NusanTaRa.Com
Taman Budaya
Sendawar merupakan satu sarana bagi pengembangan,
memperkenalkan dan melestarikan segala kekayaan Budaya yang ada di masyarakat dan
bumi Kutai Barat sehingga potensi daerah dapat lebih mendukung
kemajuan daerah dengan tidak terlepas dari identitas kedaerahan sebagai jati diri. Sebagai pusat budaya maka di dalam taman
wisata terdapat pengembangan Etnis daerah
seperi Sanggar Seni masing-masing
etnis, di Kutai Barat terdapat enam etnis
besar diantaranya Suku Dayak Tunjung (Tonyooi),
Suku Dayak Bahau, Suku Melayu,
Suku Dayak Benuaq, Suku Dayak
Aoheng (Penihing) dan Suku Dayak
Kenyah.
Pusat Taman
Budaya Sendawar berada di bawah Pengelolaan Unit Pelayanan Tekniss Dinas (UPTD)
Luuq Taman Budaya Sendawar Dinas Kebudaayaan
Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kutai Barat, diresmikan Bupati Ismael homas, SH, MSi dengan
menghabiskan anggaran Rp 40 miilyar dan peresmiannya pada 05 November 2012. Tujuannya agar semua kekayaan Budaya etnis
yang ada di Kubar dapat dikembangkan bersama-sama disini termasuk segala kekayaan alamnya
dengan baik, selain itu taman ini berfungsi sebagai Museum Etnografi dengan
mengkoleksi berbagai barang penting bersejarah seperti Alat olah raga
tradisional, Aksesoris, Busana daerah, Patung-patung, Alat
Prtanian dan Alat ritual bersejarah. “ Saat
ini jumlah koleksi Taman Budaya Sendawar sekitar 240 koleksi
“, Ujar SiDin Timansyah Kepala UPTD
Taman Budaya Sendawar.
Pusat
Pengembangan Budaya Sendawar ini terletak di
Jalan Sendawar Raya Kota Barong Tongkok menempati areal seluas 14 ha.
Dipintu Gate depan terdapat Gapura bertuliskan “ Selamat datang di taman Budaya Sendawar “ tiangnya dihiasi ukiran patung manusia, melewati dua patung Macan Dahan hewan spesipik
daerah ini, dua unit bangunan berwarna putih berfungsi sebagai kantor dan
Museum dan melewati kolam air mancur
yang dihiasi patung-patung khas dayak disekelilingnya.
Dibagian
belakang tengah terdapat Panggung pentas yang di dapannya terdapat area lapang
dari semen yang luas tempat
penyelenggaraan upacara dan kiri kanan terdapat Rumah adat atau Lamin sebanyak 6 unit yang
mewakili 6 Etnis besar di Kubar. Ke enam
lamin tersebut Lamin Aoheng, Amin Bioq Kenyah, Luuq Tonyooi,
Lou Benuaq, Amin Bahau dan Lamin Melayu, ke enam bangunan pada dasarnya
ukuran dan modelnya sama berupa rumah panggung terbuka dengan ukiran khas dayak
namun pada posisi atap plang lantai dan atap setiap etnis memiliki ukiran
tersendiri yang berbeda, memliki dua
pasang tangga dan setiap tangga terdiri tiga tangga, dua berupa tangga kayu
biasa dan satu tangga dari kayu bundar.
Pada setiap bangunan tersebut terdapat Sanggar pengembangan budaya.
Pada setiap
hari minggu Taman Budaya Sendawar menyelenggarakan Pesta Budaya untuk hiburan,
pengembangan kesenian, menarik wisatawan dengan berbagai acara seperti acara
Tarian Hadog, Pemberian Gelar, Tarian Belian, Japin, Naik Uma Baru, Mengukir, Merajut dan berbagai
kegiatan kesenian lainnya. Selain itu Taman ini dijadikan pusat
pengembangan kerajinan Kutai barat agar konsumen mudah mendapatkan kerajinan
yang dibutuhkan dan memudahkan dalam pengembangan kerajinan daerah, “ hal
itu dilakukan dalam rangka memperkenalkan dan memudahkan baik Masyarakat Kutai
Barat maupun dari luar Daerah dalam mencari Kerajinan dan Kuliner khas Daerah
yang dimiliki “, Ujar SiGaluh Yayuk Seri
Rahayu Yapan ketua Dekranasda Kubar.
Disatu sudut
terdapat bangunan terbuka yang terisi dengan patung ukiran khas dayak yang berdiri pada satu tiang terukir, patung tersebut terdiri dari 7 pasang patung (laki-perempuan)
dengan ciri tersendiri ada yang memegang Buaya, Ikan, Burung Enggang, Ular,
kura-kura, Bunga dan sebagainya. Selain
pesta budaya dan Kesenian tempat ini juga sering dijadikan tempat kegiatan
upacara formal hingga tempat pertunjukan musik baik local maupun dari Luar daerah. Tempat ini diharapkan dapat menjadi pusat
melestarikan kesenian dengan menumbuhkan seniman mudah dan karya
baru serta sarana pemerintah dalam mendukung
dan membina kesenian dan budaya daerah Kubar.
byKariTaLa LA
Bumi Sendawar bumi Tanaa Purai Ngeriman,
Taman Wisata Sendawar Menyuburkan Budaya dan Kesenian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar