tersebut berupa sebuah kompleks makam Sunan Ampel.
Hingga kini besaran Sunan Ampel masih terkenal se Nusantara sehingga banyak ummat Islam yang datang untuk menjenguknya. Banyak pengunjung tersebut membuat Masjid Sunan Ampel dan Kompleeks makam Sunan Ampel menjadi salah satu tujuan objek wisata Religi di Surabaya. Masjid ini dikelilingi bangunan berarsitektur Tiongkok dan Arab. Di samping kiri halaman bangunan masjid Ampel terdapat sebuah sumur yang diyakini sebuah sumur yang dapat membawa tuah maka ketika pulang banyak pengunjung yang menjadikannya sebagai oleh - oleh.
4. Masjid Agung Demak (1474 M)
Masjid Agung Demak termasuk satu masjid tertua di Indonesia dan termasuk masjid yang terpenting dalam penyebaran agama Islam Wali Songo sebagai mana masjid Sunan Ampel. Masjid ini terletak di Desa Kauman, Demak , Jawa Tengah, dulunya dipercaya sebagai pusat berkumpul dan tempat penyebaran Islam para Wali Songo, bahkaan para wali bermusyawarah di masjid Demak untuk membahas penyebaran Agama Islam di Indonesia.
Masjid ini didirikan Raden Patah raja pertama dari kesultanan Demak Bintoro pada abad ke 15 M, Bangunan berbentuk bangunan Induk dan Serambi. Bangunan Induk memiliki empat tiamh utama yang disebut Saka Guru, tiang ini konon dari sepihan - serpihan kayu sehingga disebut Saka Tatal, bangunan serambi merupakan bangunan terbuka, Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit.
Konon ketika sunan Kali Jaga kesulitan memperoleh Kayu Jati, akhirnya mengumpulkan tatal-tatal dan diikat menjadi sebuah tiang yang hingga kini masih dilestarikan. Di dalam kompleks lokasi masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam rojo - rojo kesultanan Demak dan para abdinya. Di sana juga terdapat sebuah museum yang berisi berbagai hal mengenai berdirinya masjid Agung Demak.
5. Masjid Sultan Suriansyah (1526 M)
Untuk kepentingan penyebaran Islam di Kalimantan Selatan maka pada tahun 1526 M di bangun masjid Sultan Suriansyah oleh raja Banjar pertama. Masjid ini terletak di utara kecamata Kesehatan, Banjarmasin Utara, Banjarmasin daerah yang dikenal sebagai Banjar Lama merupakan ibukota Kesultanan Banjar untuk pertama kalinya.
Arsitektur bangunan masjid bergaya tradisionil Banjar dengan atap bangunan bersusun tumpang tindih. Gaya masjid tradisionil di Banjar mihrabnya memiliki atap sendiri terpisah dari bangunan utama. Masjid ini dibangun tepat di sisi sungai Kecamatan Kesehatan. Hingga kini masjid Suriansya masih terawat dengan baik dan semakin banyak pengunjungnya.
6. Masjid Menara Kudus (1549 M)
Sunan Kudus ( salah satu dari Wali Songo) pada tahun 1549 M atu 956 Hijriah membanguna sebuah masjid yang hingga kini disebut Masjid Menara Kudus di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Konon bangunan ini menggunakan batu khusus yang didatangkan dari Baitul Maqdis Palestina sebagai batu peletakan pertamanya.
Sebagaimana terlihat dalam kalender yang memuatnya bangunannya terlihat Unik dengan menara seperti Candi dan arsitekturnyapun merupakan perpaduan budaya Islam dan Hindu karena waktu itu masih banyak ummat Hindu. Hingga kinii masjid ini masih berdiri megah dengan pengunjung yang sangat ramai.
7. Masjid Agung Banten (1552 M)
Meski terbilang masjid tertua saat ini, tapi masjid ini masih banyak dikunjungi para penjiarah bukan saja yang datang dari Banten dan Jawa Barat, tetapi juga dari berbagai daerah di P Jawa dan dari Luar P Jawa, yaitu masjid Agung Banten.
Masjid Agung Banten terletak di kompleks bangunan masjid di Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang, Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570) Sultan pertama Kasultanan Demak seorang putra pertama Sunan Gunung Jati.
Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini adalah atap bangunan utama yang bertumpuk limas mirip pagoda China sebagai sebuah karya dari arsitektur China yang bernama Tjek Nan Tjut. Dua buah serambi yang dibangun kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama. Di masjid ini juga terdapat komplek makam sultan-sultan Banten serta keluarganya, makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sementara di sisi utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin, dan lainnya.
Menara yang menjadi ciri khas sebuah masjid juga dimiliki Masjid Agung Banten. Terletak di sebelah timur masjid, menara ini terbuat dari batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter, diameter bagian bawahnya kurang lebih 10 meter.
8. Masjid Mantingan (1559 M)
Salah satu masjid tertua di Pesisir pantai utara P Jawa adalah Masjid Mantingan Kecamatan Tahunan, Kab. Jepara Jawa Tengah. Masjid ini dibangun Kesultanan Demak tahun 1559 M Sebagai sarana pendekatan masyarakat Demak dengan Raja dan Allah, Pembinaan ummat Islam dan sarana penyebaran Agama Islam.
Model bangunan terlihat masih kental dengan arsitektur China seperti ubin-ubin lantai tinggi dengan kereta api-undakannya menggunakan bahan yang di datangkan dari Makao. Dinding dalam dan luar dihiasi piring tembikar bergambar biru, sedangkan dinding tempat imam berhiaskan relief persegi bergambarkn Margasatwa dan penari-penari diukir dibatu-batu kuning tua.
Pengawasan pekerjaan konstruksi ini dilaksanakaan tidak lain oleh Babah Liem Mo Han. Di dalam kompleks masjid terdapat makam sultan Hadlirin suami dari Ratu Kanjeng Kali Nya'mat dan adik ipar Sultan Tranggono penguasa terakhir Demak. Selain itu terdapat juga makam Waliullah Mbah Abdul Jalil yang disebut juga sebagai Syehk Siti Jenar.
9. Masjid Al-Hilal Katangka (1603 M)
Masjid ini dibangun tahun 1603 M pada masa pemerintahan Raja Gowwa-24, Aku Manga'ragi Daeng-Manrabbia Karaeng Lakiung, Sultan Alaudin. Kemudian pada tahun 1605 M mesjid ini benar-benar di rubah dan diberi nama Masjid Katangka Gowa.
Masjid berukuran 14 x 14,5 meter, tinggi bangunan 11,9 meter dan 90 Centi meter tebal dindingnya sehingga dua orang bisa shoolat di atas dinding jendolanya, bahan baku dari batu bata dengan atap ubin lantai porselin. Lokasi daerah Kobang, Katangka Gowa. Perbatasan Kodya Makassar dan Kabupaten Gowa.
10. Masjid Tua Palopo (1604 M)
Sultan Abdullah Matinroe seorang Raja Luwu merupakan pendiri masjid pertama di Palopo pada tahun 1604 M, Memiliki luas 15 meter persegi diberi nama " Orang Tua " karena usianya yang sudah tua. Sedangkan nama Palopo diambil dari kata dalam bahasa Bugis dan Luwu yang memiliki dua arti, Pertama, Penganan yang terbuat dari campuran beras ketan dan air gula, Kedua, memasukkan pasak dalam lubang tiang bangunan, kedua makna ini memiliki hubungan dengan proses pembangunan Masjid tua Palopo sebagai Pusat keIslaman Kesultanan Luwu ketika itu
1. Masjid Saka Tunggal (1288 M)
Masjid Saka Tunggal |
Mesjid Saka Tunggal terletak di Desa Cikakak Kec. Wangon di bangun tahun 1288 M pada saat zaman kerajaan Singosari berdiri atau 6 tahun lebih awal dari berdirinya kerajaan Majapahit sebagaimana terpahat di pilar utama masjid. Proses pembangunan masjid kuno ini tertulis dalam buku karangan Kyai Mustolih sebagai pendiri masjid.
Kekhasan jemaah masjid ini setiap tanggal 27 Rajab mengadakan ziarah masjid dan membersihkan makam Kyai Jaro Mustolih. Di sebuut Saka Tunggal karena di masjid ini hanya memiliki satu tiang yaitu ditengah sebagai simbol bahwa ALLAH itu satu dan umumnya jemaaah ini mengikuti keyakinan Islam Aboge. Masjid ini terletak sekitar 30 km dari Purwokerto.
2. Masjid Wapauwe (1414 M)
Secara keseluruhan Masjid ini masih tampak sebagaimana dulu kubah, atap daan dinding setengah permanen tapi tetap terawat dengan baik, masjid " WAWANE " di Maluku yang dibangun tahun 1414 M di masa lampau dijadikan pusat penyebaran Islam di Maluku dan sokitarnya. Mulanya masjid ini bernama Masjid Wawane karena dibangun dilereng gunung Wawane by Pernada Jamilu seorang yang masih keturunan Sultanan Islam Jailolo dari Moloku Kie Raha (Maluku Utara).
