NusanTaRa.Com
SARAWAK RANGERS (1862 – 1963
) SATU LEGENDA PASUKAN LOKAL NUSANTARA
Pemimpin British (Inggris) di Malaya
Sir Gerald Templer pernah mengagungkan pasukan Sarawak Ranger sebagai Pasukan
Terbaik dari semua pasukan tentara yang
pernah bertugas di wilayah persekutuan Tanah Melayu dan di dunia, sehingga pasukan
tersebut terkenal dengan sebutan “ The Sarawak Headhunter “. Kehebatan Sarawak Ranger tersebut sempat
mengagumkan Presiden Republik Indonesia Soekarno dengan ucapan beliau ” Tentara Iban itu datang tidak diundang, kedatangannya tidak terlihat dan
tiba-tiba telah ada disekitar musuh, dan ketika pergi semua bala tentaraku
hilang nyawanya dengan keadaan badan dan kepala yang terpisah, mereka
sungguh pantas dibanggakan ”. Sarawak Rangers pasukan tentara
bayaran yang sangat Gagah dan Melegenda dengan
kehandalan menjejaki musuh serta keberanian yang tiada bandingnya dengan motto pasukan “ Agik Idup Agik Ngelaban “, sehingga Sarawak Rangers menjadi kebanggaan
Bangsa Serawak dari dulu, kini dan selamanya
Sarawak Rangers (1862 – 1963) merupakan
satu pasukan tentara bayaran yang dibentuk Rajah
Charles Brooke yaitu Rajah kedua Negara Sarawak pada Oktober 1862 dengan tugas
mengawal kegiatan dan keamanan petugas Inggeris di Serawak dan Persekutuan
Tanah Melayu. Pada awal berdirinya pasukan
tentara ini dianggotai anak-anak pribumi Sarawak dari Etnis Dayak Iban sebanyak
32 orang. Mereka dipilih hasil dari
kesepakatan Rajah Charles Brooke dengan kepala
suku setiap rumah etnik Dayak Iban yang mendukung kepemimpinan keluarga Brooke di Negara Sarawak. Pemilihan diambil berdasarkan perwakilan Jagoan dari setiap sub Enik Dayak Iban
dari kawasan masing-masing yang berani dan memiliki kemampuan berperang tinggi. Jadi pasukan ini
memiliki Jiwa perang yang tinggi ditambahkan dengan pelatihan militer modern dari dunia Eropa
maka kompliklah kemampuan pasukan ini.
Saat itu pasukan Serawak Ranger oleh Rajah Charles Brooke telah dimanfaatkan untuk perang terhadap musuh
dan penentang pemerintahannya dalam meluaskan Jajahannya dan kekuasaannya
ditanah Serawak. Sekitar tahun 1930an dunia menghadapi
kemerosotan ekonomi terparah yang berdampak juga pada kemampuan financial
bagi Kerajaan British/Ingeris di serawak dengan menurunnya kemampuan keuangan
dalam mendukung semua kegiatan mereka, sehingga untuk mengurangi pembiayan pihak Inggeris
pada 29 Februari 1932 membubarkan Serawak Rangers.
Pembubaran pasukan tersebut membuat beberapa anggotanya harus kembali kekampung halamannya dan banyak diantaranya di tarik mengabdi sebagai Polisi
Negara Serawak untuk menjaga keamanan Serawak bumi Kenyalang tesebut.
Ketika Perang dunia ke II meletus
pihak Inggeris yang berkuasa dengan sendirinya akan mempersiapkan diri dalam
pertempuran tersebut, mengingat Inggeris
tergabung dalam blok Sekutu bersama Amerika dalam menentang Infasi Jerman dan
Sekutunya Jepang yang akan meluaskan kekuasaanya ke arah Asia Timur dan Asia
tenggara termasuk Tanah Melayu dan Serawak.
Raja Charles Vyner Brooke dalam mengamankan kekuasaannya di Serawak
membentuk kembali Serawak Rengers dengan memanggil kembali mantan pasukan
terdahulu untuk membendung serangan Jepang yang akan masuk ke Serawak. Keperkasaan Pasukan Serawak Rangers terlihat
dalam pertempuran gigih mempertahankan
Kota Lutong, Miri dan Kuching pada Desember 1941, Puncak pertempuran terjadi ketika harus
mempertahankan pertahanan terakhir di Kuching, kekuatan Jepang yang ternyata
jauh lebih besar dan kuat membuat mereka harus berundur kekampung meninggalkan Kota
Kuching direbut Jepang.
Sebagaimana Pepatah orang Melayu “ Biar putih tulang jangan putih mata “ biarpun mereka telah terpukul mundur oleh
serangan Pasukan Jepang tapi Serawak
Rangers tak patah semangat untuk mempertahankan Bumi Serawak, ketika sepasukan Tentara Komenwel yang
dipimpin Mayor Tom Harisson dari Australia melaksanakan perang Gerilya di
hutan-hutan serawak yang dikenal sebagai pasukan “ Z “ pasukan Serawak Rangers
pun bergabung untuk mengusir pasukan Jepang disini tampak lagi keganasan dan heroisme
mereka dalam menundukkan satu persatu tentara Jepang, hinggalah pasukan Jepang
mengalah setelah Kota Hiroshima dan Nagasaki di Bom atom tahun 1945.
Ketika Tanah Semenanjung Malaysia
menghadapi pemberontakan komunis tahun 1948 yang dikenali sebagai zaman darurat komunis, Jagoan-jagoan dari Etnis Dayak
Iban ini menyumbangkan kepakaran tempur dalam membantu Kerajaan Malaysia melalui
dukungan Kerajaan British Borneo Sarawak yang membiayai mereka. Sebanyak 49 pasukan penjejak Etnis Dayak Iban dihantar ke Semenanjung Malaysia membantu pasukan komenwel memberantas pengganas
komunis pada waktu itu. Kepakaran dalam
menjejaki musuh di dalam hutan yang tidak ada bandingnya membuat Serawak Rangers
beranggotakan 49 orang yang seharusnya bertugas selama 3 bulan di
Semenanjung Malaysia beberapa diantaranya rela melanjutkan tugasnya. Dari 49 orang anggota 24
orang melanjutkan tugasnya yang kemudian bergabung bersama Gurkha dan Tentara Force 136,
sejak saat itu Jagoan-jagoan Etnis Dayak Iban yang bertugas ke Semenanjung Malaysia
silih berganti hingga tahun 1952 dengan jumlah pasukkan keseluruhannya mencapai 1.168 orang warga
Etnis Dayak Iban.
Mungkin sulit untuk dipercaya tapi
ini adalah realita sejarah, bahwa selama Pasukan Penjejak Etnis Dayak Iban ini
bertugas di Semenanjung Malaysia tersebut hanya seorang saja yang gugur, Kejadian itu terjadi pada 12 maret 1951 yang
menggugurkan Jaweng anak Jugah yang berasal dari Kapit Serawak. Mendiang gugur terkena tembakan rekannya secara
tidak sengaja karena ketika melakuan serangan hendap terhadap pengganas Komunis ia dikira anggota pengganas komunis. Reputasi pasukan Penjejak Etnis Dayak
Iban lainnya dalam perang di Semenanjung Malaysia apabila Awang anak Rawing budak Etnis Dayak Iban dari kampong Skrang dianugerahkan Pingat " George Cross " sedangkan Menggong
anak Panggit menerima Pingat " George " dari Kerajaan Great Britain (Inggeris) atas keberanian mereka dalam menyelamatkan
pasukannya di pertempuran melawan pengganas komunis Semenanjung Malaysia.
Meskipun Jagoan-jagoan Etnis Dayak Iban Sarawak ini telah bertugas
dalam tentara secara resmi cukup lama, tapi
penglibatan mereka sebagai pasukan tentara belum mendapatkan pengesahan secara
penuh. Untuk menjaga kebajikan
mereka dari segi Hak dan statusnya maka pada 01 Januari 1953 diadakan
kesepakatan antara Kerajaan British Borneo Serawak, Ketua Suku Etnis Dayak Iban dan Kerajaan
Koloni British, mendirikan Serawak Ranger Unit Tanah Melayu dengan pimpinan
utamanya yang pertama Letnan Kolonel C.J
Baird sehingga anggota Serawak Rangers resmi menjadi anggota tentara
sepenuhnya. Pembentukan Serawak
Rangers berikutnyapun terbentuk, 01 April 1960 Sarawak Rangers Unit Sarawak dan Borneo diresmikan
dengan pemimpin utamanya Tomlow anak Isa
yang merupakan seorang putra asli Etnis Dayak Iban seorang anak negeri
Jajahan.
Sarawak Rangers yang gagah berani dan
pakar yang banyak terlibat dalam penugasan perang seperti di
Semenanjung Malaysia dan Brunai serta di Serawak sendiri ketika itu, sebelum
bergabung dengan Malaysia, penugasan militer tersebut selama itu telah
menggugurkan banyak Putra Dayak Iban dan dimakamkan di sana, baru pada tahun
2011 sebanyak 21 jenazah Penjejak Etnis Dayak Iban yang telah gugur tersebut di
pulangkan ke bumi Serawak untuk dikebumikan kembali. Beberapa keterlibatan mereka dalam
pertempuran :
1.
Kempen mengamankan Sarawak era Rajah
Brooke.(1862 – 1942)
2.
Perang Gerilya melawan Jepang bersama
‘Reconnaissance Service Department’(RSD) di Sarawak. (1942–1945)
3.
Darurat Malaya. (1948 – 1960)
4.
Darurat Sarawak (1952 – 1953)
5.
Pemberontakan Brunei (1962)
6.
Konfrontasi Indonesia - Malaysia (1962
– 1963)
Dalam perjanjian kemerdekaan
Malaysia pihak Inggeris akan membentuk 2
buah batalion Tentara Rangers Malaysia selanjutnya dibentuk batalion ketiga yang
mendapatkan pengesahan dari Parlemen
British (House of Commons) oleh Secretary of State for Commonwealth Affairs 18 Julai 1963. Beberapa hari sebelum Sarawak dimerdekakan sebagai bagian dari Kerajaan
Malaysia 22 Julai 1963, Akibatnya Sarawak
Rangers dibubarkan dan kemudian 16 September 1963 anggota Sarawak Rangers dimasukka
kedalam Batalion Pertama Askar Ranger Malaysia. Batalion Kedua Askar Ranger
Malaysia terdiri dari pada anak tempatan North Borneo (Sabah) dan Batalion
Ketiga Askar Ranger Malaysia merupakan anak tempatan Tanah Melayu.
Kisah Sarawak Rangers dari tahun 1862 – 1963 yang
kemudian berubah menjadi Askar Ranger Malaysia pada akhirnya setelah
terbentuknya Federasi Malaysia pada 16 September 1963 yang memasukkan Serawak
dan Sabah. Sarawak Rangers merupakan satu
Legenda kebanggaan warga Serawak khusus Etnis Dayak Iban dalam kemiliteran dengan
keahlian tempur yang tinggi dalam membela Bumi Malaysia dan Serawak sebagai
tanah leluhur mereka.
Agik Idup Agik Ngelaban.
Salute Sarawak Rangers (1862-1963)
ByAndrewModol(FB)
Keluar masuk Hutan mencari Payau,
Ngayau suatu budaya Etnis dayak sejak dahulu.