Kedatangan Pernada Jamilu ke tanah Hitu sekitar tahun 1400 M untuk mengembangkan ajaran Islam pada lima negeri di sekitar pegunungan Wawane yaitu Assen, wawane, Atetu, Tehala dan Nukuhaly, namun sebelumnya telah dirintis oleh seorang mubalik dari Negeri Arab, kemudian nama masjid ini dirubah namanya menjadi " WAPAUWE ".
Masjid Wapuwe hanya berukuran 10 x 10 meter, sedang bangunan tambahan yang merupakan serambi berukuran 6,35 x 4,75 meter. Tipologi bangunannya berbentuk empaat bujur sangkar berukuran. Bangunan asli pada saat pendiriaannya tidak mempunyai serambi. Konstruksi bangunan induk dirancang tanpa memakai paku atau pask kayu pada setiap sambungan kayu.
3. Masjid Ampel (1421 M).
Masjid Ampel termasuk sebuah masjid kuno yang berada dibagian utara kota Surabaya Jawa Timur. Masjid ini didirikan seorang pemuka dan penyebar agama Islam di Surabaya kala itu " SUNAN AMPEL " yang makamnay terdapat di samping Masjid tersebut berupa sebuah kompleks makam Sunan Ampel.
Hingga kini besaran Sunan Ampel masih terkenal se Nusantara sehingga banyak ummat Islam yang datang untuk menjenguknya. Banyak pengunjung tersebut membuat Masjid Sunan Ampel dan Kompleeks makam Sunan Ampel menjadi salah satu tujuan objek wisata Religi di Surabaya. Masjid ini dikelilingi bangunan berarsitektur Tiongkok dan Arab. Di samping kiri halaman bangunan masjid Ampel terdapat sebuah sumur yang diyakini sebuah sumur yang dapat membawa tuah maka ketika pulang banyak pengunjung yang menjadikannya sebagai oleh - oleh.
4. Masjid Agung Demak (1474 M)
Masjid Agung Demak termasuk satu masjid tertua di Indonesia dan termasuk masjid yang terpenting dalam penyebaran agama Islam Wali Songo sebagai mana masjid Sunan Ampel. Masjid ini terletak di Desa Kauman, Demak , Jawa Tengah, dulunya dipercaya sebagai pusat berkumpul dan tempat penyebaran Islam para Wali Songo, bahkaan para wali bermusyawarah di masjid Demak untuk membahas penyebaran Agama Islam di Indonesia.
Masjid ini didirikan Raden Patah raja pertama dari kesultanan Demak Bintoro pada abad ke 15 M, Bangunan berbentuk bangunan Induk dan Serambi. Bangunan Induk memiliki empat tiamh utama yang disebut Saka Guru, tiang ini konon dari sepihan - serpihan kayu sehingga disebut Saka Tatal, bangunan serambi merupakan bangunan terbuka, Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit.
Konon ketika sunan Kali Jaga kesulitan memperoleh Kayu Jati, akhirnya mengumpulkan tatal-tatal dan diikat menjadi sebuah tiang yang hingga kini masih dilestarikan. Di dalam kompleks lokasi masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam rojo - rojo kesultanan Demak dan para abdinya. Di sana juga terdapat sebuah museum yang berisi berbagai hal mengenai berdirinya masjid Agung Demak.
5. Masjid Sultan Suriansyah (1526 M)
Untuk kepentingan penyebaran Islam di Kalimantan Selatan maka pada tahun 1526 M di bangun masjid Sultan Suriansyah oleh raja Banjar pertama. Masjid ini terletak di utara kecamata Kesehatan, Banjarmasin Utara, Banjarmasin daerah yang dikenal sebagai Banjar Lama merupakan ibukota Kesultanan Banjar untuk pertama kalinya.
Arsitektur bangunan masjid bergaya tradisionil Banjar dengan atap bangunan bersusun tumpang tindih. Gaya masjid tradisionil di Banjar mihrabnya memiliki atap sendiri terpisah dari bangunan utama. Masjid ini dibangun tepat di sisi sungai Kecamatan Kesehatan. Hingga kini masjid Suriansya masih terawat dengan baik dan semakin banyak pengunjungnya.
6. Masjid Menara Kudus (1549 M)
Sunan Kudus ( salah satu dari Wali Songo) pada tahun 1549 M atu 956 Hijriah membanguna sebuah masjid yang hingga kini disebut Masjid Menara Kudus di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Konon bangunan ini menggunakan batu khusus yang didatangkan dari Baitul Maqdis Palestina sebagai batu peletakan pertamanya.
Sebagaimana terlihat dalam kalender yang memuatnya bangunannya terlihat Unik dengan menara seperti Candi dan arsitekturnyapun merupakan perpaduan budaya Islam dan Hindu karena waktu itu masih banyak ummat Hindu. Hingga kinii masjid ini masih berdiri megah dengan pengunjung yang sangat ramai.
7. Masjid Agung Banten (1552 M)
Meski terbilang masjid tertua saat ini, tapi masjid ini masih banyak dikunjungi para penjiarah bukan saja yang datang dari Banten dan Jawa Barat, tetapi juga dari berbagai daerah di P Jawa dan dari Luar P Jawa, yaitu masjid Agung Banten.
Masjid Agung Banten terletak di kompleks bangunan masjid di Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang, Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570) Sultan pertama Kasultanan Demak seorang putra pertama Sunan Gunung Jati.
Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini adalah atap bangunan utama yang bertumpuk limas mirip pagoda China sebagai sebuah karya dari arsitektur China yang bernama Tjek Nan Tjut. Dua buah serambi yang dibangun kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama. Di masjid ini juga terdapat komplek makam sultan-sultan Banten serta keluarganya, makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sementara di sisi utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin, dan lainnya.
Menara yang menjadi ciri khas sebuah masjid juga dimiliki Masjid Agung Banten. Terletak di sebelah timur masjid, menara ini terbuat dari batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter, diameter bagian bawahnya kurang lebih 10 meter.
8. Masjid Mantingan (1559 M)
Salah satu masjid tertua di Pesisir pantai utara P Jawa adalah Masjid Mantingan Kecamatan Tahunan, Kab. Jepara Jawa Tengah. Masjid ini dibangun Kesultanan Demak tahun 1559 M Sebagai sarana pendekatan masyarakat Demak dengan Raja dan Allah, Pembinaan ummat Islam dan sarana penyebaran Agama Islam.
Model bangunan terlihat masih kental dengan arsitektur China seperti ubin-ubin lantai tinggi dengan kereta api-undakannya menggunakan bahan yang di datangkan dari Makao. Dinding dalam dan luar dihiasi piring tembikar bergambar biru, sedangkan dinding tempat imam berhiaskan relief persegi bergambarkn Margasatwa dan penari-penari diukir dibatu-batu kuning tua.
Pengawasan pekerjaan konstruksi ini dilaksanakaan tidak lain oleh Babah Liem Mo Han. Di dalam kompleks masjid terdapat makam sultan Hadlirin suami dari Ratu Kanjeng Kali Nya'mat dan adik ipar Sultan Tranggono penguasa terakhir Demak. Selain itu terdapat juga makam Waliullah Mbah Abdul Jalil yang disebut juga sebagai Syehk Siti Jenar.
9. Masjid Al-Hilal Katangka (1603 M)
Masjid ini dibangun tahun 1603 M pada masa pemerintahan Raja Gowwa-24, Aku Manga'ragi Daeng-Manrabbia Karaeng Lakiung, Sultan Alaudin. Kemudian pada tahun 1605 M mesjid ini benar-benar di rubah dan diberi nama Masjid Katangka Gowa.
Masjid berukuran 14 x 14,5 meter, tinggi bangunan 11,9 meter dan 90 Centi meter tebal dindingnya sehingga dua orang bisa shoolat di atas dinding jendolanya, bahan baku dari batu bata dengan atap ubin lantai porselin. Lokasi daerah Kobang, Katangka Gowa. Perbatasan Kodya Makassar dan Kabupaten Gowa.
10. Masjid Tua Palopo (1604 M)
Sultan Abdullah Matinroe seorang Raja Luwu merupakan pendiri masjid pertama di Palopo pada tahun 1604 M, Memiliki luas 15 meter persegi diberi nama " Orang Tua " karena usianya yang sudah tua. Sedangkan nama Palopo diambil dari kata dalam bahasa Bugis dan Luwu yang memiliki dua arti, Pertama, Penganan yang terbuat dari campuran beras ketan dan air gula, Kedua, memasukkan pasak dalam lubang tiang bangunan, kedua makna ini memiliki hubungan dengan proses pembangunan Masjid tua Palopo sebagai Pusat keIslaman Kesultanan Luwu ketika itu
byMuhammaDBakkaranG
Azan berkumandang pemanggil sholat,
Masjid rumah Allah tempat orang Islam berdoa dan sholat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar